4.3.2.3 Teknik Modulasi dan Kesepadanan Lazim
Demikian halnya pada teknik modulasi dan kesepadanan lazim yang keduan
kesepadanan tersebut terwujud dalam t
h enurut asumsi ya
ar oleh penerjemah dalam k
Here a it diterjemahkan menjadi berikut cara
p un
pada ka arnya m miliki kaitan makna ke dalam Bsa.
dan konkrit bukan bentuk umumnya sebagai wujud dari te
ya sama-sama merujuk pada kesepadanan dalam kaitannya terhadap Bsu, namun pada teknik modulasi
erjema an yang tepat m ng dianggap ben
aitannya terhadap Bsu. Penerapan re the ways to operate
teknik modulasi pada data Bsu 098
engg aannya. Dalam hal ini penerjema
ta operate yang pada das h merubah sudut pandang khususnya
e Sementara kesepadanan lazim merujuk pada terjemahan yang sesuai kamus,
kata software misalnya, pada data Bsu 162 diterjemahkan menjadi perangkat lunak yang memang merupakan istilah resmi yang ditetapkan dalam kamus.
4.3.2.4 Teknik Adaptasi, Deskripsi dan Partikularisasi
Demikian pula halnya pada teknik adaptasi penggantian unsur budaya pada Bsu dengan hal yang sifatnya sama pada budaya Bsa yang terdapat pada data
Bsu 125 frasa nomina the inovator diterjemahkan menjadi sang inovator. Demikian juga teknik deskrpisi mengganti istilah dengan deskripsi bentuk atau
fungsinya yaitu pada data Bsu 038 restored diterjemahkan menjadi dikembalikan seperti semula. Selain itu penerjemahan dengan penggunaan
istilah yang lebih spesifik knik partikularisasi terdapat pada data 093 Microsoft Office dan
Microsoft Office Excel diterjemahkan menjadi microsoft office 2007 dan microsoft excel 2007. dalam hal ini penerjemah berupaya menyampaikan pesan
Universitas Sumatera Utara
dengan padanan yang khusus yaitu menerjemahkannya dengan versi office word yaitu office word dan excel 2007.
Berdasarkan paparan hasil analisis serta temuan data tersebut terkait penerapan teknik-teknik penerjemahan dalam teks buku bilingual ICT, dapat
jemahan yang diterapkan guna mengatasi kesulitan dalam
gkapi satu dikatakan bahwa teknik pener
menerjemahkan kata, frasa, klausa dan kalimat satuan lingual pada buku biligual ICT lebih didominasi oleh teknik harafiah, peminjaman murni,
peminjaman almiah dan kalke sebagai wujud dari teknik penerjemahan yang mengacu pada bahasa sumber. Sementara itu penerjemahan yang mengacu pada
bahasa sasaran lebih didominasi oleh kehadiran teknik amplifikasi disusul kemudian modulasi, transposisi, reduksi, kesepadanan lazim, partikularisasi,
adaptasi, deskripsi serta generalisasi dalam kaitannya terhadap terwujudnya kealamiahan bahasa serta kewajaran bahasa yang disampaikan ke dalam bahasa
Indonesia dengan tepat dan jelas. Berdasarkan analisis serta uraian mengenai teknik-teknik penerjemahan
yang disarankan terhadap kualitas terjemahan buku bilingual information and communication Technology, menurut hemat peneliti dapat dikatakan bahwa
setiap teknik penerjemahan pada hakikatnya dapat berdampak positif dan negatif dalam penerjemahan, tergantung bagaimana cara penerapannya dalam proses
penerjemahan yang disesuaikan dengan penguasaan terhadap bahasa sasaran atau kompetensi yang dimiliki oleh seorang penerjemah.
Teknik penerjemahan yang berorientasi ke dalam bahasa sumber dan teknik penerjemahan yang berorientasi ke dalam bahasa sasaran menurut hemat
peneliti, dapat diibaratkan seperti sayur dan garam yang saling melen
Universitas Sumatera Utara
dengan yang lain. Sayur diibaratkan sebagai simbol dari bahasa sumber dan garam
pat dengan ungkapan para a
sebagai dampak dari perkembangan teknologi yang sangat pesat yang berdampak diibaratkan sebagai simbol dari bahasa sasaran dan dalam hal ini juru
masak ibarat simbol dari penerjemah itu sendiri dan orang yang menikmati hasil masakan tersebut ibarat pembaca sasaran. Tanggung jawab sepenuhnya bertumpu
pada juru masak, bagaimana masakan tersebut diolah sedemikian rupa sesuai dengan kemampuan yang ada dalam diri sang juru masak, agar tidak terlalu asin
atau sebaliknya menjadi hambar. Oleh sebab itu menurut hemat peneliti seluruh cara atau teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan baik
teknik penerjemahan yang berorientasi ke dalam bahasa sumber maupun yang berorientasi ke dalam bahasa sasaran adalah baik adanya, sepenuhnya tergantung
oleh sipenerjemah itu sendiri sesuai dengan bakat serta kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan pernyataan tersebut penulis sependa hli penerjemahan yang menyatakan bahwa dalam menghasilkan karya
terjemahan yang berkualitas, tidak terlepas dari kompetensi atau kualifikasi yang dimilikinya
Sakri, 1999:1; Neubert, 2000:6;
Syihabuddin, 2002:207; Nababan, 2004:4;
Silalahi, 2012:34 .
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa terjemahan teks buku bilingual ICT tergolong sulit, hal tersebut terlihat pada penerapan teknik
penerjemahan yang diterapkan berjumlah 13 teknik yang terwujud dalam berbagai varian teknik penerjemahan tunggal bahkan kombinasi 6 teknik
penerjemahan sekaligus. Hal tersebut disebabkan masih banyaknya istilah-istilah komputer yang masih belum mempunyai padanan ke dalam bahasa Indonesia
Universitas Sumatera Utara
ang olah raga pun seperti sit up, push up, pull kit
susnya kosa kata di bidang komputer akan berdam
terhadap masalah kesepadanan dalam menerjemahkan. Jangankan untuk istilah komputer, istilah asing dalam bid
up a harus menyerap secara langsung dari bahasa asing. Bahkan lebih
ironisnya seperti yang diungkapkan oleh Sugono 2005:2, seorang ahli bahasa mengatakan “jangankan padanannya, istilah asli di bidang teknologi tersebut pun
lebih dahulu tersingkir sebelum sempat populer di masyarakat”. Selain itu Sugono juga mengatakan bahwa kataistilah asing yang baru masuk dalam
kehidupan masyarakat langsung diserap ke dalam bahasa Indonesia dan diperkenalkan kepada masyarakat pengguna bahasa Indonesia dan langsung
diterima dan digunakan oleh masyarakat. Berdasarkan pernyataan tersebut perlu upaya yang optimal dalam
menghasilkan kosa kata yang masih belum mempunyai padanan agar bahasa Indonesia tidak menjadi bahasa nomor dua di negaranya sendiri. Menghasilkan
terjemahan yang berkualitas, khu pak pada peningkatan sumber daya manusia, mengingat buku bilingual
ICT merupakan buku pelajaran, apabila tidak diterjemahkan dengan baik akan dapat menyesatkan para pelajar sebagai generasi penerus bangsa.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis serta temuan data dari bab sebelumnya tentang teknik-teknik penerjemahan yang diterapkan, serta dampaknya terhadap kualitas
terjemahan, dalam kaitannya terhadap teknik penerjemahan yang disarankan terhadap ketepatan dan kejelasan terjemahan teks buku bilingual information and
communications Technology.