Tingkat Kecenderungan Teknik Penerjemahan

4.1.8 Tingkat Kecenderungan Teknik Penerjemahan

Melalui hasil analisis serta identifikasi teknik penerjemahan, peneliti mampu menguraikan secara rinci melalui tataran mikro pada satuan lingual tingkat kecenderungan teknik penerjemahan yang diterapkan pada produk terjemahan. Perbedaan linguistik dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain, perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta serta kompetensi yang dimiliki oleh penerjemah sangat berpengaruh besar dalam proses penerjemahan khususnya penerapan teknik penerjemahan yang memiliki tingkat kecendreungan terhadap Bsu atau Bsa dengan tetap mengacu pada latar belakang, tujuan serta manfaat dari penerjemahan itu sendiri dengan tetap mempertimbangkan target pembaca sasaran. Uraian mengenai tingkat kecenderungan teknik penerjemahan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8: Tingkat Kecenderungan Teknik Penerjemahan Bahasa Sumber Bahasa Sasaran Teknik Frekuensi Teknik Frekuensi Harafiah 112 Amplifikasi 62 Peminjaman murni 101 Modulasi 36 Peminjaman alamiah 58 Transposisi 27 Kalke 57 Reduksi 22 Kesepadanan lazim 18 Partikularisasi 4 Adaptasi 1 Deskripsi 1 Generalisasi 1 Jumlah 328 Jumlah 172 Total 500 Total 500 Persentase 65,60 Persentase 34,40 Berdasarkan paparan pada tabel 4.8 mengenai tingkat kecenderungan teknik penerjemahan di atas menunjukkan bahwa teknik penerjemahan yang diterapkan guna mengatasi kesulitan dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa dan Universitas Sumatera Utara kalimat satuan lingual pada buku biligual ICT lebih didominasi oleh teknik harafiah, peminjaman murni, peminjaman almiah dan kalke sebagai wujud dari teknik penerjemahan yang mengacu pada bahasa sumber dengan frekuensi 328 kali atau 65,60, sementara itu penerjemahan yang mengacu pada bahasa sasaran dengan frekuensi 172 kali atau 34,40 yang lebih didominasi oleh kehadiran teknik amplifikasi disusul kemudian modulasi, transposisi, reduksi, kesepadanan lazim, partikularisasi, adaptasi, deskripsi serta generalisasi. Berdasarkan analisis serta penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan buku bilingual information and communication technology lebih cenderung pada bahasa sumber daripada bahasa sasaran. penjelasan secara umum dapat dilihat pada gambar diagram berikut: 65,60 34,40 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 Persentase Tingkat Kecenderungan Teknik Penerjemahan Seri1 65,60 34,40 Bahasa Sumber Bahasa Sasaran Gambar 4.2: Diagram Tingkat Kecenderungan Teknik Penerjemahan Universitas Sumatera Utara

4.2 Dampak Teknik penerjemahan Terhadap Tingkat Ketepatan dan Kejelasan Terjemahan

Dalam menghasilkan terjemahan yang berkualitas perlu diperhatikan kesepadanan dalam mengatur, menggolongkan, menyamakan gaya antara teks Bsu dengan Bsa, dll. Jadi pada dasarnya kesepadanan tersebut harus dinamis, dan bukan sekedar kesamaan harfiah. Penerjemah harus mampu menghasilkan kesepadanan yang sedekat mungkin antara dua teks tersebut berdasarkan penerapan teknik penerjemahan serta kemampuan yang dimiliki oleh penerjemah terhadap objek yang dikaji sehingga berdampak pada kualitas ketepatan dan kejelasan terjemahan. Pada subbab ini merupakan pemaparan mengenai dampak teknik penerjemahan terhadap tingkat ketepatan dan kejelasan terjemahan pada satuan lingual yang dianalisis berdasarkan kategori ke dalam tiap varian teknik penerjemahan.

4.2.1 Tingkat Ketepatan Terjemahan

Ketepatan berkaitan dengan kesesuaian antara pesan yang terdapat dalam bahasa sumber dengan pesan yang terdapat dalam terjemahannya. Adapun format penilaian berdasarkan tingkat ketepatan terjemahan dalam penelitian ini yang mengacu pada penyampaian isi, pesan dan makna pada satuan lingual yang terkandung dalam teks bahasa sumber dinilai berdasarkan kategori terjemahan yang sesuai, cukup sesuai, tidak sesuai atau tidak sesuai sama sekali dengan isi, pesan dan makna dalam teks bahasa sasaran. Terjemahan yang tepat berarti pesan yang terdapat dalam bahasa sumber itu sama dengan pesan yang terdapat dalam terjemahannya. Universitas Sumatera Utara