EQUITy CASH FLOW Non-current Liabilities

Kinerja Keuangan Financial Performance w w w .p e rt a mi n a .co m 125 124 L APO R AN T AH U N AN | AN N U AL R EPO R T PER T AMI N A 2 1 ANALISIS DAN PEmbAHASAN mANAJEmEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN MANAGEMENT’S DIScuSSION ANAlYSIS

b. Kewajiban Tidak Lancar

Realisasi jumlah kewajiban tidak lancar sepanjang 2010 menurun 1 dibandingkan periode 2009. Hal ini disebabkan oleh penyelesaian hutang kepada Pemerintah dan penurunan saldo pendapatan tangguhan yang dikompensasikan dengan kenaikan kewajiban pajak tangguhan dan taksiran kewajiban imbalan kerja. Komposisi Kewajiban Tidak Lancar Non-Current Liabilities dalam Miliar Rp in Billion Rp Keterangan 2010 2009 Δ Description Hutang Kepada Pemerintah setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 2,135 5,199 58.9 Due to the Government - net of current portion Kewajiban pajak tangguhan - bersih 5,774 4,543 27.1 Deferred tax liabilities - net Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 18,364 18,597 1.2 Long-term liabilities - net of current portion Pendapatan tangguhan-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 1,411 2,626 46.3 Deferred revenue - net of current portion Taksiran kewajiban imbalan kerja 31,910 30,621 4.2 Provision for employee beneits Provisi untuk biaya pembongkaran dan restorasi 5,678 6,099 6.9 Provision for decommissioning and site restoration Hutang Jangka Panjang lain-lain 710 661 7.5 Other non-current payables Total Kewajiban Lancar 65,983 68,346 3.5 Total Non-Current Liabilities • Kewajiban pajak tangguhan Saldo kewajiban pajak tangguhan per 31 Desember 2010 sebesar Rp5,7 triliun, meningkat 27 dibandingkan periode 2009 sebesar Rp4,5 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh perbedaan saldo awal kewajiban pajak tangguhan sebesar Rp2,1 triliun. • Taksiran kewajiban imbalan kerja Saldo taksiran kewajiban imbalan kerja per 31 Desember 2010 sebesar Rp31,9 triliun atau naik 4 dibandingkan periode 2009 sebesar Rp30,6 triliun karena penambahan imbalan kerja jangka panjang Masa Persiapan Purna Karya MPPK. • Pendapatan tangguhan Saldo pendapatan tangguhan per 31 Desember 2010 menurun 30,91, menjadi Rp2,1 triliun dibandingkan periode 2009 sebesar Rp3,0 triliun. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan tangguhan lapangan Sisi Nubi – KKS Pondok Tengah, dari Rp1,6 triliun di 2009 menjadi Rp0,7 triliun di 2010.

V. EKUITAS

Saldo ekuitas di 2010 tercatat Rp104,1 triliun, turun 26,8 dibandingkan periode 2009 sebesar Rp142,2 triliun. Hal ini disebabkan oleh penurunan saldo laba 2010 sebesar 47 sebagai dampak pembagian dividen dari laba bersih tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 sebesar Rp54,0 triliun, yang disertai dengan pencapaian laba bersih Perusahaan selama tahun 2010 sebesar Rp16,8 triliiun. Komposisi Ekuitas Equity dalam Miliar Rp in Billion Rp Keterangan 2010 2009 Δ Description Modal Saham 82,570 82,570 0.0 Share Capital Penyesuaian terhadap Akun Ekuitas 22,344 22,344 0.0 Equity adjustments Bantuan Pemerintah yang belum di tentukan statusnya 567 559 1.4 Government contributed assets pending inal clariication of status Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi 131 131 0.5 Transactions Resulting in Changes in the Equity of Subsidiaries and Associates Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing 223 179 24.5 Translation of Foreign Currency Financial Statements Saldo Laba 43,378 81,418 46.7 Retained Earnings Total 104,078 142,155 26.8 Total

VI. ARUS KAS

Posisi kas Pertamina di 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp6,4 triliun. Kenaikan tersebut karena peningkatan arus kas masuk dari aktivitas operasi sebesar Rp9,6 triliun, peningkatan arus kas keluar dari aktivitas investasi sebesar Rp2,5 triliun yang dikompensasikan dengan penurunan arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar Rp7,2 triliun. Komposisi Arus Kas Cash Flow dalam Miliar Rp in Billion Rp Keterangan 2010 2009 Δ Description Arus Kas dari Aktivitas Operasi 22,379 12,773 75.2 Cash Flows from Operating Activities Arus Kas dari Aktivitas Investasi 16,197 18,745 13.6 Cash Flows from Investing Activities Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 506 7,751 93.5 Cash Flows from Financing Activities Total 6,688 1,778 276.1 Total Efek Perubahan Nilai Kurs pada Kas dan Setara Kas 293 2,704

89.2 Effect of Exchange Rate Changes on

Cash and Cash Equivalents Saldo Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun 14,739 15,665

5.9 Cash and Cash Equivalents at The

Beginning of The year Saldo Kas dan Setara Kas Pada Akhir Tahun 21,134 14,739

43.4 Cash and Cash Equivalents at The End

of The year

b. Non-current Liabilities

The realization of non-current liabilities throughout 2010 declined 1 from 2009 period. This was due to settlement of dues to the Government and a decrease in the balance of deferred revenues which were compensated with increase in deferred tax liabilities and provision for employee beneit. • Deferred tax liabilities The balance of deferred tax liabilities for the year ended 31 December 2010 amounted to Rp5.7 trillion a 27 increase compared to Rp4.5 trillion in 2009 period. This was mainly due to the difference between the opening balance of deferred tax liabilities of Rp2.1 trillion. • Provision for employee beneit The balance of provision for employee beneit for the year ended 31 December 2010 amounted to Rp31.9 trillion or increased 4 compared to Rp30.6 trillion in 2009 period due to an addition to the long-term employee beneit of Retirement Preparation Period. • Deferred revenues The balance of deferred revenues for the year ended 31 December 2010 decreased 30.91 to Rp2.1 trillion compared to Rp3.0 trillion in 2009 period. This was due to decline in deferred revenues of Sisi Nubi ield – KKS Pondok Tengah from Rp1.6 trillion in 2009 to Rp0.7 trillion in 2010.

V. EQUITy

The balance of equities in 2010 was recorded at Rp104.1 trillion, decreased 26.8 from Rp142.2 trillion in 2009 period. This was due to 47 decrease in balance of 2010 income as the impact of dividend payments from 2006 to 2009 net income amounted to Rp54.0 trillion along with the Rp15.9 trillion net proit achieved by the Company during 2010.

VI. CASH FLOW

Pertamina’s cash position in 2010 saw an increase to Rp6.4 trillion. The increase was due to rise in cash inlow from operating activities amounted to Rp9.6 trillion, rise in cash outlow from investments amounted to Rp2.5 trillion which were compensated with decline in cash low from funding amounted to Rp7.2 trillion. Kinerja Keuangan Financial Performance w w w .p e rt a mi n a .co m 127 126 L APO R AN T AH U N AN | AN N U AL R EPO R T PER T AMI N A 2 1 ANALISIS DAN PEmbAHASAN mANAJEmEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN MANAGEMENT’S DIScuSSION ANAlYSIS • Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas Pertamina dari aktivitas operasi mengalami kenaikan sebesar 75 disebabkan oleh selisih penerimaan piutang usaha dan hutang usaha dibandingkan pembayaran kepada pemasok serta pembayaran untuk bagian Pemerintah dan pajak. • Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Arus kas Pertamina untuk aktivitas investasi meningkat 14 disebabkan penambahan aset tetap, aset minyak dan gas, serta panas bumi sebesar Rp17,5 triliun. • Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Arus kas Pertamina untuk aktivitas pendanaan menurun 93 diakibatkan oleh penyelesaian hutang jangka pendek, jangka panjang, dan pembayaran inance charges selama 2010. • Kemampuan Membayar Utang Kemampuan membayar hutang menurun yang ditunjukkan dengan DER ratio yang semakin tinggi. DER 2010 mencapai 38 sedangkan DER 2009 sebesar 25. • Tingkat Kolektibilitas Piutang Pada akhir 2010, kemampuan perusahaan dalam menagih piutang collection period meningkat dari 47 hari pada 2009 menjadi 28 hari. Hal ini disebabkan membaiknya kolektibilitas pelanggan, terutama pelanggan terbesar Pertamina yaitu PLN dan TNIPolri. Pertamina juga semakin agresif dalam memitigasi risiko kredit untuk menunjang peningkatan kolektibilitas piutang. • Struktur Modal dan Likuiditas Pada akhir 2010, rasio total kewajiban terhadap ekuitas tercatat sebesar 38. Pertamina juga memiliki likuiditas yang kuat dengan nilai kas dan setara kas Rp21,1 triliun dengan rasio lancar sebesar 132,79. • Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan 1. Perusahaan dan PT Pertamina EP sebagai tergugat dalam kasus gugatan PT Lirik Petroleum Lirik atas perkara sengketa hak pengelolaan blok minyak dan gas yang berlokasi di Pulai Utara dan Pulai Selatan, Propinsi Riau. Pertamina telah membentuk penyisihan kerugian atas gugatan tersebut pada laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 2. Anak perusahaan PHE, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore PHE West Madura Offshore mempunyai 50 working interest di blok West Madura Offshore. KKS blok tersebut akan berakhir pada 6 Mei 2011. • Kebijakan Pembagian Dividen Pada 2010, Pertamina telah membayar dividen interim sebesar Rp9,5 triliun kepada Pemerintah dari saldo laba 2010 dan 2009, masing-masing sebesar Rp1,5 triliun dan Rp7,1 triliun. Selain itu juga pelunasan sisa dividen tahun buku 2008 sebesar Rp0,9 triliun. • Kebijakan Akuntansi dan Informasi Keuangan Luar Biasa Kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan oleh Pertamina dan Anak Perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK. Kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun buku 2010 dan 2009. • Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya Standar Akuntansi yang efektif berlaku pada atau setelah tanggal1 Januari 2010: - PSAK 50 Revisi 2006 “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan,” berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentiikasian informasi yang harus diungkapkan. - PSAK 55 Revisi 2006 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pertamina saat ini sedang melakukan kajian terhadap dampak penerapan kedua standar akuntansi tersebut pada laporan keuangan perusahaan tahun 2010. • Cash Flow from Operating Activities Pertamina’s cash low from operating activities saw a 75 increase from the difference between operating receivables and trade payables compared to the payment to vendors as well as Government share and taxes. • Cash Flow From Investments Pertamina’s cash low for investments increased 14 due to an addition to ixed assets, oil, gas and geothermal assets amounted to Rp17.5 trillion. • Cash Flow From Funding Pertamina’s cash low from funding declined 93 due to settlement of short-term and long-term payables, as well as inancial charges payment during 2010. • Debt Service The capability to repay debts debt service declined shown by higher Debt to Equity DER ratio. In 2010 DER reached 38 while 2009 DER was 25. • Receivable Collectibility Rate At the end of 2010, the company’s capacity to collect receivables collection period increased from 47 days in 2009 to 28 days. This was due to the customers’ improved collectibility, particularly Pertamina’s largest customers PLN and TNIPolri. Pertamina has also been more aggressive in mitigating credit risks to support improvement of receivable collectability. • Capital Structure And Liquidity At the end of 2010, ratio of total liabilities to equity was recorded at 38. Pertamina also had strong liquidity with cash and cash equivalents values amounted to Rp21.1 trillion with current ratio 132.79. • Information and Material Fact After Accountant Reporting Date 1. The Company and PT Pertamina EP as defendants in the lawsuit iled by PT Lirik Petroleum Lirik over dispute on operating rights of oil and gas block located in Pulai Utara and Pulai Selatan, Riau Province. Pertamina has allocated provision for losses over the lawsuit in the consolidated inancial statements on 31 December 2010 and 2009. 2. PHE’s subsdiary, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore PHE West Madura Offshore, owned 50 working interest at the West Madura Offshore block whose Cooperation Contract expired on 6 May 2011. • Dividend Payout Policy In 2010, Pertamina has paid interim dividend of Rp9.5 trillion to the Government from income balance of 2010 and 2009, with Rp1.5 trillion and Rp7.1 trillion respectively. There was also settlement of outstanding dividend for the 2008 iscal year amounted to Rp0.9 trillion. • Accounting Policies and Extraordinary Financial Information The accounting and inancial reporting applied by Pertamina and its Subsidiaries are with conformity to generally accepted accounting principles in Indonesia, namely Statements of Financial Accounting Standards PSAK. The accounting policy has been applied consistently in the preparation of consolidated inancial statements for 2010 and 2009 iscal years. • Latest Development in Financial Accounting Standards and Other Regulations Accounting standards effective on or after January 1, 2010 are as follows: - PSAK 50 2006 Revision “Financial Instrument: Presentation and Disclosure,” stipulating presentation conditions of inancial instruments and information identiication disclosure. - PSAK 55 2006 Revision “Financial Instrument: Recognition and Measurement”, regulates basic principles of recognition and measurement for inancial assets, inancial liabilities, sales and purchase contract of non-inancial items. Pertamina is currently reviewing the application of the two accounting standards impact on the company’s 2010 inancial statements. w w w .p e rt a mi n a .co m 129 128 L APO R AN T AH U N AN | AN N U AL R EPO R T PER T AMI N A 2 1 ANALISIS DAN PEmbAHASAN mANAJEmEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN MANAGEMENT’S DIScuSSION ANAlYSIS Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion Analysis Berikut ini adalah proil pekerja Pertamina yang dikelompokkan menurut beberapa kluster : 1. Berdasarkan Direktorat Statistik pekerja per Direktorat Statistics of employee per Directorate DIREKTORAT DIRECTORATE KORPORAT CORPORATE IPRM HR GA FINANCE UPSTREAM REFINERy MT PERBANTUAN SUPPORT MPPK Jumlah Total 341 70 610 478 722 1,956 5,907 4,465 156 305 2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Komposisi pekerja berdasarkan pendidikan periode 2010 Employee composition based on level of education period 2010 PENDIDIKAN EDUCATION ≤ SLTP ≤ Junior high School SLTA Senior High School DIPLOMA 2-4S1 2-4 UNDERGRADUATE S2-S3 GRADUATE-POST GRADUATE Jumlah Total 249 5,078 8,612 1,071 1 35 8 54 Komposisi pekerja berdasarkan pendidikan periode 2010 Composition of employees based on education Period 2010 249 5,078 1,071 _ SLTP SLTA D2-D4S1 S2-S3 8,612

II. PROGRAM PEMBELAJARAN