Nilai - Nilai Karakter

21 Berdasarkan 18 nilai-nilai karakter inilah yang kemudian sekolah mengintegrasikan dalam rencana kerja sekolah baik jangka panjang atau pendek, program sekolah, PKBM Proses Kegiatan Belajar Mengajar atau pun dalam mata pelajaran. Harapan dari adanya 18 nilai karakter dalam kebijakan pendidikan karakter yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam Peraturan Presiden tahun 2010 dapat membentuk karakter anak bangsa sesuai dengan ideologi bangsa yaitu Pancasila.

e. Implementasi Pendidikan Karakter

Sofan Amri 2011: 60 menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan tolok ukur untuk dasar keberhasilan pendidikan karakter mencakup hal-hal sebagai berikut: 1 Meningkatnya kesadaran secara kualitatif akan pentingnya pendidikan karakter di lingkungan peserta didik, pendidik dan tenaga pendidikan 2 Meningkatnya kejujuran peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan 3 Meningkatnya rasa tanggung jawab peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan 4 Meningkatnya kecerdasan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan 5 Meningkatnya kreativitas peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan 22 6 Meningkatnya kepedulian peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan 7 Meningkatnya kegotong-royongan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan 8 Meningkatnya kebersihan, kesehatan dan kebugaran peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan 9 Jumlah satuan pendidikan formal dan non formal kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakatPKBM, kursus, majelis taklim yang telah mengimplementasikan program pendidikan karakter menurut kabupatenkota dan provinsi 10 Jumah mata pelajarankuliah yang telah mengintegrasikan pendidikan karakter di satuan pendidikan 11 Jumlah satuan pendidikan yang menerapkan sistem penilaian yang memasukkan komponen karakter 12 Jumlah perpustakaan, taman bacaan atau sejenisnya yang mengaplikasikan pendidikan karakter 13 Jumlah peserta didik yang telah memperoleh pembelajaran berkaitan dengan pendidikan karakter seperti pendidikan akhlak mulia di satuan pendidikan formal atau wawasan kebangsaan dan cinta tanah air di satuan pendidikan nonformal 14 Meningkatnya perilaku santun yang mencerminkan etika hidup di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari 23 15 Menurunnya tingkat kenakalan remaja dan pemuda seperti tawuran peajarmahasiswa, pergaulan bebas, pelecehan seksual, pemalakan dan penyalahgunaan narkoba secara kualitatif 16 Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan

f. Indikator Pendidikan Karakter di Sekolah

Berdasarkan pedoman sekolah pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa oleh Kemendiknas tahun 2010 dalam www.gurupembaharu.com, indikator pendidikan di sekolah dibagi menjadi dua yaitu: 1 Indikator untuk sekolah dan kelas Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari rutin. 2 Indikator mata pelajaran Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu 24 tindakan di sekolah, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban yang diberikan peserta didik terhadap tugas dan pertanyaan guru, serta tulisan peserta didik dalam laporan dan pekerjaan rumah. Maka dalam mengetahui suatu sekolah telah melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa, telah ditetapkan indikator sekolah dan kelas antara lain sebagai berikut ini: Tabel 1. Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas dalam Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Nilai Deskripsi Indikator Sekolah Indikator Kelas Religius Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain  Merayakan hari-hari besar keagamaan  Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah  Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah  Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran  Memberikan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan  Menyediakan fasilitas temuan barang hilan  Transparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala  Menyediakan kantin kejujuran  Menyediakan kotak saran dan pengaduan  Larangan membawa fasilitas komunikasi saat ulangan atau ujian  Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang  Tempat pengumuman barang temuan atau hilang  Transparansi laporan keuangan dan penilaian kelas scara berkelas  Larangan menyontek