Penanganan Kenakalan Remaja Konsep Kenakalan Remaja

54

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan topik penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rini Sundari, pada tahun 2014 dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter di SMK Leonardo Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMK Leonardo Klaten yang meliputi proses perumusan kebijakan dan pelaksanaan berbagai program pendidikan karakter yang ada di SMK Leonardo Klaten. Sementara hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Rini Sundari adalah 1 Proses perumusan kebijakan pendidikan karakter di SMK Leonardo Klaten melalui proses akumulasi, artikulasi, dan berkarakter kepangudiluhuran pada tahun 2003 sebagai wujud panduan pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter di tingkat persekolahan. Kebijakan ini disikapi aktif oleh sekolah dalam hal penentuan program pendidikan karakter. Perumusan kebijakan melibatkan dan menekankan kepentingan semua pihak terkait. Program pendidikan karakter, pendidikan kedisiplinan, pendidikan religiusitas, rekoleksi, dan Rabu Kasih. 2 Pelaksanaan program pendidikan karakter berjalan dengan baik dan berhasil karena tujuan menciptakan lulusan yang unggul secara akademik, terampil dan juga berkarakter dapat tercapai. 3 faktor pendukung meliputi: tingginya komitmen warga sekolah, suasana sekolah, sarana dan prasarana, peran aktif Yayasan Pangudi Luhur Semarang, dukungan orang tua 55 dan komite sekolah, dunia industri dan dunia usaha. Faktor penghambat meliputi: rendahnya komitmen guru baru, proses adaptasi siswa dan kurang pemahaman siswa, kurangnya pemahaman orang tua. 2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Irfan Rosyid, pada tahun 2015 dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter di SMP Negeri 2 Purworejo. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Irfan Rosyid adalah untuk mendeskripsikan: 1 implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Purworejo, 2 program yang mendukung pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Purworejo, 3 faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Purworejo. Sementara hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: 1 implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Purworejo terdapat pada program-program sekolah. Kebijakan ini disikapi aktif oleh sekolah; guru-guru terlibat dalam penentuan program pendidikan karakter, 2 pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Negeri 2 Purworejo terintegrasi melalui pembiasaan, mata pelajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler, 3 program-program yang diterapkan SMP Negeri 2 Purworejo mengenai pendidikan karakter adalah menetapkan tata tertib sekolah, pelatihan dasar kepemimpinan, pembinaan karakter kebangsaan, infak jumat dan salat berjamaah, 4 faktor pendukung implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP 56 Negeri 2 Purworejo meliputi: sekolah telah didukung oleh SDM yang kompeten, adanya respon positif dari warga sekolah dan kemitraan positif dari lembaga, sarana dan prasarana yang memadai, adanya program ekstrakurikuler yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, sedangkan faktor penghambat meliputi: adanya beberapa guru kurang memberikan contoh yang baik terhadap peserta didik, kurangnya pembentukan karakter secara kontinu, kurangnya peran aktif guru dalam penanaman nilai karakter, dan kurangnya pemahaman peserta didik baru terkait maksud dan tujuan adanya pendidikan karakter di sekolah. 3. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ike Wulandari, pada tahun 2014 dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Kebijakan Sekolah dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Tujuan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ike Wulandari adalah mendeskripsikan: kebijakan sekolah dalam mengatasi kenakalan remaja, implementasi kebijakan sekolah, faktor pendukung dan penghambat implementasi. Sedangkan untuk hasil dalam penelitiannya adalah sejumlah kebijakan yang telah mampu mengatasi kenakalan remaja khususnya tawuran. Hasil penelitian menemukan beberapa kebijakan sekolah dalam mengatasi kenakalan remaja diantaranya: 1 penghapusan tonti sebagai upaya pemutusan doktrin antar siswa, 2 tata tertib yang tegas, 3 pembatasan jam siswa berada di sekolah, 4 pengembangan pendidikan karakter dan religius, 5 pengubahan budaya “okol” 57 menjadi budaya “akal” melalui kegiatan yang positif. Faktor pendukung implementasi kebijakan yaitu peran komite sekolah yang konsisten dalam mengatasi problem sekolah sedangkan penghambatnya yaitu citra lama sebagai sekolah yang suka dan masih melekat pada sekolah.

C. Kerangka Pikir

Pembangunan pendidikan karakter merupakan usaha pemerintah untuk membangun kembali kesadaran masyarakat Indonesia terhadap nilai- nilai Pancasila. Masa sekarang ini dirasa sudah mulai memudarnya kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai budaya bangsa. Perwujudan pendidikan karakter sendiri tertuang dalam tujuan UU SISDIKNA No 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sementara itu dalam visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila, juga telah menjelaskan bahwa dalam RPJPN tahun 2005-2025 ingin membangun karakter bangsa. Melihat tujuan pendidikan Indonesia yang bertujuan pada pembangunan pendidikan karakter bangsa, maka dalam Rencana Strategi