Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor Ekstrisnsik Agroindustri Halal

mengetahui tingkat apresiasi pasar serta tingkat ketentraman kosumen terhadap produk dari negara tertentu. Untuk mengetahui posisi kekuatan yang melibatkan faktor-faktor instrinsik pada enam negara ASEAN, Tabel 20 berikut menjelaskan besarnya nilai kekuatan setiap negara untuk setiap faktor-faktor intrinsik produk Nilai lima menunjukkan pencapaian yang paling ideal, sebaliknya nilai yang semakin kecil menunjukkan kondisi yang semakin jauh dari ideal. Tabel 20. Penilaian Kekuatan Faktor-Faktor Intrinsik Produk Di Setiap Negara No Faktor Intrsinsik Indonesia Malaysia Brunei D Thailand Filipina Singapura 1. Penampilan Produk 3,06 4,18 4,24 4,53 2,29 4,47 2. Rasa 3,53 3,65 3,41 3,94 3,18 3,82 3. Harga 3,94 4,35 3,47 4,18 3,06 2,53 4. Mutu 3,00 4,53 4,29 4,59 2,88 4,00 5. Variasi Produk 3,29 4,00 3,12 4,41 2,88 3,12 6. Cara Penyajian 2,82 4,06 3,88 4,24 2,88 3,94 7. Apresiasi Konsumen 2,82 4,29 3,65 2,88 2,47 2,53 8. Level of trust 3,59 4,47 4,53 2,94 2,53 2,71 Rata-Rata 3,26 4,19 3,82 3,96 2,77 3,39 Malaysia dan Thailand merupakan dua negara yang memiliki faktor-faktor intrinsik produk yang sangat baik dengan nilai diatas 4,0, sedangkan Indonesia, Singapura dan Brunei Darussalam memiliki kondisi yang cukup baik dengan nilai diantara 3,0 dan 4,0. Nilai tertinggi yang diperoleh Thailand adalah pada penampilan produk. Thailand juga unggul dalam rasa dan cara penyajian, walaupun mendapatkan nilai yang rendah pada faktor apresiasi konsumen dalam negerinya terhadap produk halal, sedangkan Indonesia memiliki kekuatan yang merata, tidak unggul dalam setiap faktor manapun namun juga tidak menjadi yang terburuk. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bahwa, Indonesia memiliki harga yang bersaing dengan produk negara lain dengan rasa cukup unik dan variasi produk halal yang cukup banyak. Meskipun perolehan Indonesia masih jauh dibawah Malaysia dan Thailand, namun dengan keanekaragaman budaya dan sumber daya alam dengan tingkat kreativitas yang tinggi, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan kekuatan faktor-faktor intrinsik produknya. Secara keseluruhan, Malaysia memiliki kekuatan dalam penguasaan faktor intrinsik produk yang sangat baik dengan perolehan skor 4,19, sedangkan Thailand, walaupun bukan negara muslim mampu memiliki skor yang tinggi yakni 3,96 hampir sama dengan Brunei Darussalam yang fokus dalam mengembangkan produk halal premiumnya. Kondisi yang lain terjadi pada Singapura, walaupun bukan negara tertinggi populasinya, Singapura merupakan tempat transit dan pintu perdagangan Internasional, sehingga faktor-faktor halal sebagai pemenuhan komitmen untuk mengembangkan produk dan jasa yang halal compatible menjadi penting. Hal tersebut menjadikan Singapura mendapatkan nilai yang baik sengan skor 3,39, sedangkan Indonesia dengan skor 3,26 walaupun dalam kategori baik, namun berada diposisi ke-lima dalam pengembangan faktor- faktor intrinsik produknya, hanya unggul dari Filipina 2,77. Dengan hasil tersebut, Indonesia perlu dengan sinergis mengembangkan faktor-faktor intrisnik sebagai upaya menambah nilai tambah dan daya saing produknya

7.2. Analisis Kondisi Faktor-Faktor Intrinsik Produk Di Setiap Negara

Faktor-faktor intrinsik produk dari enam negara memiliki keunikan masing-masing sesuai dengan standar industri yang telah dicapai, perbedaan latar budaya dan pengaruh kebijakan pemerintah terhadap pengembangan produk halalnya masing-masing. Sebagai contoh, Malaysia memiliki produk halal yang seluruh faktor-faktor intrinsik produknya pada umumnya mendapatkan skor yang sangat baik, sedangkan Thailand lebih cenderung unggul pada faktor cita rasa dan mutunya yang telah dikenal luas secara global. Secara lebih jelas, penguasaan faktor-faktor instrinsik oleh setiap negara dijelaskan pada Gambar 40 berikut. Gambar 40. Kondisi Faktor-Faktor Intrinsik Produk Di Enam Negara ASEAN Dari Gambar 40 di atas, sub-bab berikut menjelaskan secara rinci perkembangan setiap negara dalam hal penguasaan faktor-faktor intrinsik produk agroindustri halal-nya.

7.2.1. Penampilan Produk

Penampilan produk merupakan faktor yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan faktor-faktor intrinsik produk lain dengan skor 0,21. Hal tersebut menujukkan bahwa penampilan produk menjadi pertimbangan utama konsumen memilih produk yang ada. Dalam penampilan produk halal, Thailand memiliki penampilan produk yang terbaik dengan nilai 4,53, kemudian Singapura 4,47, Brunei Darussalam 4,18 dan Malaysia 4,24. Kriteria-kriteria penampilan produk yang terdiri atas inovasi kemasan, mudah diidentifikasi dari warna, bentuk, berat dan volume. Produk dengan nilai terbaik dalam hal penampilan produk diperoleh Thailand, Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia. Ke-empat negara tersebut memiliki inovasi kemasan produk yang lebih maju dan inovatif dibandingkan dengan Indonesia dan Filipina. Selain itu, penampilan produk yang dimiliknya selain dijadikan faktor daya tarik utama, juga diposisikan untuk memiliki fungsi jaminan terhadap kesehatan, keamanan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi, dan informasi. Keberhasilan empat negara dengan perolehan skor tertinggi tersebut, terutama bagi Malaysia dan Thailand, jika dianalisis lebih lanjut, skor yang diperoleh merupakan hasil dari kebijakan pemerintahannya yang tertuang dalam arah pengembangan agroindustri halalnya yang jelas. Kebijakan pemerintahnya mengupayakan berbagai nilai tambah dan daya tarik produk yang mampu menembus pasar Internasional dan sesuai dengan kriteria standar keamanan dan kemajuan jaman. Khusus bagi Brunei Darussalam yang menempati posisi ke-tiga, penampilan produk dinilai sebagai kriteria utama yang harus dipenuhi sesuai dengan visi pengembangan bisnis halalnya, yakni menciptakan produk-produk halal premium untuk kebutuhan global, sehingga faktor penampilan produk menjadi faktor yang harus dikuasai.