160 biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membeli air, akibat dari intrusi air
laut yang terjadi. Perhitungan  nilai  ekonomi  manfaat  hutan  mangrove  sebagai  penahan
intrusi  air  laut  mencakup  wilayah  yang  terpengaruh,  yaitu  Kecamatan Penjaringan,  Cengkareng  dan  Kalideres.  Berdasarkan  data  BPS  tahun  2010,
jumlah  penduduk  di  ketiga  wilayah  tersebut  adalah  655.476  jiwa  terdiri  dari 184.738  Kepala  Keluarga  KK.  Asumsi  yang  digunakan  dalam  perhitungan
adalah:  Skenario  penurunan  konsumsi  air  tanah  memakai  dua  asumsi,  yaitu penurunan sebesar 5 rendah dan tinggi 15,  harga air Rp.1000derigen 20
liter,  dan  kemampuan  mangrove  dalam  mengurangi  intrusi  air  laut  sama  tanpa memperhitungkan  kerapatan.  Berdasarkan  asumsi  tersebut  diperoleh  estimasi
nilai ekonomi total manfaat kawasan hutan mangrove sebagai pencegah intrusi air laut  sebesar  Rp.  61.905.643.208tahun  atau  Rp.  188.909.500hath.  Data
selengkapnya  disajikan  pada  Tabel  49.  Perhitungan  secara  terperinci  bisa  dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 49  Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove  Muara Angke sebagai
penahan intrusi
Komponen  Hutan lindung Suaka
Margasatwa Tol Sedyatmo
TWA Arboretum
PLN Cengkareng
draine Luas ha
44,76 25,02
95,5 99,82
10,51 23,7
28,39 Nilai
Ekonomi Rpth
8.455.589.228  4.726.515.694   18.040.857.267  18.856.946.308  1.985.438.847  4.477.155.154   5.363.140.710 Rphath
188.909.500   188.909.500 188.909.500
188.909.500   188.909.500   188.909.500 188.909.500
Total Rpth
61.905.643.208 Total
Rphath 188.909.500
c. Estimasi  Nilai  Ekonomi  Kawasan  Hutan  Mangrove  Muara  Angke
Sebagai Penyerap Karbon Estimasi  nilai  ekonomi  kawasan  hutan  mangrove  Muara  Angke  di  hitung
dengan  menggunakan  metode  transfer  benefit.  Asumsi  yang  digunakan  adalah potensi  mangrove  di  lokasi-lokasi  kawasan  hutan  mangrove    Muara  Angke
sebesar  20  dari  potensi  karbon  di  hutan  mangrove    Batu  Ampar  Kalimantan Tengah, kecuali di lokasi TWA hanya 5 dari potensi karbon  hutan mangrove di
Batu  Ampar. Potensi karbon di hutan mangrove  Batu Ampar adalah 82,3 tonha,
161 asumsi  potenisi  harga  karbon  ditingkat  Internasional  sebesar  US  15  ton,  nilai
tukar Rp. 94001US. Daur pengelolaan dihitung selama 20 tahun. Estimasi nilai ekonomi  penyerapan  karbon  dihitung  dengan  cara  mengalikan  potensi  serapan
karbon  per  tahun  dengan  harga  karbon.  Berdasarkan  perhitungan  tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi hutan mangrove Muara Angke dalam menyerap
karbon  sebesar  Rp.  29.339.723tahun  atau  Rp.  727.000hatahun.  Data selengkapnya disajikan pada Tabel 50. Perhitungan secara terpeerinci bisa dilihat
pada Lampiran 9.
Tabel 50  Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai
penyerap karbon
Komponen Hutan
lindung Suaka
Margasatwa Tol
Sedyatmo TWA
Arboretum  PLN Cengkareng
draine Total
Luas ha 44,76
25,02 95,5
99,82 10,51
23,7 28,39
327,7 Nilai
Ekonomi Rpth
5.194.085 2.903.396   11.082.107   2.895.853   1.219.612   2.750.219
3.294.461   29.339.732 Rphath
116.043 116.043
116.043 29.011
116.043 116.043
116.043 727.000
d. Estimasi  Nilai  Ekonomi  Kawasan  Hutan    Mangrove  Muara  Angke
Sebagai Penjerap  Limbah Hutan  mangrove  yang  terjaga  dengan  baik  memiliki  kemampuan  yang
tinggi  dalam  menjerap  atau  sebagai  filter  polutan  atau  limbah  yang  berasal  dari berbagai  aktivitas  industrimanusia.  Rusaknya  hutan  mangrove  akan  berdampak
pada  menurunnya  peran  tersebut,  sehingga  akan  menyebabkan  peningkatan akumulasi  limbahzat  pencemar  di  laut  yang  menyebabkan  menurunnya  kualitas
perairan.  Menurunnya  kualitas  perairan  akan  berdampak  negatif  terhadap kelangsungan  budidaya  perairan,  salah  satunya  budidaya  kerang  hijau.  Beberapa
kajian ilmiah menyebutkan bahwa kerang hijau di Perairan Jakarta telah tercemar oleh  logam  berat,  sehingga  produktivitasnya  berkurang  dan  bahkan  berbahaya
untuk  dikonsumsi.  Berdasarkan  fakta  tersebut,  maka  estimasi  nilai  manfaat ekonomi mangrove sebagai penjerap karbon akan dihitung dengan menggunakan
pendekatan  perubahan  produktivitas  kerang  hijau  di  Perairan  Jakarta.  Pengepul kerang  hijau  tersebar  di  daerah  Angke,  Cilincing,  Kalibaru  dan  Dadap.  Jumlah
produksi  kerang  hijau  dihitung  berdasarkan  jumlah  kerang  yang  dikumpulkan
162 oleh  para  pengepul,  dengan  asumsi  bahwa  kerang  tersebut  berasal  dari  bagan-
bagan yang ada disekitar kawasan hutan mangrove Muara Angke. Jumlah  pengepul  nyang  diwawancarai  sebanyak  30  orang,  dengan
produksi 155 kghari untuk pengepul kecil dan 1,2 tonhari untuk pengepul besar. Biaya  untuk  memproduksi  berupa  biaya  perebusan,  pengupasan,  kayu,  es  dan
tawas  sebesar  Rp.  4.167kg,  sedangkan  harga  jual  Rp.15.000kg.  Dengan  adanya limbah  diasumsikan  bahwa  produksi  kerang  hijau  berkurang  85  dan  terjadi
selama  2  kali  per  bulan.  Estimasi  nilai  ekonomi  mangrove  sebagai  penjerap limbah diperoleh dengan cara mengalikan penurunan produksikerang hijau akibat
limbah  dengan  harga  jual  kerang  hijau  setelah  dikurangi  dengan  biaya  produksi. Berdasarkan  perhitungan  tersebut  diperoleh  estimasi  nilai  ekonomi  hutan
mangrove Muara Angke sebesar Rp. 3.798.873.064
per tahun. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 51. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada  Lampiran
10.
Tabel 51  Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai penjerap limbah
Komponen Hutan
lindung Suaka
Margasatwa Tol
Sedyatmo TWA
Arboretum PLN
Cengkareng draine
Total Luas ha
44,76 25,02
95,5 99,82
10,51 23,7
28,39 327,7
Nilai Ekonomi
Rpth 518.881.777   290.045.176   1.107.086.902  1.157.166.644   121.837.522  274.743.032   329.112.012   3.798.873.064
Rphath 11.592.533
11.592.533 11.592.533
11.592.533 11.592.533   11.592.533
11.592.533
e. Estimasi  Nilai  Ekonomi  Kawasan  Hutan  Mangrove  Muara  Angke