88
|
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 daerah; ii melaksanakan rencana aksi adaptasi perubahan iklim
seperti yang tercantum dalam RAN-API secara terkoordinasi antara KL dan pemerintah daerah serta antar daerah; ii
mengembangkan indikator kerentanan dan memperkuat proyeksi dan sistem informasi iklim dan cuaca; iii menyusun kajian
kerentanan dan meningkatkan ketahanan resiliensi pada sektor yang sensitif serta pelaksanaan upaya adaptasi di daerah
percontohan; iv mensosialisasikan RAN-API kepada pemerintah daerah dan meningkatkan kapasitas daerah dalam upaya adaptasi;
dan v melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan adaptasi, khususnya di 15 daerah percontohan.
1.2.2.4 Kerangka Pendanaan
Dalam upaya penanganan perubahan iklim, masing-masing Kementerian
Lembaga melakukan
identifikasi kegiatan
dan pendanaan yang spesifik untuk menangani perubahan iklim. Upaya
tersebut mengacu pada rencana aksi yang tertuang dalam RAN-GRK dan diperkuat dengan rencana aksi adaptasi RAN-API. Pada
dokumen perencanaan pembangunan, pendanaan untuk perubahan iklim dikelompokkan menjadi 3 tiga bidang, yaitu: i bidang mitigasi;
ii bidang adaptasi; dan iii bidang pendukung untuk memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi seperti penguatan data dan informasi,
peningkatan iptek, kajian, dan koordinasi pelaksanaan. Pendanaan untuk penanganan perubahan iklim bersumber dari APBN anggaran
kementerianlembaga, DAK, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Hibah dari APBN, APBD, hibah luar negeri, dana perwalian, dan
swastamasyarakat.
1.2.2.5 Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
a. Kerangka Regulasi Upaya penanganan perubahan iklim dilakukan berdasarkan
Peraturan Presiden No. 612011 tentang Rencana Aksi Nasional Gas rumah Kaca, Peraturan Presiden No. 71 2011 tentang
Penyelenggaraan Sistem Inventarisasi Nasional, serta 33 Peraturan Gubernur terkait dengan RAD-GRK. Sementara,
pendanaan hibah perubahan iklim dilaksanakan berdasarkan Perpes No 802011 tentang Dana Perwalian. Sementara itu, upaya
adaptasi dilaksanakan mengacu kepada dokumen RAN-API yang akan terintegrasi di dalam RPJMN 2015-2019.
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
| 89
b. Kerangka Kelembagaan Penanganan perubahan iklim dilaksanakan dengan koordinasi
yang erat antar pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, daerah, masyarakat, maupun swasta. Di tingkat pusat, telah
dibentuk Tim Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri PPNKepala Bappenas
No. KEP.38M.PPNHK032012 tanggal 1 Maret 2012, untuk mengoptimalkan pelaksanaan RAN-GRK dan memudahkan
koordinasi dalam penanganan perubahan iklim mitigasi dan adaptasi. Tim tersebut terdiri atas Kelompok-kelompok Kerja
yang beranggotakan perwakilan dari KementerianLembaga lain, yakni kelompok kerja Bidang Pertanian, Bidang Kehutanan dan
Lahan Gambut,; Bidang Energi, Transportasi, dan Industri; Bidang Pengelolaan Limbah; Bidang Pendukung Lainnya dan Lintas
Bidang; serta Bidang Adaptasi Perubahan Iklim. Di tingkat daerahProvinsi, terdapat pula Tim Penyusun RAD-GRK yang
terdiri atas Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja Pokja I-IV sesuai dengan bidang dalam RANRAD-GRK. Adapun untuk dana
perwalian, telah diterbitkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pembentukan Lembaga Wali
Amanat Dana
Perwalian Perubahan
Iklim IndonesiaIndonesia Climate Change Trust Fund, dan Keputusan
Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Nomor KEP.33M.PPNHK032014 tentang Pembentukan Majelis Wali
Amanat Dana Perwalian Perubahan Iklim IndonesiaIndonesia Climate Change Trust Fund.
Ke depan, diperlukan penataan fungsi dan kewenangan berbagai lembaga yang menangani perubahan iklim, untuk mensinergikan
dan mengoptimalisasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perubahan iklim, serta menjawab dinamika tantangan
nasional dan dunia internasional.
1.2.3 Pemantapan Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa
Dalam Rangka Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Sejak kemerdekaan, Indonesia berhasil menjaga eksistensinya