Apresiasi Konsumen Analisis Kondisi Faktor-Faktor Intrinsik Produk Di Setiap Negara

Level of Trust merupakan faktor instrinsik terhadap ke-halalan produk yang berasal dari suatu negara. Tingkat kepercayaan tersebut identik dengan seberapa besar muslim menjadi penduduk mayoritasnya, pelaksanaan standar sertifikasi halal, kepercayaan terhadap label halal serta kelengkapan informasi produk yang tercantum pada produk negara yang bersangkutan. Tingkat kepercayaan atau level of trust tertinggi diraih oleh Brunei Darussalam dengan skor 4,53 dan Malaysia dengan skor 4,47. Dengan skor tersebut menggambarkan bahwa konsumen sangat yakin jika produk tersebut diproduksi Brunei Darussalam dan Malaysia akan terjamin ke-halalannya. Pencapaian Indonesia sebagai negara terbesar populasi Muslimnya memperoleh skor 3,59 yang dikategorikan sebagi negara yang dipercayai tingkat ke-halalannya dengan baik. Untuk negara-negara dengan penduduk mayoritas non-muslim rata- rata mendapatkan tingkat kepercayaan yang rendah seperti Thailand 2,94, Singapura 2,71 dan Filipina 2,53. Untuk menyiasati rendahnya tingkat kepercayaan, beberapa negara mengambil strategi dengan meningkatkan promosi mengenai ke-halalan produknya, membangun pencitraan negara dan produk-produknya, penciptaan merek dagang, pencantuman label halal dan informasi produk yang lengkap sesuai dengan standar Internasional. Sebagai contoh, upaya tersebut dilakukan oleh Thailand yang produk-produknya banyak diragukan ke-halalan-nya karena Thailand berlatarbelakang penduduk dan pemerintahan non-muslim. Strategi tersebut berhasil dilakukan Thailand yang ditunjukkan dengan pencapaian tingkat kekuatan agroindustri halal-nya yang baik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti dijelaskan dalam sub bab analisis kekuatan faktor-faktor intrinsik produk di setiap negara berikut.

7.3. Analisis Kekuatan Faktor- Faktor Intrinsik Produk Di Setiap Negara

Setelah dilakukan pembobotan kepentingan, penilaian terhadap faktor- faktor intrinsik dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai kekuatan masing-masing negara yang kemudian didapatkan perbandingan agroindustri halal yang ada di enam negara ASEAN. Peringkat daya saing negara berdasar faktor intrinsik agroindustri halal diperlihatkan pada Gambar 42 berikut. Gambar 42. Kekuatan Faktor Intrinsik Produk Halal Di Enam Negara ASEAN Dari Gambar 42 di atas, negara dengan kekuatan faktor-faktor intrinsik tertinggi adalah Malaysia dengan skor 4,15, kemudian Thailand 4,13, Brunei Darusaalam 3,82, Singapura 3,59, Indonesia 3,28 dan Filipina 2,82. Melihat posisi Indonesia, maka perlu didorong untuk segera melakukan berbagai inovasi berkaitan dengan faktor-faktor intrinsik yang harus dikembangkan secara berkesinambungan. Secara keseluruhan, penampilan produk, rasa, harga, mutu, variasi produk, cara penyajian, apresiasi konsumen dan level of trust, Indonesia menempati urutan ke lima dari enam anggota negara ASEAN. Indonesia hanya unggul dari Filipina. Banyak faktor yang mengakibatkan produk Indonesia kalah jika dibandingkan secara langsung dengan produk-produk halal ke-lima negara lainnya, antara lain adalah karena rendahnya faktor inovasi yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan, serta rendahnya unsur kreativitas yang dikembangkan dalam pengembangan produknya. Dalam perkembangan agroindustri halal, ke-enam negara ASEAN yang dibandingkan memiliki tingkat kematangan yang berbeda dalam penguasaan faktor-faktor intrisnik produk halalnya. Gambar 43 berikut memperlihatkan tingkat kematangan agroindustri setiap negara dari faktor-faktor insintrik pengembangan agroindustri halal.