Rehabilitasi Mangrove 1. Penanaman dengan Menggunakan Propagul

yang bertanggung jawab menyebabkan perubahan komitmen tersebut, dan pada akhirnya koordinasi dan sinkronisasi program pengelolaan yang semula sudah hampir terwujud menjadi mentah lagi. Dengan melihat kondisi mangrove di DKI Jakarta yang saat ini terdegradasi, maka pemulihan ekosistem mangrove merupakan suatu kegiatan yang cukup penting dilakukan secara terus menerus dan kontinyu. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi lindung, konservasi, dan sosial ekonomi ekosistem mangrove. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Propinsi DKI dalam hal ini melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan telah melakukan beberapa usaha-usaha ini di antaranya:

a. Rehabilitasi Mangrove

Dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove di kawasan hutan mangrove hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam survei pendahuluan ini adalah kesesuaian lahan untuk rehabilitasi, seperti: jenis substrat, pasang surut, elevasi, salinitas, musim, gelombang, ketersediaan buah, ketersediaan tenaga kerja, jenis tanaman di sekitar lokasi, dan sejarah tanaman di sekitar lokasi sasaran. Pelaksanaan dilakukan penyusunan aspek-aspek perencanaan berupa aspek: 1 Aspek ekologis dan fisik lahan, 2 Aspek sosial ekonomi dan kelembagaan masyarakat sekitar yang akan direhabilitasi, 3 Aspek finansial dari kegiatan yang akan dilaksanakan, 4 Aspek teknis terutama teknis silvikultur untuk melakukan kegiatan rehabilitasi yang direncanakan, dan 5 Aspek ketenagakerjaan yang akan digunakan. Tujuan rehabilitasi di DKI Jakarta lebih banyak pada fungsi lindung dan konservasi. Sedangkan fungsi produksi tidak terdapat di DKI Jakarta. Pada beberapa lokasi fungsi konservasi dan lindung yang seharusnya lebih banyak menonjol, tetapi pada kenyataannya di lapangan kawasan banyak berubah menjadi pertambakan liar. Dalam pelaksanaan rehabilitasi, tata hubungan kerja antara berbagai stakeholder menjadi penting. Tata hubungan kerja ini termasuk hubungan vertikal maupun horizontal. Dengan koordinasi yang baik diharapkan terjadinya keterpaduan program dan tidak terjadi tumpang tindih kegiatan. Secara umum ada 2 dua jenis bahan tanaman di dalam kegiatan penanaman mangrove, yakni : 1 propagul dan 2 berupa anakan yang berasal dari persemaian ataupun dari alam.

a.1. Penanaman dengan Menggunakan Propagul

Penanaman dengan menggunakan bahan tanaman berupa propagul secara umum dilakukan pada jenis-jenis Rhizophora apiculata, R. mucronata, dan R. stylosa yang mempunyai propagul yang cukup panjang. Propagul yang panjang relatif lebih tahan terhadap genangan air pasang surut dan penggenangan air laut. Penanaman dengan menggunakan propagul disarankan untuk penanaman untuk waktu yang cepat dan lokasi luas, alasan penggunaan propagul antara lain:  Merupakan cara yang paling mudah, murah dan efektif  Sifat buah vivivar berkecambah di pohon  Propagul yang ditanam mempunyai kemampuan menghasilkan tunas tambahan apabila hipokotil bagian atas rusak dan pembentukan akar cepat  Di habitat yang cocok, keberhasilannya lebih dari 90 dan tegakan biasanya tumbuh dengan baik dan seragam.

a.2. Penanaman dengan Menggunakan Bibit Persemaian