48 3
Delinkuensi Psikopatik Kenakalan ini sedikit jumlahnya, akan tetapi kenakalan
ini merupakan oknum kriminal yang paling berbahaya. Berikut adalah ciri anak dengan kenakalan psikopatik:
a Berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang
ekstrim, brutal, diliputi banyak pertikaian keluarga, menyia- nyiakan anak, dan lain-lain.
b Anak tidak pernah merasakan kehangatan, kasih sayang, dan
relasi personal yang akrab dengan orang lain. c
Anak dengan kenakalan pada tipe ini tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa atau melakukan pelanggaran.
d Bentuk kejahatan atau kenakalannya majemuk, tergantung
suasana hatinya. e
Selalu gagal dalam menyadari dan menginternalisasikan norma-norma sosial yang berlaku.
f Terkadang menderita gangguan neurologis, sehingga
mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri Psikopat sendiri merupakan bentuk kekalutan mental
dengan ciri-ciri seperti, tidak memiliki pengorganisasian dan integrasi diri, tidak pernah bertanggung jawab secara moral, selalu
konflik dengan norma sosial dan hukum, a-sosial, immoral, sangat egoistis, tidak memiliki kesadaran sosial, fanatik, aneh, sangat
kasar, suka menyakiti jasmani orang lain tanpa motif apa pun, dan lain-lain.
49 4
Delinkuensi Defek Moral Defek defect, defectus berarti rusak, tidak lengkap,
salah, cedera, cacat, dan kurang. Delinkuensi defek moral memiliki ciri selalu melakukan tindak a-sosial atau anti sosial,
walaupun pada dirinya tidak terdapat penyimpangan dan gangguan kognitif, namun ada disfungsi pada intelegensinya.
Kelemahan dan kegagalan kenakalan pada tipe ini adalah remaja tidak mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang
jahat; serta tidak mampu mengendalikan dan mengaturnya.
c. Penyebab Kenakalan Remaja
Berdasarkan pemaparan di atas terkait tipe-tipe kenakalan remaja, maka kenakalan yang dilakukan bukan tanpa sebuah alasan.
Pemaparan di atas juga telah dijelaskan tentang ciri dan penyebab terjadinya kenakalan remaja sesuai dengan tipe-tipe kenakalan
remaja. Namun dibawah ini akan dijelaskan penyebab kenakalan remaja dari beberapa teori, sebagai berikut Kartini Kartono, 1992:
25-36: 1
Teori Biologis Tingkah laku sosiopatik atau delinkuen pada anak-anak
dan remaja dapat muncul karena faktor-faktor fisiologis dan struktur jasmaniah seseorang, juga dapat oleh cacat jasmaniah
yang dibawa sejak lahir.
50 2
Teori Psikogenis Teori ini menekankan sebab-sebab tingkah laku
delinkuen anak-anak dari aspek psikologis atau isi kejiwaannya. Antara lain faktor intelegensi, ciri kepribadian, motivasi, sikap-
sikap yang salah, fantasi, rasionalisasi, internalisasi diri yang keliru, konflik batin, emosi yang kontroversal, kecenderungan
psikopatologis, dan lain-lain. 3
Teori Sosiogenis Tingkah laku delinkuen pada anak-anak remaja adalah
murni sosiologis atau sosio-psikologis sifatnya, misal disebabkan oleh pengaruh struktur sosial yang deviatif, tekanan kelompok,
peranan sosial, status sosial atau oleh internalisasi simbolis yang keliru. Jadi sebab-sebab kejahatan atau kenakalan remaja tidak
hanya terletak pada lingkungan familial dan tetangga saja, akan tetapi dan terutama sekali disebabkan oleh konteks kulturalnya.
Sehingga faktor kultural dan sosial sangat mempengaruhi, mendominasi struktur lembaga sosial dan peranan sosial individu,
dan pendefinisian atau konsep diri dari seseorang. 4
Teori Subkultural Delinkuensi Subkultural delinkuen gang remaja mengaitkan sistem
nilai, kepercayaan atau keyakinan, ambisi-ambisi tertentu ambisi materiil, hidup bersantai, pola kriminal, relasi heteroseksual
bebas, dan lain-lain yang memotivasi timbulnya kelompok remaja berandalan dan kriminal. Pada teori ini sumber juvenile
51 delinquency adalah sifat-sifat suatu struktur sosial dengan pola
budaya subkultural yang khas dari lingkungan familial, tetangaa dan masyarakat yang didiami oleh para remaja delinkuen tersebut.
Sementara sifat-sifat masyarakat tersebut antara lain adalah: a
Populasi yang padat b
Status sosial-ekonomi penghuninya yang rendah c
Kondisi fisik perkampuangan yang sangat buruk d
Banyak disorganisasi familial dan sosial bertingkat tinggi.
d. Penanganan Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor atau sebab-sebab tertentu yang disebabkan oleh
keluarga, lingkungan sekitar anak, masyarakat atau pun sekolah. Kenakalan yang terjadi tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa
tindakan – tindakan tersendiri sesuai dengan bentuk kenakalan remaja yang dilakukan. Berikut adalah upaya dalam penanganan
kenakalan remaja menurut Kartini Kartono 1992: 96-98 yang dibagi menjadi dua tindakan yaitu tindakan preventif dan tindakan
kuratif. Pemaparan terkait tindakan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Tindakan Preventif
1 Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2 Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum daerah kumuh,
kampung-kampung miskin
52 3
Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk memperbaiki tingkah laku dan membantu remaja dari
kesulitan mereka 4
Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi remaja 5
Membentuk badan kesejahteraan anak-anak 6
Mengadakan panti asuhan 7
Mengadakan lembaga reformatif untuk memberikan latihan korektif, pengoreksian dan asistensi untuk hidup mandiri dan
susila kepada anak-anak dan para remaja yang membutuhkan 8
Membuat badan supervisi dan pengontrol terhadap kegiatan anak delinkuen, disertai program yang korektif
9 Mengadakan pengadilan anak
10 Menyusun undang-undang khusus untuk pelanggaran dan
kejahatan yang dilakukan oleh anak dan remaja 11
Mendirikan sekolah bagi anak miskin 12
Mengadakan rumah tahanan khusus untuk anak dan remaja 13
Menyelenggarakan diskusi kelompok dan bimbingan kelompok untuk membangun kontak manusiawi di antara
remaja delinkuen dengan masyarakat luar. Diskusi tersebut akan sangat bermanfaat bagi pemahaman kita mengenai jenis
kesulitasn dan gangguan pada diri para remaja 14
Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreativitas para remaja delinkuen dan yang nondelinkuen. Misalnya