Pendidikan Karakter Konsep Pendidikan Karakter

15

c. Tujuan Pendidikan Karakter

Pelaksanaan pendidikan pada dasarnya memang tidak hanya untuk mendidik peserta didik menjadi manusia yang cerdas dan intelektual, tetapi juga membangun kepribadian yang baik bagi peserta didik agar memiliki akhlak yang mulia. Menurut Akhmad Muhaimin dalam bukunya yang berjudul “ Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia” berpendapat bahwa pendidikan di Indonesia dinilai oleh banyak kalangan tidak bermasalah dengan peran pendidikan dalam mencerdaskan para peserta didiknya, namun dinilai kurang berhasil dalam membangun kepribadian peserta didiknya agar berakhlak mulia Ahmad Muhaimin 2013: 15. Agar kepribadian yang baik bagi peserta didik terbangun dan peserta didik memiliki akhlak yang mulia, maka pelaksanaan pendidikan karakter sekarang ini telah dilaksanakan di seluruh sekolah formal dan informal di Indonesia dan memiliki tujuan tersendiri dalam pelaksanaannya. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam “Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter” tahun 2011 halaman 7 dijelaskan tentang tujuan dan fungsi pendidikan karakter, seperti berikut ini: 1 Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi: a Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; b Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; 16 c Mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. 2 Pendidikan karakter memiliki fungsi sebagai berikut: a Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; b Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; c Membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni. Senada dengan tujuan dari Kementrian Pendidikan Nasional bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang memiliki cara berpikir dan berperilaku baik serta memiliki karakter sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia. Mulyasa 2013: 9 menjelaskan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Sedangkan Ahmad Muhaimin 2013: 16 memiliki pendapat lain yaitu 17 pendidikan karakter menekankan anak didik untuk mempunyai karakter yang baik dan diwujudkan dalam perilaku keseharian. Beberapa pendapat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter untuk membangun karakter yang berakhlak mulia pada anak, serta membangun karakter yang sesuai dengan ideologi bangsa sehingga harapannya anak dapat menjadi warga negara yang baik. Selain itu tujuan dari adanya pendidikan karakter di sekolah untuk mendukung meningkatnya penyelenggaraan dan hasil pendidikan nasional yang telah mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia dari peserta didik. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah juga diharapkan mampu menjadikan peserta didik lebih mandiri dalam hal meningkatkan dan menggunakan ilmu serta pengetahuan yang telah diperoleh, mengkaji dan mengimplementasikan sendiri dari nilai- nilai karakter dan akhlak mulia sehinga dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Sofan Amri 2011: 52 memiliki pendapat bahwa setuju dengan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. “Melalui program pendidikan karakter diharapkan setiap lulusan memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah”. Pelaksanaan pendidikan karakter yang dilaksanakan pada setiap sekolah selain membentuk karakter secara pribadi dari peserta didik, namun juga akan membentuk atau memunculkan adanya 18 budaya sekolah yang menjadi karakteristik tersendiri bagi sekolah. Karakteristik dari tiap sekolah berbeda sesuai dengan budaya sekolah yang diterapkan pada masing-masing sekolah. Terbentuknya karakteristik dari setiap sekolah juga tergantung dari penerapan nilai- nilai karakter apa saja yang diimplementasikan oleh sekolah. Jadi, pendidikan karakter yang dilaksanakan pada tingkatan suatu institusi mengarah pada pembentukan karakter sekolah tersebut, yaitu berupa nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari serta simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga ketika di sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Karakter sekolah inilah yang akan menjadi ciri khas, karakter atau watak dan citra suatu sekolah di mata masyarakat.

d. Nilai - Nilai Karakter

Zamroni dalam Darmiyati Zuchdi menyatakan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional, telah merumuskan materi pendidikan karakter yang mencakup beberapa aspek sebagai berikut Darmiyati Zuchdi 2011: 168-170; 1 Religius: sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain 2 Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan