Konsep Program Pengembangan Agroindustri Halal

kekuatan daya beli. Di lain pihak peningkatan eskpor akan berakibat pada peningkatan penerimaan devisa dan pajak yang juga berdampak positf bagi produktivitas agroindustri secara keseluruhan. Dampak berganda dari pengembangan agroindustri halal tersebut mampu meningkatkan pengaruh positif pada semua aspek ekonomi nasional. Keterangan Warna § Kebijakan dan Komitmen Pemerintah § I nfrastruktur Logistik, § Advokasi I nternasional dan Lokal § Riset dan Pengusaan Teknologi § Tingkat kesadaran masyarakat dan industri § Jejaring kelembagaan § Kekuatan pelaku industri Halal § Kemampuan lembaga sertifikasi § Sistem sertifikasi Halal § Tingkat inovasi dan daya saing produk § Potensi pasar § Ketersediaan bahan baku Pemenuhan Kebutuhan Daerah Penghasil Bahan Baku Kekuatan Daya Beli Daerah Penghasil Bahan Baku Harga Bahan Baku Kebijakan Dan Komitmen Pemerintah Program- program manajemen sumberdaya dan kebijakan Akses terhadap teknologi dan pasar Efek berganda dari Permintaan Konsumen Produktivitas Agroindustri, Peninkatan Pendapatan dan LapanganPekerjaan Buruh, modal, kebijakan industri dan faktor lain Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Produk Halal Lain yang Dibutuhkan Pasar Devisa dan Pajak Ekspor Produk Agroindustri Halal Peningkatan Agroindustri Halal Tujuan langsung program-program pertanian dan Agroindustri Halal Tujuan tidak langsung program-program pertanian dan Agroindustri Halal Pelayanan ahli bisnis Jasa pelayanan profesional Jasa konsultan Jasa pendukung manajerial Jasa Keuangan Teknologi Advokasi dan jejaring kerjasama Organisasi bisnis Halal Distribusi Pengembangan SDM Daya Saing, Lapangan Kerja dan Kesejahteraan Investasi Program-Program Bantuan Pendampingan Program Agroindustri Halal yang ditargetkan Input Program Pada Konsep Norton Gambar 39. Adaptasi Konsep Program Pengembangan Pertanian Norton 2004 pada Agroindustri Halal Dampak berganda yang positif terjadi karena dalam pengembangan agroindustri melibatkan beberapa aktivitas yang berkaitan satu sama lainnya diantaranya adalah, melibatkan kegiatan-kegiatan yang berbasis kepada potensi sumber daya lokal, memiliki kesempatan yang tinggi untuk akses pada pasar domestik dan dunia, menghasilkan nilai tambah yang tinggi, didukung oleh teknologi dan sumber daya manusia yang handal, ramah lingkungan, kelembagaan sertifikasi halal yang unggul, dan tuntutan untuk melaksanakan prinsip-prinsip kerjasama dengan orientasi bisnis. Beberapa kelemahan yang saat ini terjadi pada faktor infrastruktur logistik, jejaring kelembagaan, advokasi, inovasi dan daya saing, dapat diatasi dengan memberikan input-input bantuan pendampingan menyangkut berbagai penyediaan kebutuhan jasa yang diperlukan perlu dilakukan sehingga berjalan sinergis dan memberikan dampak ekonomi yang luas dan berkelanjutan. Dari analisis di atas, agroindustri halal dapat menjadi alternatif kebijakan yang sangat baik mengingat mampu membangkitkan keterkaitan antara pengembangan industri hulu pertanian, industri hilir pertanian serta jasa-jasa pendukung secara harmonis dan simultan. Keterkaitan yang luas tersebut akan mampu mendayagunakan ekonomi nasional sesuai dengan konsep pertanian bagi pengambangan ekonomi nasional yang dibuat oleh Norton 2004.

VII. POSISI DAYA SAING PRODUK AGROINDUSTRI

HALAL INDONESIA

7.1. Faktor Intrinsik Produk

Berdasarkan analisis SWOT-Kuantitatif telah dikemukakan penilaian terhadap kondisi saat ini atas kekuatan, kelemahan ancaman dan potensi pengembangan agroindustri halal yang ada. Faktor-faktor yang dipertimbangkan meliputi delapan belas faktor internal dan eksternal. Dari kedua kelompok faktor tersebut, kemudian ditelaah lebih dalam dengan memisahkan faktor-faktor yang ke dalam kelompok berdasarkan karakteristik kelembagaan dan karakterikstik produk. Faktor ekstrinsik kelembagaan meliputi faktor-faktor komitmen dan kelembagaan yang mempengaruhi perkembangan dan kebijakan agorindustri halal pada suatu negara, sedangkan faktor intrinsik produk dilihat dari sudut pandang pengembangan produk dimata konsumen dan pasar. Faktor-faktor intrinsik produk dalam pengembangan agroindustri halal merupakan faktor-faktor penting yang menjadi fokus perhatian utama konsumen dalam memilih produk halal yang akan dikonsumsi atau digunakannya serta berkaitan langsung dengan karakteristik produknya. Faktor-faktor intrinsik produk yang digunakan dalam pengembangan agroindustri halal meliputi delapan faktor yakni 1 Penampilan Produk, 2 Rasa, 3 Harga, 4 Mutu, 5 Variasi, Produk, 6 Cara Penyajian, 7 Apresiasi Konsumen dan 8 Level of trust. Faktor-faktor di atas dibobotkan kepentingannya berdasarkan pertimbangan dari para pakar agroindustri halal terpilih dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap faktor intrinsik produk dilakukan pada lima kelompok produk-produk halal yang dikaji yakni 1 Produk Daging, 2 Produk makanan dan minuman olahan, 3 Produk mikrobial, 4 Produk seasoning dan flavour , serta 5 Produk kosmetik dan obat-obatan yang berasal dari enam negara ASEAN. Karena kelima kelompok produk tersebut merupakan produk halal yang secara umum telah dikonsumsi atau digunakan secara langsung oleh konsumen. Dengan demikian, penilaian dilakukan atas kelima kelompok tersebut sebagai satu kategori penilaian dengan asumsi produk-produk yang diamati memiliki karakteristik yang sama. Penelaahan diawali dengan pembobotan kepentingan atas ke-delapan faktor yang diujikan dengan mensyaratkan masing-masing tiga kriteria yang telah terpenuhi. Tabel 18 berikut menjelaskan mengenai kriteria pemenuhan faktor intrinsik produk. Tabel 18. Kriteria Pemenuhan Faktor Intrinsik Produk No. Faktor Intrinsik Produk Kriteria Pemenuhan 1 Penampilan Produk Inovasi dan Teknologi Kemasan Kemudahan Identifikasi Warna, Bentuk Ukuran Berat dan Volume Produk 2 Rasa Kualitas Sensorik Rasa Kualitas Sensorik Aroma Konsistensi Rasa dan Aroma 3 Harga Willingness To Pay Kelayakan Harga Harga Produk Subtitusi 4 Mutu Adanya Produk yang Diunggulkan Jaminan Mutu Produk Fungsional Produk 5 Variasi Produk Jumlah Variasi Produk Konsistensi Inovasi Kelengkapan Variasi 6 Cara Penyajian Kemudahan Kepraktisan Keamanan 7 Apresiasi Konsumen Merek Dagang Promosi Track Record Produk dan Negara 8 Level of Trust Asal dan Lokasi Negara Label dan Sertifikasi Halal Lokal Kelengkapan Informasi Produk

7.1.2. Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor Ekstrisnsik Agroindustri Halal

Dalam memetakan kekuatan agroindustri Indonesia dalam faktor intrisnsik, faktor-faktor tersebut dibobotkan kepentingannya. Tabel 19 berikut menjelaskan pembobotan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan terhadap faktor-faktor intrinsik produk pengembangan agroindustri halal. Tabel 19. Penilaian Bobot Terhadap Faktor Intrinsik Produk Pada tabel 19 di atas, setiap responden mengurutkan faktor-faktor yang diajukan yang kemudian berdasarkan bobot kepentingannya dan merata-ratakan hasil yang diperoleh dari ke-tujuh belas responden. Berdasarkan penilaian para pakar, penampilan produk merupakan faktor intrinsik produk yang memiliki bobot nilai tertinggi dengan skor 0,21. Skor tersebut mencerminkan bahwa penampilan produk merupakan hal paling dominan, dimana pasar akan menerima produk tersebut atau tidak. Pada posisi ke dua, harga menjadi pertimbangan penting dengan bobot kepetingan sebesar 0,18. Faktor lain yang juga memiliki pengaruh tinggi dalam pemilihan produk adalah rasa dan cara penyajian yang mendapatkan nilai yang sama yakni 0,16. Pada posisi selanjutnya mutu, variasi produk masing- masing mendapatkan skor 0,11 dan 0,05, sedangkan level of trust dan apresiasi konsumen terhadap produk halal yakni masing-masing memiliki skor terkecil dengan nilai 0,05. Faktor level of trust dipertimbangkan sebagai salah satu faktor intrinsik produk mengingat status halal dalam suatu produk dan suatu wilayah negara tertentu merupakan jaminan bagi ketentraman konsumen dalam mengkonsumsi atau menggunakan produk yang ada. Level of trust diperlukan agar pasar ataupun konsumen terbebas dari rasa khawatir jika produknya yang dikonsumsinya memiliki status haram. Pada faktor selanjutnya yakni apresiasi konsumen dipertimbangkan menjadi faktor penilaian karena adanya tingkat apresiasi yang berbeda-beda terhadap produk yang diproduksi suatu negara dibandingkan dengan negara lain. Suatu produk dari suatu negara tertentu sering kali diapresiasi lebih tinggi dibandingkan dengan produk negara lainnya. Untuk itu apresiasi konsumen dan level of trust dimasukkan dalam faktor-faktor intrinsik produk untuk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 Penampilan Produk 0,22 0,19 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,19 0,19 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22 0,19 0,19 0,21 2 Rasa 0,14 0,17 0,11 0,19 0,17 0,14 0,14 0,19 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,14 0,17 0,17 0,14 0,16 3 Harga 0,17 0,14 0,19 0,08 0,19 0,17 0,17 0,17 0,22 0,14 0,19 0,19 0,14 0,19 0,19 0,22 0,22 0,18 4 Mutu 0,11 0,11 0,14 0,11 0,11 0,11 0,08 0,14 0,11 0,11 0,11 0,08 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 5 Variasi Produk 0,03 0,08 0,08 0,14 0,06 0,03 0,11 0,08 0,03 0,08 0,08 0,11 0,08 0,03 0,14 0,06 0,08 0,08 6 Cara Penyajian 0,19 0,22 0,17 0,17 0,14 0,19 0,19 0,11 0,14 0,22 0,14 0,14 0,19 0,17 0,03 0,08 0,17 0,16 7 Apresiasi Konsumen 0,06 0,03 0,03 0,03 0,08 0,06 0,03 0,06 0,08 0,03 0,03 0,03 0,03 0,06 0,08 0,14 0,06 0,05 8 Level of trust 0,08 0,06 0,06 0,06 0,03 0,08 0,06 0,03 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,08 0,06 0,03 0,03 0,05 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Total FAKTOR INTRINSIK No. Responden BOBOT