Kemitraan Gambaran Umum SMA Negeri 6 Yogyakarta

88 sekolah-sekolah termasuk di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Tujuan dari pendidikan serta seorang pendidik sendiri adalah untuk membentuk dan mendidik siswa agar lebih baik lagi. Sebelum adanya kebijakan pendidikan karakter, sudah sejak lama guru dalam setiap mata pelajarannya menyisipkan beberapa nilai-nilai karakter dalam proses belajar mengajarnya. Beberapa diantaranya seperti yang disampaikan oleh Ibu IA sebagai guru PKn yang menyatakan, bahwa: “Kalau kebijakan pendidikan karakter itu sebenarnya melekat di PKn mbak dan secara otomatis kita sebagai guru itu memberikan. Sebenarnya pendidikan karakter itu dicanangkan atau enggak dicanangkan oleh pemerintah setiap guru pasti setiap muatan pasti ada pendidikan karakter, itu sudah pasti”IA, 11 Agustus 2016 Pernyataan senada disampaikan oleh Bapak WS sebagai guru agama Hindu yang menyatakan, bahwa: “Kalau pendidikan karakter kalo yang sebenarnya kita lihat ehm..saya itu kalo tidak salah itu sudah ada sejak dulu. Kalau pendidikan karakter itu kan sudah ada di dalam agama itu sudah include jadi ada PERMEN atau tidak, bahwa yang namanya agama yang di bentuk itu adalah karakter. Karena memang implementasi di dalam agama itu adalah bagaimana siswa kita itu menjadi baik. Baik itu dicerminkan dalam bagaimana mereka itu bertingkah laku. Jadi baik disini di dalam tingkah laku baik itu sudah menjadi jiwanya dia, sehingga menjadi karakter dari anak itu. Jadi kalo agama ada kebijakan pendidikan karakter atau tidak itu sudah include dengan tugas dari seorang guru agama, sebenarnya tidak hanya guru agama saja semua guru membentuk karakter manusia itu yang terlandaskan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa dan nantinya bagaimana mereka menggunakan, mengimplementasikan, menerapkan ilmu-ilmu yang ada itu dilandasi oleh agama. Sehingga dia kan tidak perlu bingung lagi kalo sebenarnya kita tentang karakter itu kan. Ini kan sebenarnya lebih condong secara apa ehm..keilmuannya kan......”WS, 19 Agustus 2016 Hal tersebut diperkuat dari pernyataan Ibu DA selaku wali kelas 89 dan guru yang telah lama mengajar di SMA Negeri 6 Yogyakarta sejak tahun 1999. Beliau mengatakan bahwa pendidikan karakter sudah sejak lama dilaksanakan oleh guru-guru di SMA Negeri 6 Yogyakarta dan menyisipkan ke dalam setiap mata pelajaran karena menurut beliau pendidikan karakter itu wajib diberikan oleh guru kepada siswa. Pernyataan tersebut yaitu: “Kebijakan karakter nek tahun e aku lupa mbak tapi kalau pendidikan budi pekerti itu kan sudah lama diberlakukan untuk sebagai seorang guru, sebagai seorang wali kelas harus memberikan contoh-contoh untuk berbudi pekerti luhur, siswa bagaimana ke guru atau orang tua, begitu pun dengan guru atau orang tua pada anak. Kalau karakter ya kebijakannya mengikuti dari pemerintah, tapi budi pekerti itu sudah lama”DA, 31Agustus 2016 Adanya pendidikan karakter di SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki tujuan untuk memberikan pembiasaan pada siswa, sehingga nilai karakter yang ditanamkan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta dapat menjadi suatu budaya yang baik. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak GK sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, bahwa: “.....Tujuannya bagaimana membiasakan dari warga sekolah bukan saja siswa saja menjalankan nilai-nilai yang ada. Artinya nanti sudah itu akan menjadi budaya. Jadi biarlah untuk salam, senyum, tegur, sapa itu nanti jadi budaya.....”GK, 24 Agustus 2016 Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bapak AS sebagai guru Bimbingan dan Konseling BK yang mengatakan bahwa: “Kalo secara umum saya tahu, itu untuk karena memang apa yah, semuanya itu untuk pembiasaan istilahnya. Bahwa dengan sekarang itu dengan adanya semua instan itu kan otomatis untuk karakter pribadi seseorang yang kemudian semuanya instan juga maka dengan adanya pendidikan karakter itu yah. Ya diharapkan semua ya berproses semua itu memang benar-benar tidak hanya 90 menggugurkan kewajiban tapi memang orang-orang melaksanakan itu karena memang kesadaran itu kan karakter kan....”AS, 06 Agustus 2016 Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter dimulai dengan pembiasaan siswa agar siswa memiliki nilai-nilai karakter yang diharapkan oleh sekolah. Selain itu harapan dari pembiasaan ini dapat dibawa oleh siswa sampai selamanya, sehingga pembentukan karakter ini harapannya tidak hanya berlangsung ketika siswa berada di sekolah. Tujuan sekolah memberikan pembiasaan- pembiasaan baik seperti pernyataan di atas, yaitu agar siswa dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berbudi pekerti luhur seperti halnya dengan tujuan pendidikan nasional. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak M sebagai kepala sekolah, bahwa: “Ya karena memang tujuan pendidikan nasional itu yang pertama bertujuan untuk ehm..mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, cerdas, kreatif, inovatif dan mandiri. Jadi yang namanya tugas kepala sekolah yang pertama itu adalah bagaimana anak-anak itu bisa memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kemudian berbudi pekerti luhur yang penting disitu”M, 23 Agustus 2016 Pendidikan karakter di SMA Negeri 6 Yogyakarta pada setiap tahunnya mengalami perkembangan dan dampak yang baik bagi sekolah. Awalnya pemberlakuan beberapa peraturan yang ada di SMA Negeri 6 Yogyakarta tidak dijalankan dengan tegas dan beberapa kegiatan siswa tidak dijalankan dengan sungguh-sungguh. Sehingga sejak sekitar tahun 1980 sampai dengan sekitar tahun 2005 siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta mengalami degradasi moral dan karakter. Hal tersebut dapat dibuktikan