Berdasarkan hasil analisis data yang disertai tambahan informasi dari informan ahli di bidang komputer bahwa terjemahan kalimat tersebut di atas
tergolong kurang jelas yang tampak pada ketidakmampuan penerjemah mengalihkan makan sesuai konteks dalam kaitannya terhadap istilah teknis
khususnya pada kata kerja type diterjemahkan dengan teknik modulasi menjadi menuliskan yang tidak lazim dalam Bsa. Selain itu tampak pula penambahan
informasi atau amplifikasi yang kurang jelas dari data Bsu pada frasa preposisi to yang ditambah kata kerja operate yang diterjemahkan menjadi untuk menjalankan
perintah- perintah kerjanya. Penambahan informasi yang tidak perlu semakin mempersulit pengguna Bsa dalam memahami pesan yang disampaikan dari Bsu
ke dalam Bsa serta penggunaan bahasa yang tidak lazim yang berdampak pada terjemahan yang tidak tepat bagi pengguna Bsa.
4.2.2.4 Kategori Terjemahan Tidak Tepat
Pada tingkat kejelasan terjemahan dalam penelitian ini teridentifikasi sebanyak 1 data dari total 163 data sumber yang termasuk dalam kategori
terjemahan yang tidak tepat yang mengacu pada teks bahasa sasaran yang disampaikan tidak tepat dan salah terjemahan, serta paparan mengenai terjemahan
yang kurang jelas dengan penerapan berbagai varian teknik penerjemahan teridentifikasi sebanyak 1 varian teknik penerjemahan yaitu varian kuintet.
Adapun data yang teridentifikasi berdasarkan berbagai varian teknik terjemahan yang berkatagori tidak tepat dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17: Kategori Terjemahan Tidak Tepat
Kategori No
Teknik I
II III
IV V
VI JLH
1 Harafiah
1 1
20,00 2
Peminjaman murni
1 1
20,00 3
Amplifikasi 1
1 20,00
6 Modulasi
1 1
20,00 8
Reduksi 1
1 20,00
Tidak 4
Peminjaman alamiah
0,00 Tepat
5 Kalke
0,00 7
Transposisi 0,00
9 Kesepadanan
lazim 0,00
10 Partikularisasi
0,00 11
Adaptasi 0,00
12 Deskripsi
0,00 13
Generalisasi 0,00
Total Teknik Dalam Data 5
5 100,00
Jumlah Data 1
1
Berdasarkan penejelasan pada tabel 4.17 di atas maka analisis serta penjelasan terjemahan kategori tidak tepat pada 1 data tersebut adalah data bernomor: 075
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakjelasan pesan sama sekali dan bahasa yang tidak tepat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu teknik
harafiah, reduksi dan amplifikasi yang tidak tepat
Data Bahasa Sumber Bahasa Sasaran
075 Microsoft Windows Vista provides Windows Media Player
11 as an application to play multimedia files
Microsoft Windows Vista menyediakan Windows Media Player
11 sebagai aplikasi file-file pemutar multimedia
. Aplikasi ini dapat memutar musik MP3, film CD dan
DVD. Berdasarkan hasil analisis data yang disertai tambahan informasi dari
informan ahli di bidang komputer bahwa terjemahan kalimat tersebut di atas tergolong tidak tepat, yang tampak pada klausa nomina pada data Bsu an
application to play multimedia files diterjemahkan secara harafiah menjadi aplikasi file-file pemutar multimedia yang menyebabkan distorsi makna karena
Universitas Sumatera Utara
klausa tersebut merupakan klausa penjelas terhadap fungsi Windows Media Player 11 yang merupakan pesan terpenting dari Bsu ke Bsa.
Ketidakmampuan penerjemah dalam mengalihkan pesan ke dalam Bsa menyebabkan kalimat pada contoh di atas tidak tepat dan salah terjemahan.
Demikian juga penambahan informasi dalam wujud teknik amplifikasi yang sebenarnya tidak terdapat pada Bsu sebagai dampak dari ketidakmampuan
penerjemah dalam menerjemahkan klausa tersebut. Penerjemah berusaha mengalihkan terjemahan pada klausa tersebut dengan menerapkan teknik
amplifikasi atau penambahan informasi pada kalimat Bsa Aplikasi ini dapat memutar musik MP3, film CD dan DVD merupakan penambahan informasi yang
kurang tepat karena windows media player tidak hanya mampu memutar musik MP3, film CD dan DVD tetapi juga dapat memutar atau membaca file berformat
gambar yang tidak disebutkan oleh penerjemah ke dalam Bsa. Teks bahasa sasaran yang disampaikan tidak tepat menyebabkan terjemahan pada contoh
kalimat tersebut di atas dan salah terjemahan oleh pengguna Bsa. Terjemahan yang disarankan untuk mengatasi ketidakjelasan tersebut
khususnya pada klausa an application to play multimedia files sebaiknya diterjemahkan menjadi sebuah aplikasi pemutar file-file multimedia hal tersebut
disebabkan karena windows media player merupakan aplikasi bawaan pada windows yang mampu memutar atau membaca berbagai tipe file baik audio, video
bahkan gambar. Jadi merupakan suatu hal yang keliru bila pada klausa tersebut diterjemahkan menjadi aplikasi file-file pemutar multimedia. Alternatif lain dalam
penerapan teknik penerjemahan pada klausa tersebut adalah dengan penerapan teknik amplifikasi dengan cara mengeksplisitkan kata multimedia dalam kaitannya
Universitas Sumatera Utara
terhadap Bsu menjadi aplikasi pemutar file audio, video dan gambar sehingga terjemahan kalimat tersebut menjadi Microsoft Windows Vista menyediakan
Windows Media Player 11 sebagai aplikasi pemutar file-file multimedia. Aplikasi ini dapat memutar file audio, video dan gambar.
Berdasarkan hasil analisis data pada tingkat kejelasan yang mencakup kategori terjemahan sangat jelas SJ, cukup jelas CJ, kurang jelas KJ dan tidak
tepat TT pada terjemahan buku bilingual information and communication technology, secara umum dapat dilihat pada tabel serta grafik berikut ini:
Tabel 4.18: Frekuensi Teknik Penerjemahan Pada Tingkat Kejelasan
No Teknik
SJ CJ
KJ TT
JLH 1 Harafiah
94 12 6 1
113 22,60
2 Peminjaman murni
81 13 5 1
100 20,00
3 Amplifikasi 42 12
4 1 59
11,80 4 Peminjaman
alamiah 47
6 4
57 11,40
5 Kalke 47
9 56
11,20 6 Modulasi
24 11 2 1
38 7,60 7 Transposisi
18 6
3 27 5,40
8 Reduksi 17
5 1 1
24 4,80 9 Kesepadanan
lazim 13
4 1
18 3,60 10 Partikularisasi
4 1
5 1,00 11 Adaptasi
1 1 0,20
12 Deskripsi 1
1 0,20 13 Generalisasi
1 1 0,20
Total Teknik Dalam Data
389 80 26 5 500 100,00
Jumlah Data 132
22 8
1 163
Persentase 80,98 13,50
4,91 0,61 100,00
Dari 163 data yang dikaji dalam penelitian teridentifikasi sebanyak 132
data 80,98 didominasi oleh kategori terjemahan yang sangat jelas, disusul kemudian 22 data 13,50 kategori terjemahan cukup jelas, 8 data 4,91
kategori kurang jelas dan ditemukan pula 1 data 0,61 sebagai kategori terjemahan yang tidak tepat. Berikut ini dipaparkan grafik pada tingkat kejelasan
terjemahan pada diagram berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
80,98
13,50 4,91
0,61
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
Persentase Tingkat Kejelasan Terjemahan
Sangat Jelas 80,98
Cukup Jelas 13,50
Kurang Jelas 4,91
Tidak Tepat 0,61
1
Gambar 4.4: Grafik Tingkat Kejelasan
Berdasarkan cuplikan tabel serta grafik mengenai tingkat ketepatan dan kejelasan terjemahan data dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa dari 163
data yang dikaji pada tingkat ketepatan terjemahan dalam penelitian ini teridentifikasi sebanyak 121 data 74,23 yang didominasi oleh kategori
terjemahan yang sesuai dengan mengacu pada kesesuaian
antara pesan yang terdapat
dalam bahasa sumber dengan
pesan yang terdapat
dalam terjemahannya. Demikian halnya data yang dikaji pada t
ingkat kejelasan terjemahan teridentifikasi sebanyak 132 data 80,98 yang didominasi oleh kategori
terjemahan yang sangat jelas dengan mengacu pada terjemahan
yang mudah
Universitas Sumatera Utara
74,23
22,09
3,07 0,61
80,98
13,50 4,91
0,61 0,00
10,00 20,00
30,00 40,00
50,00 60,00
70,00 80,00
90,00
Persentase Tingkat Ketepatan dan Kejelasan Terjemahan
Sesuai 74,23
Cukup sesuai 22,09
Tidak Sesuai 3,07
Tidak Sesuai Sama Sekali 0,61
Sangat Jelas 80,98
Cukup Jelas 13,50
Kurang Jelas 4,91
Tidak Tepat 0,61
1
dipaham
Gambar 4.5 : Persentase Tingkat Ketepatan dan Kejelasan
i maknanya dengan baik
oleh pengguna bahasa sasaran. Berikut cuplikan gambar diagram persentase tingkat ketepatan dan kejelasan terjemahan:
Universitas Sumatera Utara
4.3 Teknik Penerjemahan Yang Disarankan Terhadap Ketepatan dan Kejelasan Terjemahan Buku
Bilingual ICT
Pada bab sebelumnya telah diuraikan hasil temuan tentang teknik-teknik penerjemahan yang diterapkan serta dampaknya pada kualitas terjemahan
berdasarkan tingkat ketepatan dan kejelasan terjemahan. Pada subbab ini akan dipaparkan sejumlah temuan mengenai teknik-teknik penerjemahan yang
berpotensi dalam menghasilkan terjemahan yang tepat dan jelas pada buku bilingual information and communications technology. Berbagai cara ditempuh
oleh penerjemah dalam menyampaikan isi pesan dari Bsu ke Bsa, baik dengan penggunaan bahasa yang berorientasi ke dalam bahasa sumber maupun ke dalam
bahasa sasaran dalam skala yang lebih luas. Melalui teknik penerjemahan peneliti mampu menguraikan secara rinci tingkat kecenderungan teknik penerjemahan
yang diterapkan pada produk terjemahan dalam satuan lingual baik kata, frasa, klausa dan kalimat.
Berdasarkan hasil temuan data, menurut hemat penulis, semakin tinggi tingkat kesulitan dalam proses penerjemahan maka semakin banyak jumlah teknik
yang dipergunakan untuk mengatasi kesulitan dalam penerjemahan, khususnya terjemahan buku bilingual ICT yang menyangkut istilah-istilah teknis dalam hal
ini istilah-istilah komputer. Selain itu masih banyak istilah-istilah komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang masih belum mempunyai padanan
ke dalam bahasa Indonesia. Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini teridentifikasi 12 taknik penerjemahan yang didominasi oleh teknik harafiah
disusul kemudian oleh peminjaman murni, amplifikasi, peminjaman alamiah, kalke, modulasi, transposisi, reduksi, kesepadanan lazim, partikularisasi, adaptasi
Universitas Sumatera Utara