Asia Kemajuan Agroindustri halal Global

69 Dilain pihak, di China agroindustri halalnya juga memiliki keinginan untuk masuk pasar halal. Basis industri China ditopang dengan kekuatan ekonomi yang berkembang pesat, menjadikan China dapat dengan mudah memperluas perannya dalam pasar global. Pada saat ini, keuntungan kunci dari agroindustri halal China adalah berupa akses ke tenaga kerja murah. Selain itu China juga telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Komisi Eropa EC dan memiliki beberapa mitra perusahaan yang disetujui EC dan siap untuk mengekspor produk halal ke pasar Eropa World Halal Forum, 2010.

4.2.2. Uni Eropa

Meskipun Muslim Eropa berjumlah hanya lima puluh juta jiwa atau tiga persen dari total penduduknya yang berjumlah 735 juta jiwa, namun pertumbuhan populasinya mencapai 140 persen dalam sepuluh tahun terakhir. Pertumbuhan yang pesat di atas menjadi potensi pasar halal yang semakin besar dimasa yang akan datang Kettani, 2010. Pasar Eropa diwarnai dengan karakteristik konsumen Muslimnya yang memiliki daya beli yang jauh lebih tinggi dari pada Timur Tengah dan Afrika Utara. Dibandingkan dengan kawasan lain pembelanjaan makanan secara umum dan makanan halal, Eropa adalah kawasan yang sangat potensial. Hasil kompilasi data statistik menjelaskan bahwa dari total belanja pangan dunia, konsumen Eropa membelanjakan 29.7 persennya pada tahun 2009. Eropa juga dianggap sebagai pasar yang besar bagi pangsa pasar halal dunia yang menyerap 10,2 persen dari total belanja makanan halal dunia. Khusus bagi pasar produk halal, keistimewaan Eropa adalah dikarenakan tingginya kesediaan konsumen non-Muslim untuk membeli produk halal. Kesediaan konsumen non-Muslim Eropa ini pada umumnya dilakukan atas dasar kepercayaan bahwa produk halal lebih aman dibandingkan dengan produk lain. Sebagai contoh, akibat besarnya permintaan konsumen ditingkat retail, pada dua supermarket terbesar di Inggris, Tesco dan Asda telah menjual daging dengan label halal pada lokasi khusus sejak 2001 Bidin, 2009. Perilaku konsumen Eropa yang baik dibuktikan dengan meningkatnya tren pasarnya. World Halal Forum mencatat ukuran pasar makanan halal Eropa telah 70 mencapai USSD 67 juta pada tahun 2010. Pangsa pasar produk halal yang terbesar adalah di Rusia USD 21,9 juta, Perancis USD 17,6 juta, dan Inggris USD 4,2 Juta Bidin, 2009. Di Perancis yang merupakan negara Eropa berpenduduk Muslim terbesar dengan jumlah empat juta jiwa menjadi pasar terbesar setelah Rusia di antara negara-negara non-Muslim. Lebih menariknya bahwa 80 persen produk halal yang diserap oleh pasar Perancis didominasi konsumen muda di bawah usia 30 tahun. Besarnya serapan produk halal di Perancis juga mencapai dua kali ukuran besarnya pasar makanan organik. Hal-hal ini adalah bukti bahwa kepopuleran serta kesadaran akan penggunaan produk halal sudah semakin baik dan memasyarakat di Perancis. Negara Eropa lain yang memiliki komitmen dalam mengembangkan pasar halal walaupun bukan pasar terbesar bagi Eropa adalah Belanda dan Rusia. Belanda menjadi negara Eropa yang penting bagi perkembangan pasar halal Eropa. Hal ini dikarenakan pelabuhan Rotterdam menjadi pintu masuk utama produk halal ke Eropa dan telah resmi ditunjuk sebagai pelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan bersertifikat global pertama atau dikemal sebagai halal port dalam Forum Ekonomi Islam Dunia. Di pelabuhan tersebut dipastikan bahwa produk yang ada tidak bersentuhan dengan produk non-halal. Rancangan rantai pasokan produk halal di Belanda pada dasarnya dibuat untuk menerima produk-produk dari Malaysia yang merupakan bentuk kerjasama Pelabuhan Klang dan Pelabuhan Rotterdam yang akan memasok produk halal untuk bagian utara- barat Eropa Bidin, 2009. Di Eropa Timur, halal-hub pertama di Rusia yang mengakomodasi standar sertifikasi halal bagi kebutuhan logistiknya telah dibuka pada tahun 2010 di Kazan Provinsi Tartarstan. Keunikan halal-hub Kazan ini adalah juga mengembankan sistem ekonomi Islam dan mengembangkan kerjasama dengan negara-negara Muslim. Dengan adanya perkembangan ini membuktikan bahwa pasar halal semakin cepat berkembang. Di lain pihak, Turki juga memiliki kemampuan untuk menjadi pemasok produk halal, khususnya untuk negara Uni Eropa terutama Perancis dan Jerman. Walaupun berbagai sinyalemen perkembangan pasar halal di Eropa menunjukan tren yang positif, berbagai produsen harus berhati-hati dalam 71 memasuki pasar Eropa. Hal ini dikarenakan mayarakat Muslim Eropa merupakan masyarakat Muslim yang terdiri dari berbagai mazhab Islam yang ada. Contohnya adalah di Inggris yang juga memiliki pangsa pasar halal yang besar, mayoritas penduduk Muslimnya berasal dari Pakistan dan Bangladesh, sedangkan di Perancis, Spanyol, Italia dan Skandinavia pada umunya umat Muslim berasal dari Afrika Utara serta di wilayah Jerman sebagian besar berasal dari Turki. Implikasi dari perbedaan-perbedaan asal Muslim tersebut mengakibatkan perlunya berbagai pertimbangan serius dalam hal perencanaan perdagangan produk halal karena menyangkut mutu dan mazhab yang dianut Gumbira Sa’id, 2008.

4.2.3. Timur Tengah

Komunitas Muslim internasional dan konsumen di negara-negara Arab dan Teluk sangat identik dengan Islam karena faktor sejarah dan mayoritas agama yang dianut penduduknya. Hal ini berdampak pada konsumen lokal dan internasional yang pada umumnya menyakini bahwa segala bisnis dan produk apapun yang diproduksi atau bererdar di kawasan ini sudah pasti halal. Kekuatan citra Islam dan halal pada negara-negara Arab dan Teluk sebenarnya dapat menjadi sesuatu kekuatan dalam menjadikannya sebagai produsen produk halal yang unggul. Pencitraan sebagai negara Muslim yang sangat erat selama ini adalah modal utama yang tidak dimiliki negara-negara produsen halal lain. Selain pencitraan Islam yang kuat, kekuatan pasar negara- negara Timur Tengah, terutama anggota Dewan Kerjasama Negara Arab Teluk GCC adalah pada penduduknya yang memiliki pendapatan jauh lebih tinggi dari kawasan lainnya di dunia. Pendapatan yang tinggi berakibat pada pola konsumsi penduduknya yang juga diatas rata-rata kawasan lain. Pemenuhan atas kebutuhan produk halal menjadi tidak terelakkan, namun sayangnya kekuatan pencitraan Islam dan tingginya potensi permintaan pasar atas produk halal tidak dikuti dengan kemampuannya menjadi produsen dan pelaku utama produk halal dunia. Sebanyak 80 persen kebutuhan produk halal negara-negara Arab dan Teluk adalah impor. Lebih irosnisnya, produsen halal khususnya daging halal yang memenuhi pasarnya dikuasi oleh negara-negara non-Muslim.