Pengertian Kenakalan Remaja Konsep Kenakalan Remaja

45 belum percaya memberikan tanggung jawab pada remaja, sehingga terjadi ketimpangan karena seorang remaja ini ingin melakukan beberapa tanggung jawab seperti orang dewasa. Hurlock dalam Sofyan S. Willis 2005: 89 menjelaskan bahwa kenakalan remaja bersumber dari moral yang sudah berbahaya atau berisiko. Kerusakan moral ini bersumber dari: 1 Keluarga yang sibuk, keluarga retak, dan keluarga dengan single parent dimana anak hanya diasuh oleh ibu; 2 Menurunnya kewibawaan sekolah dalam mengawasi anak; 3 Peranan gereja tidak mampu menangani masalah moral Penjelasan dari Hurlock ini dapat disimpulkan bahwa untuk menangani atau mencegah terjadinya kenakalan remaja diperlukan peranan penting dari lingkungan yang ada disekitar remaja tersebut. Perhatian dan peranan yang diberikan dari keluarga, sekolah, lembaga agama atau masyarakat sekitar adalah cara untuk dapat mencegah, menangani atau mengontrol terjadinya kenakalan remaja.

b. Tipe Kenakalan Remaja

Kenakalan Remaja atau juvenile delinquency dibedakan atau dibagi menjadi beberapa tipe. Pembagian tipe tersebut berdasarkan dengan ciri kepribadian yang defek, yaitu yang mendorong anak menjadi delinkuen. Berikut menurut Kartini Kartono 1992: 49-56 tipe delinkuensi berdasarkan struktur kepribadian: 46 1 Delinkuensi Terisolir Reiss 1951, Hweit dan Jenkins 1949 dalam Kartini Kartono 1992: 49-50 Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari para remaja delinkuen: merupakan kelompok mayoritas. Kelompok ini tidak menderita kerusakan psikologis. Delinkuensi terisolasi mereaksi terhadap tekanan dari lingkungan sosial. Kelompok ini mencari panutan dan sekuritas dari dan dalam kelompok gangnya. Faktor yang mendorong anak delinkuensi terosolir, sebagai berikut: a Adanya keinginan meniru, kegiatan ini biasanya dilakukan dalam bentuk kegiatan kelompok b Karena berasal dari kota dan anak terbiasa melihat adanya gang kriminal. Sehingga anak merasa diterima, pengakuan, status sosial dan prestise tertentu. c Anak pada tipe ini biasa dari keluarga berantakan, tidak harmonis, tidak konsekuen dan mengalami banyak frustasi. d Anak tidak pernah merasakan kehangatan emosional, harga dirinya terasa diinjak, tidak pernah merasa aman, ditolak oleh orang tua dan lain e Karena ketidaknyamanan dan ketidakpuasan yang dirasakan oleh anak, sehingga anak membentuk gang untuk memuaskan segala kebutuhan dasarnya ditengah anak kriminal. f Anak tipe ini dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapat supervisi dan latihan disiplin yang teratur, 47 sehingga anak tidak mampu mengiternalisasikan norma hidup normal. 2 Delinkuensi Neurotik Anak pada tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa terancam, tersudut dan terpojok, bersalah atau berdosa dan lain-lain. Berikut adalah faktor tingkah laku anak delinkuensi neurotik: a Kenakalan yang dilakukan merupakan ekspresi dari konflik batin yang belum terselesaikan. b Kenakalan yang dilakukan juga bersumber pada sebab psikologis yang sangat dalam. c Dilakukan oleh seorang diri dan mempraktekkan jenis kejahatan tertentu, misalnya suka memperkosa lalu membunuh korbannya, kriminal dan sekaligus neurotik d Biasanya berasal dari anak yang memiliki sosial-ekonomi baik atau kelas menengah, tetapi ketegangan emosional sering terjadi di keluarganya e Anak pada kenakalan tipe ini memiliki ego yang lemah f Motivasi kejahatan mereka berbeda-beda g Perilakunya memperlihatkan kualitas kompulsif, yang tidak terdapat pada tipe delinkuen terisolir. 48 3 Delinkuensi Psikopatik Kenakalan ini sedikit jumlahnya, akan tetapi kenakalan ini merupakan oknum kriminal yang paling berbahaya. Berikut adalah ciri anak dengan kenakalan psikopatik: a Berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal, diliputi banyak pertikaian keluarga, menyia- nyiakan anak, dan lain-lain. b Anak tidak pernah merasakan kehangatan, kasih sayang, dan relasi personal yang akrab dengan orang lain. c Anak dengan kenakalan pada tipe ini tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa atau melakukan pelanggaran. d Bentuk kejahatan atau kenakalannya majemuk, tergantung suasana hatinya. e Selalu gagal dalam menyadari dan menginternalisasikan norma-norma sosial yang berlaku. f Terkadang menderita gangguan neurologis, sehingga mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri Psikopat sendiri merupakan bentuk kekalutan mental dengan ciri-ciri seperti, tidak memiliki pengorganisasian dan integrasi diri, tidak pernah bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma sosial dan hukum, a-sosial, immoral, sangat egoistis, tidak memiliki kesadaran sosial, fanatik, aneh, sangat kasar, suka menyakiti jasmani orang lain tanpa motif apa pun, dan lain-lain.