Agama PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 | 217

2.2.10 Perlindungan Anak

Dengan memperhatikan permasalahan, isu strategis, dan tantangan yang dihadapi maka sasaran pembangunan bidang perlindungan anak tahun 2015 2019 adalah: Meningkatnya akses dan kualitas layanan kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang anak, termasuk anak yang memiliki kondisi rentan terhadap layanan yang dibutuhkan, seperti anak dari keluarga miskin, ABK, APD, anak di Lapaslembaga pembinaan khusus anak LPKA, anak di pantiLembaga Kesejahteraan Sosial Anak LKSA, anak korban kekerasan, dan anak di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan galciltas. Hal ini antara lain diukur dengan meningkatnya anak yang memiliki akta kelahiran, APK PAUD, APS 7-12 tahun, APS 13- 15 tahun, dan APS 16-17 tahun, cakupan layanan pendidikan inklusifkhusus, cakupan imunisasi, partisipasi anak dalam pembangunan, penyediaan lingkungan ramah anak termasuk sekolah ramah anak serta ruang kreativitas dan rekreasi. Menguatnya sistem perlindungan anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya. Hal ini diukur antara lain melalui menurunnya prevalensikasus kekerasan terhadap anak, jumlah pekerja anak dan anak yang bekerja di dalam bentuk- bentuk pekerjaan terburuk, anak yang berada di lapas danatau dipenjara bersama dengan orang dewasa, serta perkawinan di usia anak. Disamping itu, juga diukur dari meningkatnya penanganan kasus ABH berbasis keadilan restorasi restorative justice dan diversi, cakupan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan yang terpadu dan berkelanjutan, serta pengasuhan anak dalam keluarga dan pengasuhan alternatif pengganti termasuk di dalam proses peradilan. Meningkatnya efektivitas kelembagaan perlindungan anak, baik di tingkat pusat maupun daerah. Hal ini ditunjukkan antara lain oleh: meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan datainformasi dalam penyusunan rencana dan anggaran, implementasi, serta pemantuan dan evaluasi program perlindungan anak; harmonisasi perundang- undangan, kebijakan dan peraturan terkait; kelengkapan ketersediaan aturan pelaksanaan dari perundang-undangan yang ada; jumlah dan kualitas tenaga pelaksana perlindungan anak; meningkatnya koordinasi antar KementerianLembagaSKPD, antar pusat dan daerah, serta dengan elemen masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen dalam pengambilan keputusan; efektivitas pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan anak; dan meningkatnya penyedia layanan dasar yang berkualitas, ramah anak dan mampu mengidentifikasi kasus terhadap kekerasan anak. 218 | Rancangan Awal RPJMN 2015-2019

2.3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

2.3.1 Kependudukan dan Keluarga Berencana

Berdasarkan isu strategis, permasalahan, dan sasaran pembangunan tersebut, maka arah kebijakan pembangunan subbidang kependudukan dan keluarga berencana dalam lima tahun ke depan RPJMN Tahap III tahun 2015 2019 adalah mengendalikan jumlah kelahiran, pertambahan dan laju pertumbuhan penduduk melalui keluarga berencana dan pembangunan keluarga, dengan rincian arah kebijakan dan strategi sebagai berikut: Menguatkan advokasi dan KIE tentang program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga KKBPK di setiap wilayah dan kelompok masyarakat, melalui: penguatan kebijakan dan pengembangan strategi advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasiKIE tentang program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga KKBPK yang sinergi antar-sektor dan antara pusat dan daerah. Khusus di era jaminan kesehatan nasional sistem jaminan sosial nasional JKN-SJSN dalam konteks kesehatan perlu dukungan penguatan advokasi dan KIE tentang KB dan kesehatan reproduksi yang rasional, efektif dan efisien; peningkatan komitmen pemangku kepentingan dan mitra kerja lintas sektor dan pimpinan daerah tentang pentingnya program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga KKBPK; peningkatan sosialisasi, promosi, penyuluhan, penggerakan dan konseling tentang program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga KKBPK oleh petugas dan pengelola program, serta mitra kerja yang kompeten tenagapetugas lapangan KB, dokter, bidan dan tenaga kesehatan lain, kader KBIMPPPKBDSub PPKBD, tenaga pengelola KB, masyarakat dan keluarga, serta mitra kerja dengan memperhatikan sasaran target untuk mengurangi kesenjangan informasi program KKBPK berdasarkan kelompok usia dan paritas rendah, institusi Balai Desa Kantor Kelurahan, KUA, Kecamatan, sekolah dan PT, Kelompok agama dan tempat ibadah, kelompok masyarakat dengan latar pendidikan, dan kelompok pengeluaran keluarga, jenis kelamin, serta wilayah geografis dan desa-kota;