155 dengan harga cacing maka diketahui estimasi nilai ekonomi dari pemanfaatan
cacing di kawasan hutan mangrove Muara Angke sebesar Rp. 306.600.000tahun atau Rp. 6.849.866hatahun. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada
lampiran 3.
b. Pemanfaatan Ikan dan Kepiting
Sama halnya dengan pemanfaatan cacing, pemanfaatan ikan dan kepiting di kawasan hutan mangrove Muara Angke hanya terdapat di lokasi sekitar Hutan
Lindung Angke. Metode yang dipergunakan untuk menghitung estimasi nilai ekonomi pemanfaatan kawasan hutan mangrove Muara Angke sebagai tempat
pemanfaatan ikan dan kepiting adalah metode penghitungan nilai pasar aktual. Jumlah nelayan yang diwawancara sebanyak 4 orang dengan hasil tangkapan ikan
rata-rata sebanyak 1,5 kghari dengan frekuensi penangkapan ikan setiap hari. Jumlah pencari kepiting yang diwawancarai sebanyak 2 orang dengan hasil
tangkapan rata-rata 6 ekor 1,2 kgorang per hari dengan frekuensi penangkapan setiap hari. Harga jual ikan adalah Rp.20.000hari sedangkan harga kepiting
adalah Rp.35.000kg. Dengan mengalikan jumlah ikan dan kepiting yang diperoleh selama satu tahun, maka dapat diketahui estimasi nilai ekonomi
pemanfaatan ikan dan kepiting dari kawasan hutan mangrove Muara Angke sebesar Rp. 74.460.000tahun atau Rp.1.663.539hatahun. Perhitungan secara
terperinci bisa dilihat pada Lampiran 4.
c. Pemanfaatan Untuk Memancing
Pemanfaatan kawasan hutan mangrove Muara Angke untuk tempat memancing ikan hanya ditemui di lokasi Tol Sedyatmo. Metode yang
dipergunakan untuk menghitung estimasi nilai ekonomi pemanfaatan kawasan hutan mangrove Muara Angke sebagai tempat memancing adalah Travel Cost
Method Biaya Perjalanan. Kegiatan memancing dilakukan di kolam-kolam yang
ada di areal Tol Sedyatmo yang dikelola oleh masyarakat. Jumlah kolam tersebut adalah 10 unit, dengan jumlah rata-rata pemancing 3 orang pada hari biasa,
sedangkan jumlah pemancing pada hari libur berjumlah 6 orang. Harga tiket rata- rata untuk mesuk ke pemancingan tersebut adalah Rp. 10.000. Mayoritas
156 pemancing berasal dari sekitar Kecamatan Penjaringan, dengan moda transportasi
yang digunakan sepeda motor. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh para pemancing adalah Rp.18.000satu kali memancing. Estimasi nilai ekonomi di
duga dengan cara mengalikan jumlah pemancing dalam satu tahun dengan pengeluaranbiaya yang dikeluarkan oleh pemancing. Berdasarkan perhitungan
tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke sebesar Rp. 393.120.00 per tahun atau Rp.4.116.440hatahun. Perhitungan secara
terperinci bisa dilihat pada Lampiran 5.
d. Pemanfaatan untuk Wisata
Kawasan hutan mangrove Muara Angke yang dimanfaatkan untuk wisata berlokasi di Tol Sedyatmo dan Taman wisata Alam TWA. Metode yang
dipergunakan untuk menduga estimasi nilai ekonomi manfaat kawasan hutan mangrove Muara Angke sebagai tempat wisata adalah Travel Cost Method
TCM. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola, jumlah pengunjung objek wisata Tol Sedyatmo adalah 12.000 orang pertahun, sedangkan
jumlah pengunjung objek wisata TWA adalah 16.517 per tahun. Mayoritas pengunjung ke dua objek wisata tersebut berasal dari Jabotabek. Rata-rata jumlah
pengeluaran pengunjung TWA adalah Rp. 97.222oranghari, sedangkan rata-rata pengeluaran
pengunjung objek
wisata Tol
Sedyatmo adalah
Rp. 124.433oranghari. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dipergunakan untuk biaya
tiket, transportasi, makan minum, pendamping, dokumentasi dan biaya menggunakan atraksi khusus khusus TWA. Berdasarkan data tersebut diketahui
bahwa estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke yang berlokasi
di di
TWA adalah
Rp.1.605.848.181 tahun
atau Rp.
16.087.439hatahun. Sedangkan untuk objek wisata Tol Sedyatmo adalah Rp. 1.493.200.000 atau Rp. 15.635.602 hatahun. Dengan demikian estimasi nilai
ekonomi total kawasan hutan mangrove Muara Angke dari pemanfaatan wisata adalah Rp. 3.099.048.181tahun, atau Rp. 31.723.041hath. Perhitungan secara
terperinci bisa dilihat Lampiran 6.
157
e. Pendidikan dan Penelitian