Indeks Kepuasan Karyawan terhadap Program K3

Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 155 Tabel 6.Perbandingan Tingkat KepentinganKaryawan Tetap dan Tidak Tetap No. Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap 1. Pendidikan dan pelatihan K3 Pendidikan dan pelatihan K3 2. Peningkatan kesadaran K3 Peningkatan kesadran K3 3. Pengawasan dan displin Pengawasan dan disiplin 4. Kontrol lingkungan kerja Publikasi dan kontes K3 5. Publikasi dan kontes K3 Kontrol lingkungan kerja Sumber: Data olahan Pada tingkat kepentingan untuk karyawan tetap serta karyawan tidak tetap pendidikan dan pelatihan K3 meraih tingkatan paling penting atau utama hal ini sejalan dengan peryataan Syaaf 2007 keselamatan adalah suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil risiko terjadinya kecelakaan. PT TMSI telah mempraktekan secara nyata kepada karyawan nya karena dengan adanya pendidikan dan pelatihan K3 di perusahaan, pemahamaan akan pentingnya K3 wajib dan harus dipraktikan dalam proses industri untuk menekan, meminimalkan angka kecelakaan kerja. Tabel 9.Perbandingan Tingkat Kepuasan Karyawan Tetap dan Tidak Tetap No. Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap 1. Pengawasan dan disiplin Peningkatan kesadaran K3 2. Peningkatan dan kesadaran K3 Pengawasan dan disiplin 3. Pendidikan dan pelatihan K3 Pendidikan dan pelatihan K3 4. Publikasi dan kontes K3 Kontrol lingkungan kerja 5. Kontrol lingkungan kerja Publikasi dan Kontes K3 Sumber: Data Olahan Pada tingkat kepuasan yang telah di hitung melalui IKKIndeks Kepuasan Karyawan diperoleh hasil nilai 61,57 serta untuk karyawan tidak tetap 65,52 yang berati bahwa kepuasan program K3 di PT TMSI cukup memuaskan hal ini dapat dilihat pada tabel no 8 pada karyawan tetap faktor pengawasan disiplin sangat tinggi hal ini sejalan dengan unsur-unsur penunjang K3. Widodo 2014 menyatakan bahwa melaksanankan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja adalah suatu kewajiban para pekerja hal tersebut sudah dilaksanakan oleh karyawan di PT TMSI. Karyawan tidak tetap merasa bahwa pada tingkat kepuasan peningkatan kesadaran K3 paling utama hal ini sejalan dengan Widodo2014 adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja K3 di PT TMSI yaitu sebagai berikut: 1. Praktek-praktek Program K3 dilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan perhatian PT TMSI terhadap hal ini cukup besar. 2. Nilai IKK untuk karyawan tetap lebih rendah daripada karyawan tidak tetap dengan hasil 61,57 untuk karyawan tetap dan 65,52 untuk karyawan tidak tetap. Hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan karyawan terhadap program K3 cukup atau sedang dan tidak berbeda antara karyawan tetap dan tidak tetap. Perbedaan hanya pada tingkat kepentingan dari dimensi K3-nya saja. Pendekatan Keperilakuan Dalam Riset Manajemen Bisnis” 156 Implikasi Teoritis Menurut Saksono 2008:19 karyawan dengan status tidak tetap secara yuridis umumnya mempunyai kedudukan yang paling lemah di dalam suatu perusahaan, dibandingkan dengan karyawan tetap yang mempunyai kedudukan yang kuat tetapi sebaliknya jika karyawan tidak tetap terdorong untuk melakukan perubahan dan termotivasi maka mereka dapat penilaian yang lebih oleh manajemen perusahaan maka mereka akan mendapatkan perhatian oleh perusahaan. Implikasi terapan Untuk PT TMSI terlebih pada karyawan tetap yang jumlah karyawannya lebih banyak nilai IKK lebih sedikit dibanding karyawan tidak tetap, maka perlu aspek seperti peningkatan kesadaran K3,pengawasan dan displin, kontrol lingkungan kerja,pendidikan dan pelatihan K3 dan publikasi dan kontes K3 perlu ditingkatkan dan mengajak karyawan tetap dan tidak tetap aktif dalam program K3 di perusahaan seperti salah satu faktor kontrol lingkungan kerja seperti senam olah raga ringan dirasa perlu diterapakan rutin kepada karyawan. Saran dan penelitian yang akan datang Keseluruhan faktor K3 seperti pendidikan dan pelatihan K3, publikasi dan Kontes K3, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin dan peningkatan kesadaran perlu ditambah tiap indikatornya dan diperjelas dan diberi keterangan dalam menyebarkan atau memperoleh data yang akan disebar. DAFTAR PUSTAKA Ardana, Mujiati, Mudhiartha.2012. Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bhothe, Keki R. 1996. Beyond Customer Satisfaction to Customer Loyalty:The Key Greater Profitablity. New York: AMACOM. Budiono.2005. Bunga Rampai Higene Perusahaan Ergonomi HIPERKES dan Kesehatan dan Keselamatan kerja. Semarang: Universitas Diponegoro. Ervianto dan Wulfram.2005. Manajemen Proyek konstruksi. Yogyakarta:Andi. Fathoni. 2008. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan Kesehatan kerja dengan keputusan kerja. httpjournal.uadindex.phpempathyarticle... diakses 19 Oktober 2015. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hariandja, M.2007. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Grasindo Lestari, T. 2007. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Karyawan Studi kasus Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung emas Bogor. httpjournal.ipb.ac.id diakses 19 Oktober 2015. Ilfani, G.2013. Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada PT. APAC inti Corpora Bawen Jawa Tengah Unit Spanning 2. httpejournal.indip.ac.id diakses 29 Oktober 2015. Mangkunegara, P.2012. Manajemen Sumber daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mulyawati, Sylvia.2008. Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Aneka Tambang TBK UBPP LM Jakarta. httprepository.ipb.ac.id.diakses 29 Oktober 2015 WHO.1948. Pengertian Kesehatan.http.academia.edu. diakses 29 Oktober.

Dokumen yang terkait

M01939

0 16 418