Penelitian Terdahulu Tinjauan Pustaka

Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 147 pearson menyatakan bahwa 40 pertanyaan dalam kuesioner baik untk kepentingan dan kepuasan adalah valid. Hal ini dapat diihat dari nilai korelasi dengan totalnya yag ditunjukan oleh p-valuecukup signifikan. Hasil penelitian Fathoni 2008 mengenai Hubungan antara Persepsi Karyawan terhadap Program Keselamatan dan Kesehatan kerja dengan kepuasan kerja, berdasarkan hasil hitungan diperoleh nilai koefisien korelasi r sebesar 0,635; p=0,000 p0,001. Hasil tersebut menujukan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan keselamatan kerja dengan kepuasan kerja. Hal ini berati variabel persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan keselamatan kerja dapat digunakan sebagai prediktor variabel bebas untuk mengukur variabel kepuasan kerja. Semakin tinggi baik persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan keselamatan kerja semakin rendah kepuasan kerja. Dari penelitian sebelumnya dikatakan bahwa keterkaitan kepuasan kerja karyawan dengan program keselamatan dan kesehatan kerja diukur melalui alat dan metode masing-masing. Karakteristik responden dalam penelitian tersebut diambil secara umum. Untuk melihat kesenjangan tersebut penelitian ini membedakan dari status karyawan tetap dan tidak tetap karena dengan membedakan statustersebut dapat dilihat bagaimana kepuasan karyawan berdasarkan status yang mereka dapatkan ketika bekerja dengan acuan teori kepuasan kerja yaitu teori keadilan. Teori keadilan dipilih sebagai acuan agar tidak ada perbedaan antara karyawan terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap hasil pencapaian kerja karyawan. Kepuasan karyawan terhadap program K3 akan bermanfaat bagi perusahaan sebab dengan mengukur dan membedakan dari status karyawan dapat dilihat tingkat kepuasan mereka setelah bekerja. Hal ini berati kepuasan karyawan menjadi indikator dalam sebuah peniliaan kinerja karyawan terkhusus perusahaan industri. Pada bagian produksi tentunya karyawan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini sebab rasa aman dan nyaman dalam bekerja merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi karyawan. Untuk itu pemilahan antara karyawan tetap dan tidak tetap dipilih supaya dapat mengetahui kinerja karyawan berdasarkan status yang mereka peroleh. PT. TMSIbergerak di bidang tekstil, perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. PT TMSI salah satu perusahaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja K3, dapat dilihat bahwa PT. TMSI memperhatikan K3 karyawanya Penerapan program K3 di PT. TMSI dapat diketahui melalui wawancara langsung, pengamatan, beberapa dokumen perusahaan dan kuesioner. Adapun faktor-faktor K3 yang menjadi dasar pencarian data penelitian yaitu, 1 Pendidikan dan Pelatihan K3, 2 Publikasi dan Kontes K3, 3 Kontrol Lingkungan kerja, 4 Pengawasan dan disiplin, 5 Peningkatan dan kesadaran K3. Penelitian ini dipilih berdasarkan status karyawan antara karyawan tetap dan tidak tetap yang bekerja di dalam produksi pabrik. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diananlisis dengan dengan mengunakan Indeks Kepuasan Karyawan IKK. IKK digunakan untuk mengetahui seberapa puas karyawan terhadap adanya program K3 yang diterapkan oleh perusahaan. Melalui alat analisis IKK dapat diketahui bagaimana perbandingan tingkat kepuasan karyawan tetap dan tidak tetap di PT. TMSI terhadap program K3 di PT. TMSI. Dengan diketahuinya tingkat kepuasan tersebut, maka perusahaan dapat menentukan apa saja yang dapat dilakukan guna menjaga dan meningkatan kepuasan karyawan berdasarakan status karyawan antara karyawan tetap dan tidak tetap.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini mengunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi jumlah karyawan tetap sebesar 705 sedangkan jumlah karyawan tidak tetap sebesar 80. Maka dari mengunakan rumus Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 148 slovin atas besaran populasi yang akan diambil sampelnya adalah sebanyak 260 karyawan tetap, dan 67 karyawan tidak tetap. Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan secara menyeluruh dengan memperhatikan tingkat kepentingan faktor-faktor K3 yang menjadi dasar penyusunan kuesioner dikembangkan dari penelitian Mulyawati 2008. Analisis menggunakan Indeks Kepuasan Karyawan. Rumus Indeks Kepuasan Karyawan IKK, yaitu: IKK= X100 Keterangan: T = Skor total nilai kepentingan importance=I dikali nilai kepuasan performance Y = Nilai kepentingan total Σ importance =ΣI Nilai maksimum Indeks Kepuasan adalah 100. Menurut Bhote 1996, nilai IKK 50 atau lebih rendah mendakan kinerja perusahaan kurang bagus di mata karyawan. Nilai IKK antara 50 sampai 80 atau lebih tinggi mengindikasikan karyawan cukup puas terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan 80 atau lebih tinggi mengindikasikan karyawan merasa puas terhadap kinerja perusahaan dalam melaksanakan progaram K3.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

PT. TMSI bergerak di bidang tekstil, perusahaan ini berdiri pada de facto tahun 1975 dan de yure pada tanggal 7 Agustus 1976. Perusahaan ini dibangun di atas tanah seluas 5,6 Ha serta diresmikan oleh Presiden Soeharto dan Menteri Perindustrian M. Yusuf yang menjabat saat itu. PT. TMSI merupakan perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan merupakan kelompok perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan Jepang. Program K3 yang diterapkan di lingkungan kerja PT. TMSI adalah: a. Menjamin pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan peraturan-peraturan K3 di tempat kerja. b. Melakukan pengawasan di tempat kerja. c. Melakukan pembinaan K3 kepada pekerja d. Melakukan inspeksi terhadap perlatan kerja maupun kelengkapan pabrikperusahaan. e. Mengadakan pelatihan kebakaran. f. Prosedur dan tata cara evakuasi. g. Menjamin tersedianya alat Pelindung Diri APD bagi karyawan yang sesuai dengan bahaya di tempat kerja.

4.1 Dimensi-dimensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di PT. TMSI

Pada PT TMSI terdapat 3 bagian produksi utama, yaitu twisting, weaving, dan finishing.Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan K3 pada karyawan di departemen twisting I, II dan III. 1. Pendengaran, karyawan wajib memakai alat pelindung diri air plug headset tetapi sekarang karyawan lebih memilih memakai kapas yang disumpal ke telinga karena lebih praktis. 2. Karyawan wanita yang berambut panjang wajib mengikatkan rambutnya agar menghindari risiko kecelakaan pada saat mengoperasikan alat mesin kerja. Alat pelindung diri yang harus digunakan pada departemen twisting dan finishing adalah: Kapas untuk melindungi pekerja dari kebisingan, masker untuk menutupi hidung dari bau zat-zat bahan kimia. Potensi bahaya keselamatan dan kesahatan pada karyawan di departemen weaving: 1. Karyawan wajib memakai masker karena bau bahan-bahan kimia 2. Kebisingan memakai kapas untuk melindungi indera pendengaran karyawan.

Dokumen yang terkait

M01939

0 16 418