Kegagalan pasar market failure sering dijadikan sebagai alasan untuk melibatkan pemerintah dalam mengendalikan produksi dan konsumsi masyarakat,
dengan kata lain kebijakan dianggap perlu untuk mengatasi kegagalan pasar. Kegagalan pasar yang sering digunakan sebagai alasan perlunya intervensi
pemerintah Belly, 1977 adalah: a kompetisi tidak berlangsung sempurna ada pelaku ekonomi yang memiliki kekuatan monopoli, b produsen memindahkan
biaya atau memberi manfaat kepada produsen lain atau konsumen tanpa membayar ongkos atau menagih pembayaran atas manfaat tersebut terjadi
eksternalitas, c barang yang dihasilkan merupakan barang publik yang kepada penggunanya tidak dikenakan biaya, d pasar bersifat tidak lengkap pasar tidak
berlangsung terus-menerus di masa depan dan tidak mencakup semua resiko yang mungkin, dan e informasi tidak tersedia secara lengkap dan sempurna.
2.4.7. Fasilitas Pengembangan Agroindustri
Fasilitas dan jasa pelayanan yang lebih banyak lagi diperlukan untuk memacu perkembangan agribisnis. Fasilitas-fasilitas tersebut harus tersedia dan
terjangkau oleh para stakeholders. Kebutuhan akan fasilitas-fasilitas tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut Deperindag, 2004:
a Pelayanan para ahli, termasuk jasa pelayanan profesional persiapan, konstruksi, keteknikan, jasa konsultan operasi, evaluasi dan penyesuaian,
dan jasa pendukung manajerial entrepreneurial, konsultasi hukum, pemasaran.
b Organisasi khusus bisnis pertanian kelompok tani, asosiasi, koperasi, kerjasama kelompok atau bisnis, perusahaan.
c Jasa keuangan bank, asuransi, kredit mikro, kerjasama modal. d Teknologi produksi, panen dan pasca panen, pemrosesan, ditribusi,
pemasaran. e Pengembangan sumber daya manusia, tenaga kerja terlatih ahli mesin
pertanian, keuangan, akunting, pemasaran, promosi, hukum. f Infrastruktur, jalan, kelistrikan, transportasi, pergudangan, unit pemrosesan,
pengepakan. Hal-hal tersebut dijelaskan pada Gambar 12 berikut.
Gambar 12. Klaster Industri berbasis pertanian Deperindag, 2004
FONDASI EKONOMI Teknologi dan
kemampuan RD - teknologi asli lokal
asal - Sumber Global
- Proses dan Sistem Informasi
Kekuatan Sumber Daya Alam
- Sumber Daya Tanah Lahan
- Sumber Daya Air - IklimCuaca
- Lingkungan
Infrastruktur Fisik - Energi
- Transportasi - Komunikasi
Sumber Daya Manusia
- Kualitas - Kuantitas
- Ketersediaan dan Responsivitas
Lingkungan Bisnis dan Pelayanan
Pendukung - Sumber Modal
- Keuangan - Insentif
Kluster Indistri Berbasiskan Pertanian
Industri-industri pendukung Penyedia Teknologi, Permesinan dan Barang-barang Material
Sistem suplai input material bahan mentah
utama Sistem Suplai
Pemrosesan Utama Sistem Suplai
Pemrosesan Sekunder Tersier
Sistem Pelayanan dan Input Peralatan dan
Permesinan
SISTEM INDUSTRI UTAMA
Nilai Tambah
Per Pekerja
Produktivit as
Per Unit
RD Produksi
Pasca Panen Farm
Production Distribusi
Logistik Penjualan
Marketing RD
Produksi Pasca Panen
Farm Production
Distribusi Logistik
Sales Marketing
RD Produksi
Pasca Panen Farm
Production Distribusi
Logistik Penjualan
Marketing
Aktivitas Rantai Nilai Tambah
Aktivitas Rantai Nilai Tambah
Aktivitas Rantai Nilai Tambah
Bahan Mentah Primer
Sekunder
PASAR EKSPOR
PASAR DOMESTIK
- Investasi - Perbankan
- Jaminan Layanan RD
- Produksi - Pasca Panen
- Produk - Perbaikan Pemeliharan Mesin
- Pendukung Bisnis penting lain - Akunting
- Manajemen proyek - Jasa Konsultan
- Transportasi dan Jasa Komunikasi
Jasa Ekspor - Broker
- Forwarding - Jasa Pelabuhan
Industri-industri dan jasa yang saling terkait dan berhubungan
- Pemrosesan - Keamanan Produk
- Sistem kualitas
Kebijakan industri merupakan intervensi pemerintah secara sengaja dan terkoordinasi untuk mengembangkan industri. Melalui kebijakan industri
pemerintah mengatur alokasi sumberdaya diantara industri-industri atau mempengaruhi level aktivitas perusahaan-perusahaan di dalam suatu industri,
pemerintah mendorong peningkatan produksi, investasi, penelitian dan pengembangan, modernisasi atau restrukturisasi di jenis-jenis industri tertentu,
dan mendorong penurunannya di industri lain Norton, 2004. Tujuan utama kebijakan industri di negara sedang berkembang pada
prinsipnya adalah untuk pertumbuhan, pembangunan dan modernisasi ekonomi nasional Norton, 2004. Kebijakan yang dilakukan berkaitan dengan
pemaksimalan kesejahteraan masyarakat dengan cara pembuatan kebijakan. Tujuan utama tersebut diwakili oleh sejumlah tujuan yang tidak selalu saling
kompatibel, misalnya, industrialisasi mempercepat transformasi dari perekonomian berbasis pertanian ke perekonomian berbasis industri, pendalaman
struktur industri, substitusi impor, pengembangan teknologi, orientasi ekspor, penciptaan lapangan kerja, pengembangan industri kecil menengah dan
desentralisasi spasial. Dalam penyusunan kebijakan industri, tujuan-tujuan di atas adalah sebagai
proksi bagi tujuan utama yang lebih luas yaitu efisiensi dan pertumbuhan.
Instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan kebijakan industri adalah kebijakan makro ekonomi, kebijakan perdagangan, kebijakan
sektor finansial, kebijakan pasar tenaga kerja, kebijakan pajak, sistem insentif bagi investasi industri, peraturan perijinan industri, peraturan kepemilikan dan
investasi pemerintah serta kebijakan penyediaan infrastruktur. Peranan program pengembanan pertanian dalam pengembangan ekonomi nasional diperlihatkan
pada Gambar 13.