Permasalahan kompleks merupakan ciri khas dalam suatu sistem bisnis termasuk agroindustri halal. Kompleksitas tersebut terjadi karena interaksi dari
berbagai pelaku usaha dari hulu upstream sampai dengan hilir downstream, terlebih lagi interaksinya dengan berbagai hal termasuk kebijakan perdagangan
dalam dan luar negeri serta peranan budaya yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini dikaji pelaksanaan bisnis halal di Indonesia dengan
membandingkannya dengan negara-negara ASEAN dan internasional lainnya yang juga memiliki kepentingan bisnis halal global. Para pelaku agrondustri halal
menghadapi kompleksitas antar pelaku dan fasilitas yang terdapat dalam sistem bisnis dan perdagangannya karena adanya perbedaan kepentingan dan tujuan, baik
antara petani, peternak, pelaku bisnis, pemerintah ataupun pihak asing. Aspek pada agrondustri halal terjadi karena terjadi perubahan yang senantiasa berubah
seiring dengan waktu. Perubahan tersebut terjadi pada konsistensi kebijakan, produk, fasilitas dan persaingan para pelaku usaha.
Kompleksitas sistem agroindustri halal menjadi pendorong penggunaan pendekatan sistem. Seluruh entitas yang terdapat pada agroindustri halal
mempunyai tujuan dan kepentingan yang berbeda. Namun demikian, sebagai suatu sistem seluruh entitas tersebut dituntut untuk melakukan sinergi dalam
mencapai satu tujuan dalam keseluruhan pengembangan agroindustri halal nasional yang memiliki keunggulan kompetitif.
Strategi pengembangan agroindustri halal dalam mengantisipasi bisnis halal global diintegrasikan dengan analisis SWOT-kuantitif dan sistem
pengukuran kinerja SWOT-Analytical Hierarchy Process SWOT-AHP. Dalam mewujudkan hal tersebut dilakukan identifikasi struktur agroindustri halal yang
terdiri dari proses bisnis, jaringan dan komponen agroindustri terkait. Berdasarkan interaksi dan kinerja agroindustri halal tersebut, dihasilkan suatu jawaban
terhadap beberapa pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu strategi apakah yang dapat diterapkan dalam melakukan pengembangan agroindustri halal dalam
mengantisipasi bisnis halal global. Setelah tujuan dispesifikasikan, dikembangkan berbagai alternatif tindakan
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui evaluasi alternatif yang tersedia, kemudian ditetapkan dan direkomendasikan tindakan kebijakan
yang dinilai paling tepat. Kerangka analisis kebijakan pengembangan agroindustri halal selengkapnya diilustrasikan pada Gambar 16 berikut.
Tujuan Pengembangan Agroindustri Halal
Kondisi Masa Depan yang Diinginkan
Kondisi Masa Kini yang Diperlukan
Kondisi Masa Kini Aktual
Kesenjangan
Spesikasi Tujuan
Spesifikasi Alternatif Strategi
Evaluasi Alternatif Strategi
Rekomendasi Strategi Kendala-
kendala Eksternal
Keterbatasan intervensi pemerintah
Kendala-kendala Internal Agroindustri Halal
Gambar 16. Kerangka Analisis Kebijakan Agroindustri Halal
3.2. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi tiga sub kajian utama, yaitu 1 kajian untuk menentukan posisi daya saing agroindustri halal dengan menggunakan analisis
SWOT kuantitatif serta dengan metoda pengamatan langsung yang menganalisa tren perkembangan agroindustri halal internasional pada eksibisi halal
internasional MIHAS tahun 2009 hingga 2011 di Malaysia, 2 kajian faktor intrisnik produk dan ektrinsik kelembagaan agroindustri halal pada enam negara
ASEAN dan 3 kajian dengan menentukan prioritas strategi yang dilakukan dalam pengembangan agroindustri dengan metode analisis SWOT-AHP. Secara lebih
jelas alur pelaksanaan penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 17 berikut.
PEMILIHAN STRATEGI BERDASARKAN KRITERIA
INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG DIHASILKAN OLEH
ANALISIS SWOT KUANTITATIF
PERBANDINGAN PRODUK DAN KELEMBAGAAN
AGROINDUSTRI HALAL ENAM NEGARA ASEAN
FAKTOR PRODUK DAN KELEMBAGAAN
PENGEMBANGAN DARI KRITERIA HASIL ANALISIS
SWOT
KESIMPULAN DAN
SARAN
ANALISIS DESKRIPTIF
STUDI LITERATUR
PERKEMBANGAN AGROINDUSTRI HALAL
NASIONAL DAN INTERNASIONAL
PERBANDINGAN LANGSUNG
MIHAS 2009-2011 ANALISIS
PERKEMBANGAN DAN TREN HALAL GLOBAL
PENETUAN KRIITERIA
PEMILIHAN STRATEGI
EKSTERNAL DAN INTERNAL
POSISI KEKUATAN AGROINDUSTRI
HALAL INDONESIA Ag ro industri Ha la l
Indo ne sia Bisnis Ha la l ASEAN
da n G lo b a l Lim a Ke lo m po k
Ag ro industri Ha la l da n MIHAS
Po sisi Da ya Sa ing Ag ro industri Ha la l
Na sio na l Stra te g i
Pe ng e m b a ng a n Ag ro industri Ha la l
Prio rita s Stra te g i Pe ng e m b a ng a n
Ag ro industri Ha la l Na sio na l
Stra te g i Pe ng e m b a ng a n Ag ro industri Ha la l Na sio na l
Ide ntifika si Bisnis da n
Ag ro iindustri Ha la l
Pe rb a nding a n La ng sung
Ana lisis SWO T- Kua ntita tif
Ana lisis SWO T- AHP
Ide ntifika si Stra te g i Pe rb a nding a n Da ya
Sa ing Pro duk da n Ke le m b a g a a n
Pe rb a nding a n Kua ntita tif
Gambar 17. Alur Pelaksanaan Penelitian
Kajian dimulai dengan mengidentifikasi agroindustri halal global, terutama kekuatan di negara-negara ASEAN dan dalam negeri, dengan
menganalisis lima kategori produk halal. Kemudian dilakukan analisis SWOT kuantitatif untuk menentukan daya saing masing-masing negara dengan mengukur
kekuatan agroindustri halal di kawasan ASEAN sehingga mendapatkan gambaran secara umum tentang potensi keunggulan dari masing-masing kategori produk dan
negara.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan dara sekunder. Data primer diperoleh dari observasi lapang serta
melakukan wawancara mendalam serta pengisian kuesioner dengan para
pemangku kepentingan agroindustri halal serta pakar. Pakar yang dilibatkan berjumlah 34 orang yang meliputi pakar dan pelaku agroindustri halal nasional,
yang memiliki wawasan internasional terutama di enam negara ASEAN, pemangku kebijakan dan konsumen dengan perspektif halal internasional.
Wawancara mendalam dan pengisian kuesioner terhadap para pelaku agroindustri halal dilakukan untuk memperoleh data tentang indikator kinerja
utama usaha agroindustri halal. Wawancara mendalam terhadap pakar dilakukan untuk menentukan indikator kinerja kunci sebagai input pengukuran kinerja, yang
nantinya akan menjadi karakteristik kebutuhan para pemangku kepentingan dan data tingkat kepentingan dari kebutuhan stakeholders pada tahap perbaikan
kinerja. Wawancara mendalam terhadap para pakar dilakukan untuk memperoleh data karakteristik teknis dalam perbaikan kinerja dan data penilaian hubungan
antar karakteristik teknis.
3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam mempelajari corak agroindustri halal. Proses
indentifikasi aspek yang mempengaruhi akan dilakukan dengan memperhatikan proses tranformasi yang terjadi. Terdapat 5 lima aspek yang dibagi dan
dikembangkan lagi menjadi elemen-elemen tertentu yang digunakan dalam instrumen penelitian, yakni 1 aspek bahan baku, 2 aspek proses, 3 aspek
prasyarat syariah, 4 aspek produk, 5 aspek pasar dan 6 aspek
pemerintahlembaga terkait.
Proses identifikasi aspek-aspek yang telah disebutkan di atas dikembangkan lagi menjadi variabel-variabel yang lebih spesifik yang kemudian
dipergunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data karakteristik agroindustri halal. Dari variabel-variabel tersebut disusun pertanyaan-pertanyaan eksploratif
untuk mendapatkan informasi mengenai variabel-variabel itu. Pertanyaan- pertanyaan tersebut akan digunakan sebagai panduan dalam wawancara terhadap
responden Tabel 12. Dari hasil wawancara dan observasi, maka diperoleh kondisi aktual agroindustri halal untuk kemudian dibuatkan perumusan strategi
pengembangannya.