Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

60 Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian SISDIKNAS UU No 20 Tahun 2003 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RJPN 2005-2025 Rencana Strategi DISDIKPORA 2012-2017 Implementasi Pendidikan Karakter di SMA Negeri 6 Yogyakarta Program Pendidikan Karakter di SMA Negeri 6 Yogyakarta Tujuan Sasaran Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan Proses Pendidikan Karakter Kebijakan Nasional Pendidikan Karakter 2010 61

D. Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimana upaya implementasi kebijakan pendidikan karakter dalam meminimalisasi kenakalan remaja di SMA Negeri 6 Yogyakarta di SMA Negeri 6 Yogyakarta? 2 Apakah tujuan dari adanya kebijakan pendidikan karakter di SMA Negeri 6 Yogyakarta? 3 Apa sajakah program pendidikan karakter di SMA Negeri 6 Yogyakarta? 4 Siapa sajakah yang terlibat dalam proses implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMA Negeri 6 Yogyakarta? 5 Bagaimana hasil dari implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMA Negeri 6 Yogyakarta? 6 Apa saja nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta? 59

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain- lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam membentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Lexy J. Moeleong, 2007: 6. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan menggambarkan tentang implementasi kebijakan pendidikan karakter untuk meminimalisasi deliquency kenakalan remaja di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Menurut Sugiyono 2010: 218-219 menjelaskan bahwa dalam menentukan subyek penelitian dilakukan secara purposive, yaitu teknik pengambilan informan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yang dimaksud adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan dari suatu daerah atau instansi yang sedang diteliti, sehingga dapat memudahkan peneliti untuk menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti. 60 Subyek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sentral karena pada subyek peneliti itu data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti Suharsimi Arikunto, 2003: 119. Memilih informan dengan menggunakan purposive adalah dengan memilih informan yang sesuai dengan kriteria yang peneliti perlukan, sehingga sebelum melakukan penelitian lebih baik memilih terlebih dahulu kriteria-kriteria informan yang diambil. Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang implementasi kebijakan pendidikan karakter dalam meminimalisasi deliquency kenakalan remaja di SMA Negeri 6 Yogyakarta, maka informan yang diperlukan adalah decision maker dan pelaku dari kebijakan pendidikan karakter. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah: 1. Orang yang berkenan untuk dimintai informasi 2. Orang yang sehat secara fisik atau psikis dapat diajak untuk berbicara Maka dalam penelitian ini subyek penelitian yang akan dijadikan sebagai informan adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan, Guru Bimbingan Konseling BK, Guru PKn, 2 Guru Kelas sebagai pendamping, dan 6 orang siswa 2 siswa kelas X, 2 siswa kelas XI, dan 2 siswa XII. 61

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Cornelis Simanjuntak No. 2 Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memfokuskan pada pengamatan tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter yang dapat mengurangi kenakalan remaja di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Penelitian ini akan dilakukan dari akhir bulan Juni sampai dengan Juli 2016. Penetapan dan penentuan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: 1. SMA Negeri 6 Yogyakarta sejak sekitar tahun 1990 dikenal sebagai sekolah yang memiliki riwayat sering terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja lainnya. Namun sekarang sudah tidak lagi dikenal sebagai sekolah yang memiliki riwayat buruk, kenakalan remaja berkurang. Maka peneliti ingin mencari tahu strategi apa yang digunakan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta, akan tetapi peneliti lebih memfokuskan pada kebijakan pendidikan karakter, karena pada tahun 2010 SMA Negeri 6 Yogyakarta sudah melaksanakan program ini.