Level of Trust Analisis Kondisi Faktor-Faktor Intrinsik Produk Di Setiap Negara

Gambar 42. Kekuatan Faktor Intrinsik Produk Halal Di Enam Negara ASEAN Dari Gambar 42 di atas, negara dengan kekuatan faktor-faktor intrinsik tertinggi adalah Malaysia dengan skor 4,15, kemudian Thailand 4,13, Brunei Darusaalam 3,82, Singapura 3,59, Indonesia 3,28 dan Filipina 2,82. Melihat posisi Indonesia, maka perlu didorong untuk segera melakukan berbagai inovasi berkaitan dengan faktor-faktor intrinsik yang harus dikembangkan secara berkesinambungan. Secara keseluruhan, penampilan produk, rasa, harga, mutu, variasi produk, cara penyajian, apresiasi konsumen dan level of trust, Indonesia menempati urutan ke lima dari enam anggota negara ASEAN. Indonesia hanya unggul dari Filipina. Banyak faktor yang mengakibatkan produk Indonesia kalah jika dibandingkan secara langsung dengan produk-produk halal ke-lima negara lainnya, antara lain adalah karena rendahnya faktor inovasi yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan, serta rendahnya unsur kreativitas yang dikembangkan dalam pengembangan produknya. Dalam perkembangan agroindustri halal, ke-enam negara ASEAN yang dibandingkan memiliki tingkat kematangan yang berbeda dalam penguasaan faktor-faktor intrisnik produk halalnya. Gambar 43 berikut memperlihatkan tingkat kematangan agroindustri setiap negara dari faktor-faktor insintrik pengembangan agroindustri halal. Gambar 43. Tingkat Kematangan Faktor Intrinsik Produk Halal Di Enam Negara ASEAN Malaysia memiliki penguasaan faktor-faktor intrinsik produk, yang lebih tinggi dan merata, serta menjadi negara yang menjadi acuan dalam pengembangan agroindustri halal global, sedangkan Thailand tingkat kematangannya baik, kecuali pada faktor apresiasi konsumen dan level of trust. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh faktor kepercayaan penduduknya yang mayoritas non muslim yang mengakibatkan pasar muslim belum meyakini jaminan ke- halalannya. Tampilnya Brunei Darussalam sebagai negara dengan tingkat kematangan yang terbaik setelah Malaysia dan Thailand merupakan bukti dari berhasilnya komitmen pemerintahnya pada pengembangan agroindustri halal. Mengenai variasi nilai produk nilai yang rendah pada produk-produk halal Brunei Darussalam, hal tersebut lebih diakibatkan bahwa saat ini Brunei Darussalam lebih fokus dalam pengembangan produk-produk berbasis daging sapi. Negara-negara yang memiliki kategori cukup berkembang baik berturut- turut adalah Singapura dan Indonesia. Singapura tingkat kematangannya lebih baik dari Indonesia walaupun tidak berlangsung merata karena Singapura lemah pada apresiasi konsumen halal, tingkat kepercayaan atau keyakinan terhadap kehalalan produk dan harganya yang relatif mahal. Indonesia memiliki tingkat kematangan faktor intrinsik produk halal pada tingkat sedang dengan tingkat