Saran Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 235 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 Rahayu Dwi Oktaviami 1 dan Paskah Ika Nugroho 2 Universitas Kristen Satya Wacana Jl Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 Email: 232012044student.uksw.edu paskahstaff.uksw.edu Abstract The purpose of this study is to examine the relationship between CSR, financial performance, and firm value. The research took 62 manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange on 2014 with purposive sampling methode. Tool hypothesis testing using multiple regression analysis and to analyze financial performance as intervening variable, path analyze is used to confirm the relationship betweem variables. The results showed that CSR directly affect the firm value, while the financial performance is not able to influence the relationship between CSR and the firm value as an intervening variable. Keywords: CSR, Firm Value, Financial Performance

1. Pendahuluan

Tujuan setiap perusahaan yang didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kesejahteraan pemilik dan para pemegang sahamnya. Peningkatan nilai yang tinggi tersebut merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai oleh perusahaan. Tetapi dalam memaksimalkan nilai perusahaan muncul adanya konflik kepentingan antara manajer dengan para pemegang saham. Hal ini terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan Jensen dan Meckling, 1976 dalam Permanasari, 2010. Dalam Undang-Undang R.I. No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”, dijelaskan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Peraturan di atas menunjukkan manifestasi akan kepedulian pemerintah terhadap masalah-masalah sosial, yang dalam hal ini adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan. Adanya peraturan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap lingkungan dan sekitar. Tanggung jawab sosial merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, sosial, dan lingkungan atau ekologis kepada masyarakat, pegawai, lingkungan, pemerintah, supplier, serta para pemangku kepentingan stakeholder. Global Compact Initiative 2002 menyebut pemahaman ini dengan 3P profit, people, planet, yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba profit, tetapi juga mensejahterakan orang people, dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini Nugroho 2007. Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan Cheng dan Christiawan 2011. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 236 dan profitabilitas perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat Retno dan Priantinah 2012. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CSR Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan juga telah dilakukan oleh Retno dan Priantinah 2012 yang mengemukakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel kontrol ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, dan leverage pada perusahaan yang terdaftar di BEI Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Penelitian oleh Kusumadilaga 2010 menyatakan bahwa variabel CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan variabel profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian oleh Nurlela dan Islahuddin 2008 menunjukkan bahwa CSR, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara CSR dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan bepengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga 2010. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti menggunakan variabel kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel intervening. Alasan peneliti menggunakan variabel intervening karena secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, tetapi tidak dapat dilihat, diukur dan dimanipulasi Wardhani 2013. Kinerja keuangan dipilih sebagai variabel intervening karena kinerja keuangan merupakan prestasi manajemen yang diukur dari sudut keuangan. Informasi utama yang dapat menggambarkan kinerja keuangan melalui laporan keuangan adalah laba. Apabila perolehan laba dari tahun ke tahun meningkat akan mempengaruhi pembagian deviden serta kepercayaan investor akan kelangsungan hidup perusahaan yang melakukan CSR. Sehingga akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Perbedaan kedua, jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya mengkhususkan pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI tahun 2014 saja. Pemilihan tahun 2014 sebagai periode penelitian dilakukan dengan harapan agar hasil dari penelitian ini dapat merepresentasikan keadaan perusahaan terkini karena menggunakan data-data dari laporan tahunan terbaru. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris ada tidaknya pengaruh CSR dan kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Manfaat dari penelitian ini diharapkan bagi perusahaan, dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial. Bagi investor, dapat memberikan gambaran untuk mempertimbangkan dalam melakukan investasi pada perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama. 2. Telaah Literatur 2.1 Teori Stakeholder Asumsi teori stakeholder dibangun atas dasar pernyataan bahwa perusahaan berkembang menjadi sangat besar dan menyebabkan masyarakat menjadi sangat terkait dan memerhatikan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menunjukkan akuntabilitas maupun responsibilitas secara lebih luas dan tidak terbatas hanya kepada pemegang saham. Hal ini berarti, perusahaan dan stakeholder membentuk hubungan yang saling mempengaruhi Laksono 2014. Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya shareholders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan

Dokumen yang terkait

M01939

0 16 418