186
12. Menurut anda apakah kenakalan remaja telah diminimalisasi dari
bentuk pengintegrasian kebijakan pendidikan karakter dalam mata pelajaran agama?
“Ya sudah dari awal ketika saya mengajar dari awal yahh inginnya membentuk karakter. Yah saya berusaha untuk mengintegrasikan berbagai
kompetensi yang saya ajarkan kepada anak itu adalah untuk memperbaiki karakter mereka ke karakter yang positif. Itu sudah pasti saya integrasikan
dari awal bukan dari sejak ada kebijakan pendidikan karakter baru saya lakukan tapi karena memang tugas guru agama adalah membentuk karakter
anak untuk menjadi lebih baik”
13. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam proses kebijakan
pendidikan karakter dalam meminimilasisasi kenakalan remaja di SMAN 6 Yogyakarta?
“Kalau faktor pendukung kan sudah ada pertama itu faktor kebijakan sudah dan harus kan. Karena kebijakan itu sebagai landasan untuk menjalankan
aturan itu, selain itu ada kesepakatan bersama guru, kepala sekolah, TU dan lainnya untuk membentuk karakter anak itu. Kalau yang hambatan
nggak begitu banyak saya lihat yang sekarang. Sekarang itu jam masuk dan segalanya kan...ehmm.. sudah diterapkan dengan baik. Disiplin itu kan
dijalankan lebih baik, disiplin itu sehingga pendidikan karakter itu dari anak sampai masuk itu motor kan harus dituntun kan itu anak dituntut untuk
menghargai lingkungan sekolahnya. Jadi karakter mereka itu benar-benar menghormati lingkungan sekolahnya yaitu guru teman-temannya dan
sebagainya. Kalau hambatan itu saya lihat nggak ada”
Nama : TS
Jabatan : Guru Agama Islam
Waktu Wawancara : 22 Agustus 2016
Tempat Wawancara : SMA Negeri 6 Yogyakarta Hasil Wawancara
1.
Sudah berapa lama anda menjadi sebagai guru agama di SMAN 6 Yogyakarta?
“ee..20 tahun”
2. Sejak kapan ada kebijakan pendidikan karater di SMAN 6
Yogyakarta? “Sejak dulu, sudah ada sejak dulu“
3. Apa bentuk program khusus pendidikan karakter yang selama ini telah
diterapkan dan membawa dampak dalam pengurangan kenakalan remaja?
“ee..setiap jumat itu ada kegiatan mentoring yang dibina atau diajar oleh KMA Keluarga Muslim Alumni yang ada di SMA 6 Yogyakarta. Jadi
setiap jumat itu ada kegiatan untuk menambah wawasan agama Islam, diantaranya itu tadi seperti kedisiplinan terus apa ee...kalau di ajaran
agama Islam itu ya bagaimana membentuk siswa itu mempunyai akhlak mulia ee...budi pekerti yang baik diantaranya ada tambahan materi di
187 mentoring tersebut setiap hari Jumat. Ini untuk setiap kelas X selama 1
tahun. Setiap Jumat, kalau perempuan itu setelah selesai pelajaran langsung, kalau yang laki-laki setelah Jumatan”
4. Bagaimana dengan kenakalan remaja di SMAN 6 Yogyakarta dari
tahun ke tahun? “Ehm..semakin membaik kalau dulu memang SMA 6 terkenal ee..gelut gitu
ya dengan perkelahian. Sekarang kita tegas ya, dulu pernah sekolah itu mengeluarkan ehm..tidak mengeluarkan artinya mengembalikan siswa
kepada kedua orang tuanya. Banyak waktu itu ada sekitar yah banyak sekali sekitar 11 orang. Dan siswa disini itu sudah tidak berani lagi untuk
berbuat seperti itu”
5. Jenis kenakalan remaja seperti apa yang pernah terjadi di SMAN 6
Yogyakarta? “Ehm...ya perkelahian itu..ya perkelahian sejak dulu memang ada tapi
lambat laun hampir ee..sekarang hampir tidak ada lagi. Dulu waktu saya mengajar disini masih, tahun 96 masih, tahun 97 masih, setelah itu 2000
kesana lebih baik. Artinya membaik-baik terus begitu”
6. Nilai karakter apa yang diterapkan dalam kebijakan pendidikan
karakter di SMAN 6 Yogyakarta? “Ehm..semuanya kan semuanya memang harus dimasukkan kedisiplinan
diantaranya gotong royong dan seterusnya. Semuanya harus diimplementasikan di pelajaran”
7. Bagaimana anda mengintergrasikan kebijakan pendidikan karakter
dalam mata pelajaran agama? “Ya dengan pelajaran agam Islam itu, melalui ya dengan cara diskusi kita
tanya jawab, kita tanamkan nilai karakter itu dalam pelajaran”
8. Menurut anda sudah efektif kah kebijakan pendidikan karakter dalam
meminimalisasi kenakalan remaja di SMAN 6 Yogyakarta? “Ya menurut saya sudah sangat efektif, lewat pelajaran, lewat sanksi,
mereka jera tidak melakukannya lagi seperti terlambat dan tidak terlambat lagi dan seterusnya”
9. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam proses kebijakan
pendidikan karakter dalam meminimilasisasi kenakalan remaja di SMAN 6 Yogyakarta?
“Kalau menghambat tidak ada, semuanya mendukung. Semua guru mengimplementasikan nilai karakter jadi tidak ada masalah. Karena
menurut saya pendidikan karakter sangat penting sekali untuk khususnya untuk guru agama Islam ya dalam ee... dalam mendidik siswanya tentang
pendidikan karakter itu”
10. Apakah benar-benar berdampak adanya kebijakan pendidikan
karakter dalam meminimalisasi kenakalan remaja di SMA Negeri 6 Yogyakarta?
“Oohh...ya sangat berdampak, berdampak sekali. Sekolah memberi sanksi ya asalkan ada sanksinya. Jadi menanamkan nilai karakter terus ada sanksi
nah itu efektif sekali, kalau hanya menanamkan saja tidak ada sanksi itu