Jaminan Sosial Kerjasama Ekonomi Internasional

;= =? = A BCD E = F G H I J F G H K | 351 Reformasi kebijakan secara komprehensif dilakukan terhadap tiga bidang pokok yang secara langsung menyentuh pilar perpajakan, yaitu: a. Bidang administrasi, yakni melalui modernisasi administrasi perpajakan. b. Bidang peraturan, dengan melakukan amandemen terhadap Undang-Undang Perpajakan. c. Bidang pengawasan, dengan membangun bank data perpajakan nasional. Adapun strategi yang akan ditempuh untuk melakukan reformasi perpajakan secara komprehensif dan optimalisasi penerimaan perpajakan adalah: Penerimaan Pajak a. Peningkatan kapasitas SDM perpajakan, baik dalam jumlah maupun mutunya untuk meningkatkan rasio ketercakupan pajak LM x N OP Q R M SQ R ML T O ; b. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk insentif pajak untuk mendorong re-industrialisasi yang berkelanjutan dalam rangka transformasi ekonomi; c. Pemetaan wilayah potensi penerimaan pajak hasil pemeriksaan; d. Pembenahan sistem administrasi perpajakan; e. Ekstensifikasi dan intensifikasi pajak melalui perluasan basis pajak di sektor minerba dan perkebunan serta penyesuaian tarif; f. Peningkatan efektivitas penyuluhan; g. Penyediaan layanan yang mudah, cepat dan akurat; h. Peningkatan efektivitas pengawasan; dan i. Peningkatan efektivitas penegakkan hukum bagi penyelundup pajak LM x QP M U T OV Penerimaan Kepabeanan dan Cukai a. Penguatan kerangka hukum W Q S M W XR M Y Q Z OR [ melalui penyelesaianpenyempurnaan peraturan di bidang lalu lintas barang dan jasa; 352 | \] _ ] ` ] a b ] c \de fg h ijk l hij m b. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana operasi serta informasi kepabeanan dan cukai; c. Pengembangan dan penyempurnaan sistem dan prosedur yang berbasis IT yang meliputi no pq r c r ` Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan PPJK, peningkatan implementasi pintu tunggal nasional Indonesia Indonesia g ] s r p ] c t r ` c u v r w p w INSW; persiapan operator ekonomi yang berwenang a x s y por z uw { _ p p|r _ } n u o ] s po AEO dan pengembangan Tempat Penimbunan Sementara TPS; d. Ekstensifikasi dan intensifikasi barang kena cukai; serta e. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kepabeanan. Terkait PNBP, optimalisasi akan dilakukan dengan mengedepankan pengelolaan PNBP yang memanfaatkan teknologi informasi. Selain itu, penyempurnaan regulasi di bidang PNBP perlu dilakukan, terutama penyelesaian revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. Strategi yang akan dilakukan untuk mengoptimalkan PNBP adalah: a. Penyempurnaan regulasi; b. Optimalisasi PNBP migas dan nonmigas; c. Inventarisasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi PNBP yang dikelola oleh KL; d. Optimalisasi PNBP umum dan BLU; e. Kebijakan PNBP terpadu p u ` ] s u n p c r _ y; f. Edukasi ~ s ]  u yp c w u o ~ secara berkesinambungan.

2. Peningkatan Kualitas Belanja Negara Melalui Sinergitas

Perencanan Dan Penganggaran Untuk meningkatkan kualitas belanja negara, penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan anggaran negara perlu dilakukan. Dari sisi perencanaan penganggaran, penyempurnaan dapat dicapai melalui peningkatan keterkaitan perencanaan penganggaran pemerintah pusat RPJMN, Renstra, RKP, Renja, dan anggaran KL dan juga pemerintah daerah RPJMD dan APBD. Pemantapan juga harus dilakukan untuk pelaksanaan kerangka pengeluaran jangka menengah KPJM atau | u w r x |