4 Nasional tahun 2010 Mohammad Nuh menegaskan bahwa tidak ada yang
menolak tentang pentingnya karakter, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menyusun dan mengestimasikan, sehingga anak-anak dapat
lebih berkarakter dan lebih berbudaya http:pendikar.dikti.go.id. Pernyataan ini telah menunjukkan bahwa adanya keinginan pemerintah
untuk lebih membentuk anak bangsa menjadi pribadi yang berkarakter dan berbudaya sesuai dengan ideologi bangsa yaitu Pancasila. Tugas untuk
memperbaiki karakter anak bangsa, sesungguhnya bukan saja tugas pemerintah namun juga masyarakat dan sekolah. Peran sekolah sangat
penting dalam proses mengimplementasikan kebijakan pemerintah tersebut untuk dikemas dalam beberapa inovasi program pendidikan karakter.
Namun dari beberapa masalah yang masih seringkali dijumpai dalam berbagai muatan berita di media cetak maupun online terkait dengan kasus
kenakalan remaja, hal ini dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya pengawasan dalam pengurangan kenakalan remaja.
Penerapan pendidikan karakter sekarang ini telah diterapkan oleh beberapa jenis lembaga pendidikan yaitu pendidikan formal maupun
pendidikan informal serta berbagai jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar SD sampai dengan Perguruan Tinggi PT. Pendidikan karakter memang
sangat penting dalam membentuk dan memperbaiki karakter peserta didik menjadi lebih baik, maka dari itulah setiap lembaga pendidikan
memberikan berbagai inovasi dan melakukan pengembangan terhadap program yang terkait dengan pendidikan karakter. Berkaitan dengan hal
tersebut di SMA Negeri 6 Yogyakarta telah membuat beberapa program
5 tentang kebijakan pendidikan karakter yang telah dicanangkan oleh
pemerintah dalam Peraturan Presiden tahun 2010. SMA Negeri 6 Yogyakarta sekitar tahun 1990 dikenal sebagai sekolah yang memiliki
riwayat catatan kenakalan remaja. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu IA sebagai salah satu guru PKn menyatakan bahwa SMA Negeri 6
Yogyakarta sebelum adanya regulasi dari pemerintah, sekolah sudah membuat kebijakan pendidikan karakter melalui beberapa program namun
hal tersebut diakui kurang dalam pelaksanaannya. Hal tersebut terbukti sebagai berikut:
“Kalau dulu itu ada yang disebut dengan leadership day jadi anak- anak itu dilatih menjadi pemimpin, kemudian menceritakan
pahlawan bangsa, kemudian upacara bendera itu seperti apa, kemudian menyanyikan lagu indonesia raya, itu terjadi 4 tahun
yang lalu, 5 tahun, 6 tahun yang lalu itu ada seperti itu. Tetapi lambat laun itu kok agak pelaksanaannya kurang baik sekali” IA,
11 Agustus 2016. Namun seiring berjalannya waktu SMA Negeri 6 Yogyakarta
membuat berbagai inovasi kebijakan-kebijakan sekolah yang dapat membawa perubahan yang jauh lebih baik bagi sekolah. Salah satu
kebijakan tersebut adalah dengan adanya program tentang pendidikan karakter. Sebagai sekolah negeri, SMA Negeri 6 Yogyakarta turut
melaksanakan kebijakan tentang pendidikan karakter yang telah ditulis dalam Peraturan Presiden tahun 2010. Beberapa program tersebut telah
menghasilkan beberapa catatan prestasi yang membanggakan bagi sekolah. Salah satu hasil nyatanya adalah SMA Negeri 6 Yogyakarta sekarang ini
sudah tidak lagi dikenal sebagai sekolah yang memiliki riwayat tentang kasus kenakalan remaja. Sekolah yang juga disebut sebagai The Research
6 School of Yogyakarta ini telah berhasil membenahi diri dengan berbagai
inovasi program yang telah dilaksanakannya. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter dalam Meminimalisasi Delinquency kenakalan remaja di SMA Negeri 6
Yogyakarta”. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 6 Yogyakarta ingin mengetahui bagaimana strategi sekolah dalam meminimalisasi kenakalan
remaja melalui pendidikan karakter yang telah ditanamkan oleh sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Upaya pelaksanaan pendidikan karakter seharusnya diterapkan dalam
tiap-tiap jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, non-formal dan informal. Tetapi pada kenyataannya yang lebih dipentingkan dan
diperhatikan oleh pemerintah hanya pendidikan formal. Hal tersebut terbukti pada berbagai kasus yang sering diangkat oleh media bahwa
kasus yang terkait dengan lembaga pendidikan atau sekolah. Seakan pemerintah lupa bahwa pendidikan karakter sebenarnya sangat penting
jika diterapkan dalam pendidikan informal. 2.
Pelaksanaan pendidikan karakter saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya berbagai kasus
seperti pemakaian narkoba oleh kalangan pelajar, kekerasan, dan tawuran antar pelajar. Kasus ini telah menunjukkan bahwa tidak adanya
hasil pelaksanaan pendidikan karakter yang telah dibuat oleh
7 pemerintah melalui kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Presiden
tahun 2010. 3.
Adanya hambatan dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter 4.
Arus globalisasi yang menyebabkan degradasi nilai-nilai dan moral remaja
5. Kurangnya peran sekolah dalam pencegahan, penanganan, dan
pengurangan kenakalan remaja 6.
Kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter di sekolah, sehingga
timbulnya kenakalan remaja juvenille delinquency
C. Batasan Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta mengingat pentingnya persoalan yang ada, maka dalam penelitian akan
dibatasi permasalahan yang akan dibahas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter
dalam meminimalisasi kenakalan remaja di SMA Negeri 6 Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti membuat masalah yang akan digunakan
sebagai acuan penelitian, sebagai berikut: 1.
Bagaimana implementasi kebijakan pendidikan karakter dalam
meminimalisasi kenakalan remaja delinquency di SMA Negeri 6 Yogyakarta?
8 2.
Apa saja nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan dalam rumusan masalah. Adapun tujuan
dari penelitian ini, sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan implementasi kebijakan pendidikan karakter dalam meminimalisasi kenakalan remaja delinquency di SMA Negeri 6
Yogyakarta 2.
Mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut: 1.
Secara Teoritis Harapan dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan
yang berharga serta bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada usaha kerja keras pemerintah, sekolah, dan masyarakat
dalam melaksanakan kebijakan pendidikan karakter bagi peserta didik. 2.
Secara Praktis a.
Bagi Guru Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses
implementasi kebijakan pendidikan karakter melalui berbagai program yang diterapkan sekolah, sehingga dapat memberikan
9 dampak yang baik dalam meminimalisasi kenakalan remaja
juvenille delinquency b.
Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang dapat
menjadi acuan untuk pelaksanaan program pendidikan karakter dalam meminimalisasi kenakalan remaja juvenille delinquency
selanjutnya c.
Bagi peneliti 1
Sebagai sarana belajar untuk menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian dan menambah pengalaman berpikir ilmiah
melalui penyusunan, penulisan dan penelitian skripsi terkait implementasi
kebijakan pendidikan karakter dalam
meminimalisasi kenakalan remaja juvenille deliquency di SMA Negeri 6 Yogyakarta
2 Sebagai bahan acuan dalam melihat implementasi kebijakan
pendidikan karakter di sekolah lainnya. d.
Bagi Universitas Negeri Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bagi
dokumen-dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan sebagai acuan bagi civitas akademika.