peneliti juga melibatkan informan dari salah satu ahli di bidang komputer yang berperan dalam menentukan tingkat kejelasan terjemahan. Hal ini
dilakukan agar penelitian lebih lengkap dan mendalam, seperti yang dinyatakan oleh Sutopo 2006: 58:
“Dalam memilih siapa yang menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi dengan beragam peran dan keterlibatannya sesuai
dengan akses informasi yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan penelitiannya. Kesalahan memilih informan, akan berakibat kurang
mantapnya data yang diperoleh dalam penelitian, atau bahkan datanya menjadi tidak lengkap dan kurang mendalam, serta validitasnya sangat
kurang mantap yang selanjutnya dapat mempersulit proses analisis dan pemahaman mengenai permasalahannya.”
Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah satuan lingual yang berada pada tataran kata, frasa, klausa dan kalimat dalam buku bilingual
dalam bahasa Inggris berjudul Information and communication technology 1 dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia berjudul Teknologi Informasi dan
Komunikasi 1. Berdasarkan data tersebut peneliti akan mengungkapkan teknik penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Data berikutnya adalah
pernyataan-pernyataan informan kunci terhadap tingkat ketepatan dan kejelasan terjemahan.
3.3 Teknik Cuplikan Sampling
Teknik cuplikan dilakukan dengan tujuan agar proses pengambilan sumber data terfokus dan mengarah pada seleksi. Fokus teknik cuplikan dalam penelitian
ini adalah teknik ‘purposive sampling’, yaitu teknik yang dalam pelaksanaan pengambilan cuplikannya berdasarkan atas berbagai pertimbangan tertentu.
Teknik cuplikan dengan berbagai alasan dasarnya ini lebih tepat bila dinyatakan sebagai teknik ‘Criterion-Based Selection’ Goetz LeCompte : 1984:77
Universitas Sumatera Utara
Adapun data yang dicuplik dalam penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, kalimat yang berhubungan dengan dampak dari teknik penerjemahan terhadap
kualitas terjemahan. Informan yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yaitu ahli di bidang linguistik penerjemahan untuk penilaian ketepatan
terjemahan dan ahli di bidang komputer untuk kejelasan terjemahan.
3.4 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara atau strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan Sutopo, 2002:58. Dalam
suatu penelitian, alat pengumpulan data akan menentukan kualitas penelitian. Oleh karena itu, alat dan teknik pengumpulan data harus mendapatkan
penggarapan yang cermat. Dalam teknik pengumpulan data, kualitas data yang diperoleh sangat tergantung dari kualitas penelitiannya. Oleh karenanya peneliti
harus menyadari bahwa posisi dan peran utamanya adalah pengumpulan data human instrument. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
mengkaji dokumen dan arsip content analysis atau teknik baca dan catat, kuesioner dan wawancara mendalam in-depth interview.
3.4.1 Mengkaji Dokumen Content Analysis
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang menggunakan content analysis dilakukan dengan beberapa langkah, di antaranya: 1
Mengumpulkan dan memilah data yang terkait teknik penerjemahan yang terdapat pada buku bilingual Information and communication technology, 2 Membaca
dan mencermati buku bilingual Information and communication technology secara keseluruhan, 3 Menandai kata, frasa, klausa dan kalimat yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan teknik penerjemahan, 4 Mencatat semua kata, frasa, klausa dan kalimat yang berhubungan dengan teknik penerjemahan, 5 Memasangkan
kartu data versi bahasa Inggris dengan versi bahasa Indonesia.
3.4.2 Kuesioner Questionnaire
Kuesioner angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden Sutopo, 2006: 87
Aktifitas pengumpulan data melalui kuesioner dipilih karena hal ini sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat data yang diperoleh. Peneliti membagikan
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai ketepatan dan kejelasan terjemahan.
Penulis memutuskan untuk mengadopsi strategi penilaian yang
berkaitan dengan aspek ketepatan dan kejelasan terjemahan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dibagi menjadi dua, yaitu
pertanyaan yang bersifat tertutup informan memilih alternatif jawaban dan yang bersifat terbuka informan menulis pendapat dan komentarnya secara objektif.
Kuesioner ini ditujukan pada ahli penerjemahan dan bidang keilmuan yaitu bidang komputer.
3.4.3 Wawancara Mendalam In-depth interview
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam in-depth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
Universitas Sumatera Utara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama Sutopo 2006: 72. Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
kemantapan data yang telah diperoleh. Kegiatan wawancara ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: 1 Menentukan narasumber yang diwawancarai, 2
Menghubungi narasumber tersebut tentang kesediaannya untuk diwawancara, kemudian melakukan appointment mengenai waktu dan tempat wawancara, 3
Melaksanakan wawancara, 4 Pada waktu wawancara, peneliti membuat cacatan pendek catatan dengan kata kunci atau rekaman audio agar tidak lupa
mengenai informasi yang telah diterima. Selanjutnya dibuat catatan lengkap atau biasa disebut dengan ‘field note’, 5 Menganalisa hasil wawancara. Wawancara
ini ditujukan pada ahli di bidang terjemahan dan komputer.
3.5 Validitas Data
Pada bagian ini, data yang telah diperoleh, diusahakan kemantapan dan kebenarannya, yaitu dengan cara meneliti kembali data-data tersebut melalui
teknik keabsahan data. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh derajat validitas dan reliable data dalam penelitian Sutopo, 2002:78
Sebagaimana disebutkan terdahulu data yang dianalisis adalah berupa buku bilingual dan pendapat pakar yaitu pakar penerjemahan dan pakar bidang
ilmu komputer. Karena data primer yang digunakan adalah bahan yang telah diterbitkan, maka data tersebut akan relatif tetap dan otomatis valid dengan
sendirinya. Namun demikian validasi data tetap dilakukan dengan melakukan
Universitas Sumatera Utara
trianggulasi sumber yaitu “memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data sejenis” Sutopo 2002:79. Trianggulasi metode
pengumpulan data dan sumber data merupakan cara untuk memvalidasi informasi atau data dalam penelitian kualitatif ini.
3.6 Teknik Analisis Data
Komponen utama proses analisis dalam penelitian ini adalah 1 pengumpulan data, 2 reduksi data, 3 penyajian data, 4 penarikan
kesimpulanverifikasi Miles Huberman, 2007: 16. Model analisis data yang dipergunakan adalah model analisis interaktif interactive model of analysis. Cara
kerja dari model analisis interaktif berbentuk interaksi antar komponen dengan proses pengumpulan data sebagai proses yang berbentuk siklus. Proses siklus
interaktif tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Data reduction
Verifiying Data
collection Data
display
Gambar 3.1: Model Interaktif Miles dan Huberman, 2007:20
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data. Peneliti bergerak di antara komponen analisis secara interaktif sambil tetap melakukan pengumpulan
Universitas Sumatera Utara
data. Langkah selanjutnya setelah data terkumpul, peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis. Reduksi dan sajian data disusun pada waktu
peneliti sudah memperoleh unit data dari sejumlah unit data yang diperlukan. Apabila pengumpulan data sudah cukup dan selesai, peneliti mulai membuat
kesimpulan dan verifikasi berdasar hal-hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian data. Jika dalam membuat kesimpulan peneliti merasa ada kekurangan,
peneliti melakukan pengumpulan data lagi untuk lebih memberikan dukungan dan penambahan pemahaman serta pendalaman. Siklus interaktif ini dilaksanakan
beberapa kali sampai dirasa cukup dan mendalam. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. mendeskripsikan teknik penerjemahan yang diterapkan dalam
menerjemahkan kata, frasa, klausa, dan kalimat pada buku bilingual Information and communication technology ke dalam bahasa Indonesia.
Peneliti menggunakan 18 teknik penerjemahan yang diungkapkan oleh Molina dan Albir 2002:509
, yang telah dibandingkan dengan pendapat ahli penerjemah lainnya. Hal ini dikarenakan Molina dan Albir membagi teori
mereka dalam uraian yang sangat terperinci dan jelas guna memudahkan mengklarifikasikan tiap-tiap kalimat yang akan diteliti,
2. setelah teknik penerjemahan dapat teridentifikasi, langkah selanjutnya
adalah mengkaji dampak dari teknik penerjemahan terhadap tingkat ketepatan dan kejelasan terjemahan buku bilingual Information and
communication technology ke dalam bahasa Indonesia.
Dalam penilaian kualitas terjemahan yang merujuk pada ketepatan dan kejelasan. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan format penilaian yang berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
aspek ketepatan dan kejelasan terjemahan yang merujuk pada model
penilaian kualitas terjemahan Syihabuddin
2002: 207, 3.
l angkah selanjutnya adalah mengemukakan teknik penerjemahan yang
disarankan terhadap ketepatan dan kejelasan terjemahan buku Bilingual Information and communication technology
ke dalam bahasa Indonesia.
3.7 Prosedur penelitian