ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG

Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 | 49 Maret 2014 yang mencapai 11,25 persen, jumlah penduduk kurang mampu yang mengalami peningkatan kesejahteraannya sejak tahun 2010 kurang dari satu juta per tahun. Peningkatan ketimpangan dan perlambatan penurunan kemiskinan selama empat tahun terakhir disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

I. Pertumbuhan ekonomi yang kurang inklusif, yang ditunjukkan dengan:

1. Kondisi makro ekonomi dalam lima tahun terakhir yang tidak stabil akibat adanya krisis ekonomi global yang membuat pertumbuhan industri secara nasional relatif melambat. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi nasional cenderung melambat. 2. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya terjadi pada sektor tertentu, yakni sektor industri dan jasa. Kebutuhan tenaga kerja dengan keterampilan rendah berkurang secara nyata, sehingga pertumbuhan industri tersebut lebih banyak dinikmati oleh kelompok ekonomi menengah ke atas. 3. Kondisi booming kenaikan harga internasional dari komoditas ekspor utama Indonesia seperti komoditas perkebunan crude palm oil dan sumber daya alam misalnya batu bara yang terjadi pada 10 tahun terakhir. Keuntungan ini umumnya lebih dinikmati golongan pemilik modal karena sifatnya yang padat modal atau yang memiliki keterampilan tinggi.

4. Kurangnya perlindungan terhadap usaha mikro dan kecil

melalui kebijakan impor komoditas yang sama dengan yang dapat dihasilkan oleh usaha mikro dan kecil akan mempengaruhi secara signifikan terhadap keberlangsungan usaha mikro dan kecil tersebut. 5. Berkurangnya kebutuhan tenaga kerja kurang terampil dimana terjadi transformasi struktur pasar tenaga kerja yang lebih mengarah pada sektor jasa yang lebih dinikmati oleh penduduk di desil terkaya Susenas 2012, diolah oleh Bank Dunia. 6. Kurangnya akses terhadap sarana-prasarana pendukung ekonomi mempengaruhi daya saing kelompok menengah ke bawah. Hal ini berdampak pada terbatasnya produktivitas