Percepatan Perbaikan status gizi masyarakat
126
|
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 Selain itu terdapat 36,6 persen anak usia 6-23 bulan yang
mendapatkan makanan pendamping ASI yang cukup baik dari jenis maupun frekuensinya SDKI 2012.
Selain hal-hal spesifik gizi di atas beberapa permasalahan yang terkait dengan gizi dan perlu mendapat perhatian antara lain adalah
tingkat kesakitan anak termasuk diare, cakupan imunisasi lengkap pada anak usia 12-23 bulan, rendahnya akses terhadap sumber air
minum layak 66,8 persen serta rendahnya rumah tangga dengan akses terhadap sanitasi layak yang baru 59,8 persen Riskesdas 2013.
Pernikahan usia muda dan kehamilan pada remaja meningkatkan peluang terjadinya kekurangan gizi pada anak. Selain itu kekurangan
akses pada pangan yang disebabkan oleh kemiskinan dan infrastruktur yang kurang memadai ikut berkontribusi pada kerawanan pangan.
Prevalensi kelebihan gizi meningkat cukup tajam dan mengkhawatirkan terutama pada perempuan. Gizi lebih overweight
meningkat lebih dari dua kali antara 2007 hingga 2013 dari 14,8 persen menjadi 32,9 persen pada perempuan dewasa dan dari 18,8
persen menjadi 26,6 persen pada laki-laki dewasa. Pada anak balita, gizi lebih menurun dari 12,2 menjadi 11,9 persen selama periode
2010-2013 Riskesdas. Peningkatan gizi lebih berkorelasi dengan meningkatnya faktor resiko penyakit tidak menular.
Tantangan utama dalam peningkatan status gizi masyarakat adalah meningkatkan intervensi gizi spesifik, antara lain melalui
perbaikan gizi pada bayi, remaja, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta penanganan kelebihan gizi, peningkatan intervensi sensitif seperti
surveilans gizi, penguatan regulasi, kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan bagi upaya perbaikan gizi termasuk peningkatan jumlah dan
kualitas sumber daya manusia, meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan yang berkualitas, dan mendorong pola hidup makan
sehat terutama dengan penurunan konsumsi gula, lemak, dan garam untuk menurunkan faktor resiko penyakit tidak menular. Selain itu
disparitas masalah gizi yang cukup tinggi antar propinsi dan antar kabupatenkota serta disparitas permasalahan antar kelompok sosial
ekonomi masyarakat menjadi tantangan yang perlu diselesaikan. Tantangan lain diantaranya peningkatan peranan Pengembangan Anak
Usia Dini PAUD holistik integratif dalam pelaksanaan gerakan nasional percepatan perbaikan gizi.
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Perpres No. 42 Tahun 2013 menjadi landasan dalam integrasi intervensi spesifik
sektor kesehatan dan intervensi sensitif sektor di luar kesehatan yang sejalan dengan pembangunan gizi global yaitu Scaling Up
Nutrition SUN Movement. Gerakan ini difokuskan pada 1000 Hari
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
| 127
Pertama Kehidupan HPK dilakukan secara terpadu dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan serta dukungan komitmen
pengambil kebijakan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Sektor yang terlibat dalam gerakan nasional percepatan perbaikan gizi
antara lain kordinator pembangunan manusia dan kebudayaan, kesehatan, pemerintahan dalam negeri, perencanaan pembangunan,
pertanian, kelautan dan perikanan, pendidikan dan kebudayaan, perindustrian, perdagangan, sosial, agama, komunikasi dan informasi,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak,
serta kesekretariatan kabinet. Sedangkan di luar pemerintahan meliputi lain
dunia usaha dan masyarakat madani, dan perguruan tinggi, serta organisasi profesi
.