Hasil Pengujian Analisis dan Pembahasan

Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 184 heteroskedastisitas. Berdasarkan nilai sig 0,002 dalam uji F, menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel dependen, berarti model fix digunakan untuk uji t statistik yang menguji variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hubungan kapasitas sumber daya manusia dan nilai informasi ditunjukkan dari tabel berikut: Tabel 1. Uji t: Hubungan Kapasitas Sumber Daya manusia dengan Nilai Informasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 51,084 10,920 4,678 ,000 SDM ,531 ,281 ,337 1,892 ,069 a. Dependent Variable: NilaiInformasi Untuk variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia nilai thitung adalah 1,892 dan nilai sig adalah 0,069. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa thitung ttabel yaitu 1,892 1,672 atau nilai signifikansi 0,069 α 0,05. Nilai koefisien β dari variabel kapasitas sumber daya manusia bernilai positif yaitu 0,531. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa kualitas sumber daya manusia berhubungan signifikan dan positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, sehingga hipotesis pertama dari penelitian ini diterima. Tabel 2. Uji t: Hubungan Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan Nilai Informasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 53,984 12,317 4,383 ,000 TI ,521 ,362 ,263 1,440 ,161 a. Dependent Variable: NilaiInformasi Untuk variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi nilai thitung adalah 1,440 dan nilai sig adalah 0,161. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ttabel thitung yaitu 1,672 1,440 atau nilai signifikansi 0,161 α 0,05. Nilai koefisien β dari variabel pemanfaatan teknologi informasi bernilai positif yaitu 0,521. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, sehingga hipotesis kedua dari penelitian ini tidak diterima. Tabel 3. Uji t: Hubungan Pengendalian Internal dengan Nilai Informasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 23,533 10,726 2,194 ,037 PENGENDALIINTERN ,943 ,210 ,648 4,501 ,000 a. Dependent Variable: NilaiInformasi Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 185 Untuk variabel Pengendalian Intern Akuntansi nilai thitung adalah 4,501 dan nilai sig adalah 0,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa thitung ttabel yaitu 4,501 1,672 atau nilai signifikansi α 0,05 0,000. Nilai koefisien β dari variabel pengendalian intern akuntansi bernilai positif yaitu 0,943. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa pengendalian intern akuntansi tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, sehingga hipotesis ketiga dari penelitian ini tidak diterima. Tabel 4. Uji t: Hubungan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Internal dengan Nilai Informasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 21,192 13,049 1,624 ,116 SDM ,138 ,279 ,088 ,495 ,625 TI -,016 ,345 -,008 -,048 ,962 PENGENDALIINTERN ,895 ,243 ,615 3,681 ,001 a. Dependent Variable: NilaiInformasi Pengujian hipotesis 4 dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika thitung ttabel atau nilai sig α 0,05. Nilai ttabel pada α 0,05 adalah 1,672. Untuk variabel Pengendalian Intern Akuntansi nilai thitung adalah 1,624 dan nilai sig adalah 0,116. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ttabel thitung yaitu 1,672 1,624 atau nilai signifikansi α 0,05 0,116. Nilai koefisien β dari variabel pengendalian intern akuntansi bernilai positif yaitu 21,192. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian internal memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, sehingga hipotesis keempat dari penelitian ini diterima.

4.2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa kapasitas sumber daya manusia dan nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah mempunyai hubungan positif, semakin baik kapasitas sumber daya manusia, semakin baik pula nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Sedangkan pemanfaatan teknologi informasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, serta pengendalian internal mempunyai hubungan yang tidak signifikan dan positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hubungan kualitas sumber daya manusia terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, sama dengan teori yang dinyatakan oleh Wiley 2002 dalam Azhar 2007 mendefinisikan bahwa sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dalam menghasilkan nilai informasi pelaporan keuangan yang bernilai keterandalan dan ketepatwaktuan adalah dengan adanya sumber daya manusia yang terampil dan mempunyai keahlian di bidang akuntansi. Keahlian ini dapat dicapai dengan adanya kemauan untuk terus belajar dan mengasah kemampuan dibidang akuntansi. Hubungan pemanfaatan teknologi informasi dengan nilai informasi dalam penelitian ini tidak konsisten dengan Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang merupakan Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 186 pengganti Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2001 yang menyatakan bahwa pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan daerah dan menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik salah satunya adalah dengan menghasilkan laporan keuangan yang berbasis teknologi informasi. Dari hasil penelitian ini SKPD yang ada di Kabupaten Semarang masih menggunakan cara manual untuk mengolah data akuntansi dan belum memaksimalkan manfaat teknologi informasi. Demikian juga untuk hubungan pengendalian internal dengan nilai informasi dalam penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wilkinson et al. ,2000 dalam indriasari 2008, sub komponen dari aktivitas pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan keuangan adalah a perancangan yang memadai dan penggunaan dokumen-dokumen dan catatan-catatan bernomor, b pemisahan tugas, c otorisasi yang memadai atas transaksi-transaksi, d pemeriksaan independen atas kinerja, dan e penilaian yang tepat atas jumlah yang dicatat. Komponen kontrol atau pengendalian akan menjaga sistem informasi dari kesalahan- kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja. Dengan adanya komponen kontrol dapat menunjang informasi dan menghasilkan informasi yang bernilai. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kriteria nilai informasi keterandalan dan ketepatwaktuan tidak dapat dipisahkan dari aspek atau lingkungan pengendalian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian intern belum bisa mengkontrol kinerja disetiap tugasnya karena masih ada yang ada di SKPD yang ada di Kabupaten Semarang yang masih double jobs atau mempunyai tugas rangkap sehingga masih belum bisa menempatkan posisi pekerjaan sesuai tugas dan keahlian masing-masing. Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis keempat H4 disimpulkan bahwa kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian internal mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini konsisten dengan PP No. 24 Tahun 2005, keterandalan pelaporan keuangan merupakan informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan sehingga kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengaruh pengendalian internal memiliki hubungan terhadap kualitas nilai informasi pelaporan keungan pemerintah daerah.

5. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai hubungan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian internal terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah kapasitas sumber daya manusia memiliki hubungan yang signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik kualitas sumber daya manusia maka semakin andal dan tepat waktu pelaporan keuangan pemerintah daerah. Pemanfaatan teknologi informasi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya pemanfaatan teknologi informasi karena masih menggunakan sistem secara manual. Jika pemanfaatan teknologi informasi lebih ditingkatkan maka nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah akan semakin baik dan sumber yang dihasilkan sangat valid.

Dokumen yang terkait

M01939

0 16 418