Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Mangrove Muara Angke Sebagai

159 gelombang yang bersumber dari Sub Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Utara tahun 2011, biaya pembuatan tembok penahan gelombang adalah Rp. 1.460.000 meter, biaya pemeliharaan Rp. 1 Milyarkm dan biaya operasional Rp. 500. Jutatahun. Berdasarkan hasil pengukuran, panjang garis pantaisungai yang ditumbuhi mangrove di hutan lindung adalah sepanjang 5 km, di TWA sepanjang 2 km, di Suaka Margasatwa sepanjang 1 km dan di Cengkareng Drain sepanjang 3 km. Dengan demikian, total nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke setara dengan biaya pembangunan, biaya pemeliharaan dan biaya operasional tembok pemecah gelombang sepanjang 11 km. Asumsi umur pakai tembok penahan gelombang yang digunakan adalah 20 tahun. Dengan perhitungan tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi hutan mangrove Muara Angke sebesar Rp. 4.959.000.000 tahun. Data selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 48. Sedangkan perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran 7. Tabel 48 Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai penahan abrasi Komponen Hutan Lindung Suaka Margasatwa TWA Cengkareng Drain Total Luas ha 44,76 25,02 99,82 28,39 Nilai Ekonomi Rpth 1.845.000.000 769.000.000 1.038.000.000 1.307.000.000 4.959.000.000 Rphath 73.800.000 38.450.000 25.950.000 48.407.407 186.607.407

b. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Mangrove Muara Angke Sebagai

Penahan Intrusi Air Laut Salah satu fungsi dari hutan mangrove adalah menekan laju intrusi air laut, sehingga kerusakan hutan mangrove merupakan salah satu penyebab masuknya air laut ke dalam akuifer sehingga air tawar menjadi payau atau asin. Hal ini berdampak pada menurunnya konsumsi air tanah, dan kebutuhan air masyarakat di subsitusi dengan cara membeli air dari penjual air keliling. Berdasarkan data neraca air Jakarta tahun 2005, sumber air utama masyarakat adalah air tanah 46 dan sisanya berasal dari PDAM. Kebutuhan rata-rata air bersih di wilayah Jakarta adalah 150 literoranghari. Untuk menghitung estimasi nilai ekonomi hutan mangrove Muara Angke dalam mencegahmengurangi intrusi air laut digunakan metode perubahan konsumsi air masyarakat. Dengan kata lain, berapa 160 biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membeli air, akibat dari intrusi air laut yang terjadi. Perhitungan nilai ekonomi manfaat hutan mangrove sebagai penahan intrusi air laut mencakup wilayah yang terpengaruh, yaitu Kecamatan Penjaringan, Cengkareng dan Kalideres. Berdasarkan data BPS tahun 2010, jumlah penduduk di ketiga wilayah tersebut adalah 655.476 jiwa terdiri dari 184.738 Kepala Keluarga KK. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan adalah: Skenario penurunan konsumsi air tanah memakai dua asumsi, yaitu penurunan sebesar 5 rendah dan tinggi 15, harga air Rp.1000derigen 20 liter, dan kemampuan mangrove dalam mengurangi intrusi air laut sama tanpa memperhitungkan kerapatan. Berdasarkan asumsi tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi total manfaat kawasan hutan mangrove sebagai pencegah intrusi air laut sebesar Rp. 61.905.643.208tahun atau Rp. 188.909.500hath. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 49. Perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran 8. Tabel 49 Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai penahan intrusi Komponen Hutan lindung Suaka Margasatwa Tol Sedyatmo TWA Arboretum PLN Cengkareng draine Luas ha 44,76 25,02 95,5 99,82 10,51 23,7 28,39 Nilai Ekonomi Rpth 8.455.589.228 4.726.515.694 18.040.857.267 18.856.946.308 1.985.438.847 4.477.155.154 5.363.140.710 Rphath 188.909.500 188.909.500 188.909.500 188.909.500 188.909.500 188.909.500 188.909.500 Total Rpth 61.905.643.208 Total Rphath 188.909.500

c. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Hutan Mangrove Muara Angke