338
|
ûü ýþ ü
ý ÿ ü ý
ü û
TABEL 3.19 GAMBARAN EKONOMI MAKRO 2015-2019
Perkiraan Proyeksi Jangka Menengah
2014 2015
2016 2017
2018 2019
Perkiraan Besaran-besaran
Pokok
Pertumbuhan PDB 5,3
5,8 6,6
7,1 7,5
8,0 PDB per Kapita ribu Rp
40.483 43.851
51.141 57.687
64.544,1 72.433,9
Laju Inflasi,
Indeks Harga
Konsumen 8,2
4,4 4,0
4,0 3,5
3,5 Nilai Tukar Nominal RpUS
11.600 12.000
11.950 11.900
11.850 11.800
Perubahan Kurs Rupiah Riil -8,11
0,36 -2,81
-2,66 -2,17
-2,17
Neraca Pembayaran
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 5,6
7,0 9,0
10,5 12,0
14,0 Pertumbuhan Impor Nonmigas
1,9 6,1
7,6 9,5
11,7 13,3
Cadangan Devisa US miliar 112,0
122,2 125,2
131,7 144,0
162,5
Keuangan Negara
Keseimbangan Primer
APBNPDB -1,0
-0,8 -0,9
-0,8 -0,6
-0,2 SurplusDefisit APBNPDB
-2,3 -2,2
-2,2 -2,1
-1,7 -1,2
Penerimaan PajakPDB 12,4
12,4 12,9
13,4 14,2
15,0 Stok Utang PemerintahPDB
25,3 26,3
24,5 23,7
22,6 21,1
Utang Luar Negeri 19,0
2,4 2,3
2,1 1,7
0,2 Utang Dalam Negeri
6,8 -0,2
0,0 0,0
0,0 0,0
Pengangguran dan Kemiskinan
Tingkat Pengangguran 5,7
5,5-5,8 5,3-5,6
5,2-5,5 5,1-5,4
4,0-5,0 Tingkat Kemiskinan
10,5 9,0-
10,0 8,5-9,5
7,5-8,5 7,0-8,0
5,0-6,0
3.2.2 Keuangan Negara
Reformasi keuangan negara dalam periode 2015-2019 diharapkan dapat mewujudkan sasaran-sasaran sebagai berikut:
1. Di akhir periode RPJMN, rasio penerimaan perpajakan ditargetkan akan mencapai 15 persen PDB.
| 339
2. PNBP ditargetkan terus meningkat dengan porsi dari pertambangan umum secara bertahap juga terus meningkat.
3. Realokasi subsidi energi ke belanja produktif: a. Pengurangan alokasi anggaran yang tidak tepat sasaran khususnya
belanja subsidi energi melalui peningkatan harga BBM dalam negeri secara langsung di akhir tahun 2014 sehingga rasio subsidi energi
turun dari 3,4 persen pada tahun 2014 menjadi 0,7 persen pada tahun 2019;
b. Penghematan subsidi energi dialokasikan pada belanja modal, sehingga alokasi belanja modal naik dari 1,8 persen PDB tahun 2014
menjadi 3,9 persen pada tahun 2019; c. Pengalokasian dana penghematan subsidi BBM serta pelaksanaan
SJSN kesehatan dan ketenagakerjaan dalam bantuan sosial; 4. Peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan anggaran negara
melalui: a. Penerapan
penganggaran berbasis
kinerja dan
kerangka pengeluaran jangka menengah berbasis sistem IT secara nasional.
b. Tingkat penyerapan anggaran yang selaras dengan capaian kualitas KL.
c. Perencanaan dan pelaksanaan dan
anggaran yang efektif. d. Pembiayaan dalam jumlah yang cukup, efisien, dan risiko yang
terukur. 5. Peningkatan kualitas pengelolaan desentralisasi fiskal dan keuangan
daerah melalui: a. Peningkatan DAK infrastruktur.
b. Pengelolaan dana
+ ,-
yang mengarah lebih besar dari pada
. ,-
c. Peningkatan kualitas pengelolaan DBH. d. Penurunan kesenjangan fiskal antar pusat-daerah dan antar
daerah. e. Pengendalian defisit keuangan daerah dan utang daerah.
340
|
12 34 2
3 5 2 3
6 7 2
8 19: ;
= ? A
=? B
6. Pencapaian kesinambungan fiskal yang ditandai: a. Menjaga rasio utang pemerintah dibawah 30 persen dan terus
menurun yang diperkirakan menjadi 21,1 persen pada tahun 2019.
b. Mengupayakan keseimbangan primer primary balance terus menurun hingga hingga tahun 2019
c. Menjaga defisit anggaran dibawah 3 persen dan pada tahun 2019 menjadi 1,2 persen PDB.
3.2.3 Moneter
Upaya Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan stabilitas moneter, diharapkan dapat mencapai sasaran inflasi yang telah
ditetapkan, disertai dengan terjaganya stabilitas nilai rupiah selama lima tahun mendatang. Terkait inflasi, sasaran diharapkan dalam lima tahun
mendatang adalah tercapainya inflasi yang setara dengan negara kawasan atau mitra dagang dengan 3,0-4,0 persen per tahun. Adapun target inflasi
dan nilai tukar periode RPJMN 2015-2019 dapat dilihat dalam Tabel III.17.
TABEL 3.20 SASARAN INFLASI DAN NILAI TUKAR, 2014-2019
Sasaran 2014
2015 2016
2017 2018
2019
Inflasi tahun 8,2
4,7 4,0
4,0 3,5
3,5 Nilai TukarRpUSD
11,600 12.000
11.950 11.900
11.850 11.800
Perkiraan inflasi akibat kenaikan BBM bersubsidi Rp2000 per liter pada bulan November 2014
Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan dapat meningkat secara bertahap menuju lintasan yang lebih
tinggi secara berkesinambungan. Hal ini didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan akan terus membaik dan
ekspektasi adanya percepatan implementasi berbagai kebijakan struktural sesuai rencana yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Dari sisi global,
prospek perekonomian Indonesia dalam jangka menengah didukung oleh perekonomian global yang diperkirakan akan terus pulih bertahap. Sejalan
dengan kondisi ekonomi global yang terus membaik tersebut, perekonomian negara maju diperkirakan akan sepenuhnya keluar dari
ancaman deflasi. Harga minyak dunia diperkirakan akan kembali meningkat, sementara harga komoditas nonmigas pulih meski terbatas.