Gelombang dan Arus Laut 1. Gelombang

pada jarak 2 mil dari pantai, selalu terbenam dan mempunyai kedalaman 3 di bawah permukaan laut. Air laut jernih terdapat pada jarak 1.500 dari pantai. Bila dibandingkan dengan dengan tempat-tempat lain di daerah Teluk Jakarta, daerah Pantai Kapuk relatif lebih tenang baik pada musim muson timur, maupun muson barat. Pantai Kapuk yang terletak di belakang Tanjung Pasir menempati posisi yang menguntungkan, karena akan terlindungi oleh Tanjung Pasir pada musim muson barat.

b. Gelombang dan Arus Laut

b.1. Gelombang

Berdasarkan laporan yang disusun ole PT. Survindo 1986 tentang karakteristik arus dan gelombang laut di daerah Kapuk disajikan sebagai berikut: 1. Gelombang yang penting dari arah Barat Laut selama bulan Januari sampai Maret. Pada periode ini tinggi gelombang maksimum dapat mencapai 1,5 m. Pada bulan Mei sampai September tidak ada gelombang penting untuk diamati PT. Mandara Permai 1994 2. Arah gelombang di daerah Kapuk lebih kurang tegak lurus terhadap garis pantai. Hal ini disebabkan gelombang yang datang dari arah Barat Laut mengalami defraksi di sekitar Tanjung Pasir dan Muara Coba. Gelombang dari arah Timur sedikit mengalami defraksi, sehingga datang dari garis pantai dengan arah yang hampir tegak lurus 3. Ketinggian gelombang diperkirakan sekitar 1 meter dengan periode waktu 5 detik. Hal ini berkaitan dengan erat dengan arah dan kecepatan angin. Apabila kecepatan angin kurang, tinggi gelombang semakin rendah dan periode gelombang semakin panjang. Perubahan arah angin atau munculnya angin kuat lain dari arah yang berlawanan akan membangkitkan gelombang lain dari arah yang berlawanan sehingga terjadi interferensi yang saling menguatkan. Selain angin, tinggi rendahnya gelombang laut ditentukan juga oleh beberapa faktor, antara lain: jarak terhadap pantai, kelandaian tebing pantai, vegetasi pantai. Jarak terhadap pantai mempengaruhi terjadinya interfrensi dengan gelombang yang berlawanan. Pada kondisi angin normal searah, periode gelombang relatif panjang dan konstan sehingga pada daerah yang lebih tengah relatif lebih aman untuk pelayaran. Pada daerah pantai yang kaya akan hutan rawa, gelombang yang datang akan diserap oleh hutan rawa tersebut, sedangkan pada pantai-pantai terbuka, terjadi pemantulan gelombang yang akan menimbulkan interferensi saling menguatkan. Kelandaian akan menentukan magnitudo gelombang pantul. Dinding pantai yang terjal dan keras akan membangkitkan gelombang pantul yang kuat. Pada pantai yang landai, meskipun tidak terjadi penyerapan energi, namun gelombang pantul lebih tersebar merata pada bidang yang lebih luas, sehingga efek interferensi saling menguatkan relatif lebih kecil. Berdasarkan kategori yang dibuat pada lokasi studi Daerah Kapuk, di sebelah Barat merupakan pantai yang terbuka untuk pertambahan Pantai Kamal dengan kondisi terbuka, daerah tengan merupakan hutan bakau, relatif tipis dan tidak begitu panjang, sebelah Timur terdapat jetti yang dapat dianggap sebagai dinding terjal dengan efek peredaman pada gelombang pantul kecil. Situasi tersebut dapat digambarkan secara garis besar sebagai pantai yang mengalami intervensi manusia, sehingga rona awal pada dasarnya telah mengalami perubahan dari kondisi alamiahnya.

b.2. Arus Laut