Analytical Hierarchy Process AHP

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

Dalam penelitian ini dipelajari upaya-upaya agar agroindustri halal di Indonesia mampu bersaing secara global dan mampu memenuhi pasar ekspor dan domestik. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah model pendekatan partisipan dan konsultatif. Para para pemimpin agroindustri halal dan para pembuat kebijakan yang terlibat menjadi partisipan aktif yang dilibatkan dalam analisis situasi. Kemudian dilakukan interpretasi terhadap temuan-temuan yang ada dan pemilihan formulasi serta inisiatif pengembangannya. Proses tersebut dilakukan terhadap para pelaku pemilik agroindustri dan pembuat kebijakan mengenai dampak dari program dan memastikan komitmen mereka terhadap pelaksanaan reformasi. Strategi pengembangan agroindustri halal dapat dianggap sebagai bagian dari strategi industri yang mengarahkan pada tujuan berupa kondisi ideal yang diinginkan di masa depan. Untuk itu, para pelaku seperti pemilik agroindustri, pembuat kebijakan dan pemimpin industri dilibatkan menjadi partisipan aktif untuk menganalisis situasi. Kemudian dilakukan interpretasi terhadap temuan- temuan yang ada dan menentukan prioritas formulasi, dilanjutkan dengan menggali inisiatif pengembangan, dampak dari strategi yang dipilih serta memastikan komitmen pelaku terhadap strategi terpilih. Gambar 15 berikut menjelaskan kerangka pemikiran pengembangan agroindustri halal Indonesia. Kondisi agroindustri Halal saat ini Kondisi Tidak Ada Intervensi Peningkatan Kualitas Intervensi Pemerintah Kondisi masa depan agroindustri Halal jika pemerintah tidak melakukan intervensi Kondisi masa depan agroindustri Halal yang diinginkan Kebijakan agroindustri Halal Gambar 15. Kerangka Pemikiran Pengembangan Agroindustri Halal Gambar 15 di atas menjelaskan bahwa kondisi ideal yang diinginkan di masa depan adalah menjadi tujuan umum goal yang ditetapkan berdasarkan sistem nilai yang berlaku di masyarakat dan ideologi pengembangan yang dianut oleh pembuat kebijakan. Goal tersebut kemudian dijabarkan menjadi deskripsi masa depan agroindustri serta kondisi masa kini yang diperlukan untuk mencapai kondisi masa depan tersebut. Berdasarkan perbedaan antara kondisi yang diperlukan dengan kondisi aktual saat ini, dan dengan memperhatikan keterbatasan dan kendala yang dihadapi, ditetapkan tujuan-tujuan khusus objektif kebijakan yang hendak dicapai dalam waktu tertentu Tasrif, 2009. Salah satu kendala yang penting diperhatikan dalam menetapkan sasaran kebijakan adalah adanya keterbatasan kemampuan pemerintah dalam mengatasi permasalahan publik dan adanya masalah-masalah yang inheren pada intervensi pemerintah government failure. Kegagalan pasar untuk menciptakan kondisi saat ini yang ideal tidak selalu harus diatasi dengan intervensi pemerintah, apabila pemerintah tidak mempunyai kemampuan untuk mengatasinya atau biaya untuk mengatasinya lebih tinggi dari manfaat perbaikan yang diharapkan. Model yang memenuhi syarat dan mampu dijadikan sarana analisis untuk merumuskan kebijakan haruslah merupakan suatu wahana untuk menemukan jalan dan cara intervensi yang efektif dalam suatu sistem fenomena. Melalui jalan dan cara intervensi inilah perilaku sistem yang diinginkan dapat diperoleh dan perilaku sistem yang tidak diinginkan dapat diperoleh Tasrif, 2009. Dalam mewujudkan kondisi ideal yang diinginkan di masa depan melalui suatu tujuan umum goal yang ditetapkan berdasarkan sistem nilai yang berlaku di masyarakat dan ideologi pengembangan yang dianut oleh pembuat kebijakan. Goal tersebut kemudian dijabarkan menjadi deskripsi masa depan serta kondisi masa kini yang diperlukan untuk mencapai kondisi masa depan tersebut. Berdasarkan perbedaan antara kondisi yang diperlukan dengan kondisi aktual saat ini, dan dengan memperhatikan keterbatasan dan kendala yang dihadapi, ditetapkan tujuan-tujuan khusus objektif strategi yang hendak dicapai dalam waktu tertentu untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Permasalahan kompleks merupakan ciri khas dalam suatu sistem bisnis termasuk agroindustri halal. Kompleksitas tersebut terjadi karena interaksi dari berbagai pelaku usaha dari hulu upstream sampai dengan hilir downstream, terlebih lagi interaksinya dengan berbagai hal termasuk kebijakan perdagangan dalam dan luar negeri serta peranan budaya yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini dikaji pelaksanaan bisnis halal di Indonesia dengan membandingkannya dengan negara-negara ASEAN dan internasional lainnya yang juga memiliki kepentingan bisnis halal global. Para pelaku agrondustri halal menghadapi kompleksitas antar pelaku dan fasilitas yang terdapat dalam sistem bisnis dan perdagangannya karena adanya perbedaan kepentingan dan tujuan, baik antara petani, peternak, pelaku bisnis, pemerintah ataupun pihak asing. Aspek pada agrondustri halal terjadi karena terjadi perubahan yang senantiasa berubah seiring dengan waktu. Perubahan tersebut terjadi pada konsistensi kebijakan, produk, fasilitas dan persaingan para pelaku usaha. Kompleksitas sistem agroindustri halal menjadi pendorong penggunaan pendekatan sistem. Seluruh entitas yang terdapat pada agroindustri halal mempunyai tujuan dan kepentingan yang berbeda. Namun demikian, sebagai suatu sistem seluruh entitas tersebut dituntut untuk melakukan sinergi dalam mencapai satu tujuan dalam keseluruhan pengembangan agroindustri halal nasional yang memiliki keunggulan kompetitif. Strategi pengembangan agroindustri halal dalam mengantisipasi bisnis halal global diintegrasikan dengan analisis SWOT-kuantitif dan sistem pengukuran kinerja SWOT-Analytical Hierarchy Process SWOT-AHP. Dalam mewujudkan hal tersebut dilakukan identifikasi struktur agroindustri halal yang terdiri dari proses bisnis, jaringan dan komponen agroindustri terkait. Berdasarkan interaksi dan kinerja agroindustri halal tersebut, dihasilkan suatu jawaban terhadap beberapa pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu strategi apakah yang dapat diterapkan dalam melakukan pengembangan agroindustri halal dalam mengantisipasi bisnis halal global. Setelah tujuan dispesifikasikan, dikembangkan berbagai alternatif tindakan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui evaluasi alternatif yang tersedia, kemudian ditetapkan dan direkomendasikan tindakan kebijakan