Elemen-elemen Kunci dalam Proses Pembuatan Kebijakan

Gambar 8. Taksonomi Kebijakan Pertanian Norton, 2004.

2.4.5. Prinsip Pengembangan Kebijakan Berbasis Pertanian

Penyebab kegagalan kebijakan bukan hanya hambatan teknis, tetapi juga konflik mengenai apa yang akan dituju. Agar kebijakan dapat berhasil dijalankan harus dikenali konflik mengenai apa yang akan dituju, serta prinsip prinsip dalam mengembangkan suatu kebijakan. Prinsip-prinsip keberlanjutan yang harus dipegang dalam pengembangan kebijakan dalam pengembangan pertanian diterangkan dalam Gambar 9 Norton, 2004: Gambar 9. Prinsip Dasar Keberlanjutan Kebijakan Pertanian Norton,2004 Kebijakan yang diambil didasarkan atas lima prinsip dasar keberlajutan agar kebijakan dapat dijalankan dalam waktu lama. Keberlanjutan secara ekonomi berarti strategi yang diterapkan harus memberikan keutungan ekonomi bagi masyarakat. Keberlanjutan secara sosial menyangkut strategi yang diambil juga memperhatikan pengembangan masyarakat pada level bawah. Kebijakan yang memiliki visi yang jauh ke depan perlu dilindungi dengan kebijakan fiskal yang konsisten dengan institusi yang handal serta dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan Norton, 2004 . Prinsip Dasar Keberlanjutan Kebijakan Pertanian Ekonomi Lingkungan Politik Sosial Fiskal

2.4.6. Hubungan antara Pembuatan Kebijakan dengan Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa pemahaman tentang proses pembuatan kebijakan. Analisis kebijakan mencoba memberikan informasi mengenai konsekuensi-konsekuensi dari suatu tindakan action yang diusulkan. Gambar 10 berikut menunjukkan kerangka atau model tentang hubungan antara pembuatan kebijakan dengan analisis kebijakan menurut Norton 2004. Indentifikasi Masalah Perumusan Sub- Tujuan Formulasi Usulan Kebijakan Pada dasarnya Tujuan utama suatu kebijakan adalah human development yang dilanjutkan merumuskan sub- tujuan pada setiap pemecahan permasalahan yang mengerucut pada pemecahan masalah secara keseluruhan PEMIKIRAN STRATEGIK Apa rencana untuk mengatasi masalah? Apa yang seharusnya menjadi sasaran, tujuan dan prioritas? PILIHAN. Cara spesifik apa yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut? MENAKSIR DAMPAK. Mana yang dipilih atau kedua- duanya merupakan keuntungan yang sebesar-besarnya atau meminimumkan dampak yang buruk? DIAGNOSIS. Apa yang menjadi masalah? PROGNOSIS. Apa yang akan terjadi jika kita tidak melakukan apapun? Gambar 10. Elemen-Elemen Pembuatan Kebijakan Norton, 2004. Analisis pada tahap formulasi kebijakan meliputi: 1 Identifikasi kebutuhan yang akan diwujudkan, 2 Identifikasi sumber-sumber penyebab masalah, dan 3 Mengkaji bagaimana kelompok-kelompok populasi tertentu akan dipengaruhi. Masalahnya adalah perbedaan substansial antara apa yang ada dan apa yang seharusnya. Tujuan utama dalam analisis kebijakan adalah menganalisa dan menyajikan alternatif yang tersedia melalui sintesa, riset, dan teori-teori yang ada dalam menyelesaikan masalah. Tujuan kebijakan yang berpijak pada pertanian menurut Norton 2004 adalah mendukung pengembangan manusia human develompment, tujuan spesifiknya adalah untuk memastikan pemenuhan nutrisi dan kebutuhan dasar lainnya, dan memberikan kontribusi terhadap kepuasan masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dalam penelitian ini kebijakan juga melingkupi intervensi atau keterlibatan pemerintah dalam mengendalikan produksi dan kebutuhan konsumsi masyarakat secara efisien. Selama ini, pemerintah melakukan intervensi antara lain dengan cara membuat peraturan, memberikan subsidi, turut terlibat dalam produksi, memberikan bantuan atau menjadi perantara melakukan intermediasi yang memberikan dampak signifikan pada pengembangan industri, seperti halnya model yang dikembangkan oleh Deperindag pada tahun 2001 Gambar 11.. Gambar 11. Kerangka Model Analisis Klaster Berbasis Pertanian Deperindag, 2001 Pendekatan ekonomi dalam kebijakan didasarkan pada konsep persaingan sempurna yang berpandangan bahwa produsen yang memaksimalkan keuntungan dan konsumen yang bertujuan memaksimumkan utilitasnya berinteraksi sedemikian rupa hingga menciptakan suatu pola produksi dan konsumsi atau alokasi barang dan sumber daya yang paling efisien di dalam perekonomian. Pola alokasi yang paling efisien di atas dikenal sebagai “efisien pareto” merupakan pola yang memaksimumkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Akan tetapi di didalam perekonomian yang sesungguhnya asumsi-asumsi dasar dalam ekonomi pasar persaingan sempurna umumnya tidak terpenuhi, sehingga pasar tidak mampu menciptakan pola alokasi yang paling efisien. Eksternal Makroekonomik Fundamemntal Kebijakan Peraturan Keselamatan lingkungan yang berkelanjutan Sektor Klaster Inti Agro-industri Berdasarkan letak Geografis Produksi Utama Assembly,Peningkatan, Pemrosesan utama Penggolongan. pengepakan manajemen kualitas Downstream Industries Aktivas yang memberikan nilai tambah Pemrosesan lanjutan. pengepakan, handling, pergudangan, distribusi, pemasaran Upstream Industries Mempertinggi produktivitas Persediaan Input-input: - Permesinan peralatan - Pupuk pestisida - Benih material pembibitan Infrastruktur dan Jasa Pendukung Lainnya yang Berhubungan Teknologi Penambahan dan Jasa Pelatihan Fasilitas Investasi Infrastruktiur Sosial Pengembangan SDM RD Infrastruktur Fisik Pemerintah Swasta Pemerintah