Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

11 kepribadian. Namun, perbedaannya tidak secara diametral. Kepribadian dibebaskan dari kepribadian, maupun karakter berwujud tingkah laku manusia yang ditunjukkan ke lingkungan sosial. Karakter dan kepribadian relatif permanen, serta menuntun, mengarahkan, dan mengorganisasikan aktivitas individu”. Beberapa pengertian yang berbeda terkait karakter dari beberapa tokoh tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengertian yang sama tentang karakter. Karakter merupakan suatu kumpulan dari berbagai tata nilai yang ada kemudian diwujudkan dalam bentuk perilaku, sikap dan berpikir. Masing- masing individu manusia memiliki karakter yang berbeda, maka dari itu karakter seseorang dapat dilihat dari perilaku atau sikapnya. Perbedaan karakter pada individu seseorang diakibatkan tergantung seseorang tersebut memaknai suatu nilai dan moral yang ada di sekitarnya dan mewujudkannya dalam sikap, perilaku dan cara berpikir, maka dari perbedaan memaknai nilai dan moral inilah yang membuat setiap orang bersikap dan berperilaku tidak sama atau memiliki ciri khas tersendiri. Karakter sendiri pada dasarnya akan mengalami suatu perkembangan yang dapat membuat suatu nilai yang dipahami oleh seseorang untuk menjadi suatu sikap dan perilaku yang bermoral. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Fatchul Mu’in dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan Praktik” bahwa karakter mengalami pertumbuhan yang membuat suatu nilai menjadi budi pekerti, sebuah watak batin yang dapat 12 diandalkan dan digunakan untuk merespons berbagai situasi dengan cara yang bermoral Fatchul Mu’in 2013: 72. Terkait dengan moral yang telah dijelaskan tersebut, karakter yang baik juga memiliki komponen-komponennya yang meliputi pengetahuan moral, perasaan moral dan aksi moral, seperti yang telah dijelaskan oleh Thomas Lickona 2013: 74. Gambar 1. Komponen-komponen karakter Thomas Lickona 2013: 74

b. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir never ending process, sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan continuous quality improvement, yang ditujukan Mulyasa 2013: 1. Sementara itu Kevin Ryan dan Bohlin 2001 dalam Mulyasa PENGETAHUAN MORAL 1. Kesadaran moral 2. Mengetahui nilai-nilai moral 3. Pengambilan perspektif 4. Penalaran moral 5. Pengambilan keputusan pengetahuan diri PERASAAN MORAL 1. Hati nurani 2. Penghargaan diri 3. Empati 4. Menyukai kebaikan 5. Kontrol diri 6. Kerendahan hati AKSI MORAL 1. Kompetensi 2. Kemauan 3. Kebiasaan 13 2013: 17 menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah sebagai upaya sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Kedua pendapat ini menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu usaha untuk mencapai atau mengarah pada hal baik bagi seseorang untuk dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di sekitarnya. Senada dengan pengertian tersebut dalam www.pendikar.dikti.go.id juga menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan peserta atau anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Saptono 2013: 23 menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik good character berlandaskan kebajikan-kebajikan inti core virtues yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Meskipun terdapat beberapa pendapat tokoh di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu usaha atau proses yang sengaja dilakukan untuk menjadikan seseorang memiliki karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Harapan dari terwujudnya pendidikan karakter disampaikan oleh Ramli dalam Pupuh Fathurrohman, dkk 2013: 15 bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan