Risiko likuiditas Liquidity risk

w w w .p e rt a mi n a .co m 377 376 L APO R AN T AH U N AN | AN N U AL R EPO R T PER T AMI N A 2 1 Pt PERtAMINA PERSERO DAN ANAK PERUSAHAANAND SUBSIDIARIES Lampiran 5157 Schedule cAtAtAN AtAS LAPORAN KEUANgAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated 47. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO lanjutan 47. RISK MANAGEMENT POLICY continued

a. Risiko pasar lanjutan

a. Market risk

continued iii Risiko suku bunga lanjutan iii Interest rate risk continued Tabel berikut ini merupakan rincian dari aset keuangan dan kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dipengaruhi oleh suku bunga: The following table represents a breakdown of the Company and Subsidiaries’ financial assets and financial liabilities which are impacted by interest rates: 31 DesemberDecember 2010 Suku bunga mengambang Suku bunga tetap Floating rate Fixed rate Kurang dari Lebih dari Kurang dari Lebih dari satu tahun satu tahun satu tahun satu tahun Non-bunga Less than More than Less than More than Non-interest Jumlah one year one year one year one year bearing Total Aset Assets Kas dan setara kas Cash and cash equivalents 9,749,418 - 11,357,710 - 27,030 21,134,158 Dana yang dibatasi penggunaannya - bersih Restricted funds - net 1,973,325 - 976,278 - - 2,949,603 Investasi jangka pendek Short-term investments - - 1,338,291 - 361,621 1,6 99,912 Piutang usaha Trade receivables - - - - 20,330,274 20,330,274 Piutang dari Pemerintah Due from the Government - - - - 13,366,485 13,366,485 Piutang lain-lain Other receivables - - - - 6,448,400 6,448,400 Investasi jangka panjang Long-term investments 1,000,000 2,000,000 - 252,590 142,607 3,395,197 PPN yang dapat ditagihkan kembali Reimbursable VAT - - - - 1,867,151 1,867,151 Aset lain-lain Other Assets - - - 53,638 1,189,680 1,243,318 Jumlah aset keuangan Total financial assets 12,722,743 2,000,000 13,672,279 306,228 43 ,733 ,248 7 2,434,498 KewajibanLiabilities Pinjaman jangka pendek Short-term loans 19,258,272 - - - - 19,258,272 Hutang usaha Trade payables - - - - 32,580,478 32,580,478 Hutang kepada Pemerintah Due to the Government - - - 128,021 20,254,450 20,382,471 beban yang masih harus dibayar Accrued expenses - - - - 5,858,306 5,858,306 Hutang lain-lain Other payables - - - - 2,342,357 2,342,357 Kewajiban jangka panjang Long-term liabilities 5,643,029 17,564,234 367,747 878,330 - 24,453,340 Hutang jangka panjang lain-lain Other non-current payables - - - - 710,049 710,04 9 Jumlah kewajiban keuangan Total financial liabilities 24,901,301 17,564,234 367,747 1,006,351 61,745,640 105,585,273 Pt PERtAMINA PERSERO DAN ANAK PERUSAHAANAND SUBSIDIARIES Lampiran 5158 Schedule cAtAtAN AtAS LAPORAN KEUANgAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated 47. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO lanjutan 47. RISK MANAGEMENT POLICY continued

b. Risiko kredit

b. Credit risk

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai saldo piutang usaha sebesar Rp20,3 triliun, dimana 34,6 di antaranya merupakan piutang usaha kepada institusi dan badan usaha milik Pemerintah. Saldo terbesar adalah piutang usaha kepada PT Perusahaan Listrik Negara Persero PLN dan Anak Perusahaan sebesar Rp5.319.303. As of 31 December 2010, the Company and Subsidiaries owned trade receivables of Rp20.3 trillion, of which approximately 34.6 was owed by Government-related entities. The largest trade receivable balance was due from PT Perusahaan Listrik Negara Persero PLN and Subsidiaries in the amount of Rp5,319,303. 10 debitur utama adalah PT Perusahaan Listrik Negara Persero PLN dan Anak Perusahaan, Tentara Nasional Indonesia POLRI, PT Petrochina International, PTT Public Co. Ltd, Mitsubishi Corporation, Toyota Tshuho Corporation, PT Pamapersada Nusantara, PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Trafigura Pte Ltd dan Mitsui Oil Pte Ltd. The top 10 debtors are PT Perusahaan Listrik Negara Persero PLN and Subsidiaries, Tentara Nasional Indonesia POLRI, PT Petrochina International, PTT Public Co. Ltd, Mitsubishi Corporation, Toyota Tshuho Corporation, PT Pamapersada Nusantara, PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Trafigura Pte Ltd and Mitsui Oil Pte Ltd. Piutang usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak seluruhnya memiliki jaminan atau liputan asuransi kredit. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak membuat penyisihan penurunan nilai untuk institusi dan badan usaha milik Pemerintah karena manajemen berpendapat bahwa piutang usaha tersebut dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari satu tahun. Penyisihan dibuat untuk piutang usaha komersial berdasarkan analisis piutang pada akhir periode akuntansi. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki prosedur untuk memonitor dan membatasi eksposur terhadap risiko kredit atas piutang usaha untuk entitas komersial. The Company and Subsidiaries’ outstanding trade receivables are not all covered by collateral or credit insurance. The Company and Subsidiaries did not provide impairment provisions for accounts receivable from the Government-related entities because management believes there are assurances that these balances will be settled within one year. Provisions are made for commercial trade receivables based on receivable analysis at the end of accounting period. The Company and Subsidiaries have procedures to monitor and limit their exposure to the credit risk on outstanding trade receivables for commercial entities.

c. Risiko likuiditas

c. Liquidity risk

Tingkat likuiditas yang diperlukan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk kegiatan operasi tidak pasti dan hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap operasi Perusahaan apabila Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai modal kerja yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kas dan operasi. Hal ini terjadi antara lain karena keterlambatan pembayaran subsidi dari Pemerintah. The amount of liquidity which the Company and Subsidiaries requires for its operations is uncertain and its operations may be adversely affected if the Company and Subsidiaries do not have sufficient working capital to meet their cash and operational requirements. This may occur as a result of, amongst other reasons, delays in the payment of the Government’s subsidies. Perusahaan dan Anak Perusahaan menggunakan kas dalam jumlah yang cukup signifikan didalam operasinya, terutama untuk pengadaan komoditas dan bahan baku. Salah satu biaya operasi utama adalah pembelian bahan untuk pengolahan di kilang. Fluktuasi harga minyak mentah, gas bumi dan hasil pengolahan dan fluktuasi nilai tukar mata uang asing menyebabkan ketidakpastian jumlah modal kerja dan biaya untuk kegiatan hulu dan hilir dari Perusahaan dan Anak Perusahaan. The Company and Subsidiaries use significant amount of cash in their operations, primarily to procure commodities and raw materials. In particular, one of their principal operating costs is the acquisition of feedstock for their refineries. Volatility in market prices for crude oil, natural gas and their refined products and fluctuations in exchange rates cause working capital and costs for the Company and Subsidiaries upstream and downstream operations to be uncertain. w w w .p e rt a mi n a .co m 379 378 L APO R AN T AH U N AN | AN N U AL R EPO R T PER T AMI N A 2 1 Pt PERtAMINA PERSERO DAN ANAK PERUSAHAANAND SUBSIDIARIES Lampiran 5159 Schedule cAtAtAN AtAS LAPORAN KEUANgAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 AND 2009 Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated 47. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO lanjutan 47. RISK MANAGEMENT POLICY continued

c. Risiko likuiditas lanjutan