Menurut anda apakah kenakalan remaja telah diminimalisasi dari bentuk

195 X itu kan wajib di antar jemput oleh orang tua sebenarnya karena itu. Itu kalau yang lain sudah nggak muncul lagi”

7. Nilai karakter apa yang diterapkan dalam kebijakan pendidikan

karakter di SMAN 6 Yogyakarta? “Utamanya kejujuran itu yang paling, paling ditekankan itu kejujuran dan tanggung jawab itu. Kejujuran itu kita tekankan utamanya adalah ketika pelaksanaan ujian, ujian itu sebisa mungkin kita anak-anak kita tekankan bahwa nggak usah percaya sama temen. Jadi nggak usah tanya-tanya dan percaya sama kemampuannya. Kemudian yang kedua tidak perlu menggunakan handphone dan lain sebagainya untuk tanya, kita tekankan sekali itu buktinya setelah kejujuran seperti itu kemudian ke tanggung jawab dan setelah tanggung jawab dia mengetahui harus berbuat kayak apa”

8. Sebagai guru BK kasus kenakalan remaja seperti apa yang pernah

ada tangani? “Kalau diistilahkan kenakalan remaja perkelahian dinamakan kenakalan remaja, ya perkelahian ya tawuran itu yang paling berat. Waktu itu hampir tiap tahun ada sih. Sejak 2003, 2004 itu ada sih, ee.. itu kalau diistilahkan perkelahian tawuran dimasukkan ke itu lho ya kenakalan remaja itu masuk disitu. Kalau yang ringan ee..datang terlambat, seragam, bajunya dimasukkan kan itu ringan. Nah itu aja. Kalau tahun- tahun ini sih sudah sangat jarang”

9. Menurut anda sudah efektif kah kebijakan pendidikan karakter

dalam meminimalisasi kenakalan remaja di SMAN 6 Yogyakarta? “Kalau dari lingkup lingkungan SMA 6 itu efektif, artinya memang kita semua bertanggung jawab pada itu. Cuma permasalahannya efektif dan tidak itu kan standarnya beda-beda, kalau untuk SMA 6 \itu efektif karena masuk lewat KBM kemudian kita ada piket. Jadi semua kita sinergis untuk itu. Cuma kadang kan kita sekolah itu mengambil kebijakan ini kadang dirumah yang kadang tidak ada, ee...apa istilahnya itu ee...dukungan untuk itu jadi di sekolah dibeginikan tapi sementara mungkin di rumah beda. Ya ada kebebasan, ada itu ya jadi secara efektif ya memang efektif. Kita juga ada budaya untuk senyum salam sapa, kemudian kita ada kalau siswa masuk lingkungan sekolah pagi hari sepeda harus dituntun atau tidak boleh dinaiki, mungkin kalau di sekolah lain itu nggak kayaknya tapi mungkin kalau senyum salam sapa mungkin sudah wajar gitu kan tapi kalau sepeda di anu..kayaknya nggak. Kalau khusus itu kayaknya. Kalau masuk kelas standar sih, berdoa, menyanyikan lagu indonesia raya”

10. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam proses

kebijakan pendidikan karakter dalam meminimalisasi kenakalan remaja di SMAN 6 Yogyakarta? “Kalau yang mendukung kita memang itu ee.. apa waktu memang kita anu ya..untuk bapak ibu guru semuanya mendukung begitu artinya mungkin sarana prasarana mendukung ya, kemudian kebijakan mendukung. Yang nggak itu kayaknya anu aja..ee..apa ya..kekurangannya itu mungkin