Pendidikan dan Penelitian Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Mangrove Muara Angke Sebagai

157

e. Pendidikan dan Penelitian

Kawasan hutan mangrove Muara Angke yang dimanfaatkan untuk pendidikian dan penelitian berlokasi di Suaka Margasatwa SM Muara Angke. Metode yang dipergunakan untuk menduga estimasi nilai ekonomi manfaat kawasan hutan mangrove Muara Angke sebagai tempat pendidikan dan penelitian adalah Travel Cost Method TCM. Jumlah pengunjung SM Muara Angke pada tahun 2011 adalah 2.735 orang. Dari jumlah pengunjung tersebut, 99 berasal dari Jabotabek, sedangkan sisanya berasal dari Jawa Tengah. Biaya untuk tiket masuk adalah Rp. 3000 per orangkunjungan, biaya makan dan minum rata-rata Rp. 15.000 dan biaya transportasi yang diperlukan rata-rata Rp. 15.000 untuk pengunjung dari Jakarta, Rp. 20.000 untuk pengunjung dari Tangerang, Rp. 25.000 untuk pengunjung dari BekasiDepok, Rp. 35.000 untuki pengunjung dari Bogor dan Rp. 400.000 untuk pengunjung yang berasal dari Jawa Tengah. Berdasarkan data tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi kawasan hutan mangrove Muara Angke dari pemanfaatan pendidikan dan penelitian sebesar Rp. 120.891.250tahun atau 4.831.785hatahun.

f. Pemanfaatan untuk Tambak

Disamping kawasan hutan mangrove Muara Angke 327,7 ha juga terdapat kawasan tambak yang dimanfaatkan sebagai areal budidaya ikan bandeng dengan hasil ikutan udang alam. Luas tambak yang di kelola oleh BRKP DKP adalah 57,3 ha dengan jumlah pemilikpengelola sebanyak 20 orang, sedangkan luas tambak yang dikelola masyarakat tambak rakyat berjumlah 93 ha dengan jumlah pemilikpengelola sebanyak 45 orang. Metode untuk menghitung estimasi nilai ekonomi hutan mangrove Muara angke untuk pemanfaatan tambak adalah metode pasar aktual. Dengan demikian, estimasi nilai ekonomi dihitung dengan cara mengalikan keuntungan bersih dari budidaya tambakha dengan luasan kawasan hutan mangrove Muara Angke yang dijadikan sebagai lahan tambak. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan tersebut adalah periode panen sebanyak 3 kali per tahun, produksi rata-rata bandeng pertahun 458,4 ton untuk tambak DKP dan 744 tontahun untuk tambak milik rakyat. Produksi rata-rata udang alam dari tambak DKP adalah 111,45 tontahun, sedangkan dari tambak 158 rakyat sebanyak 180,89 ton. Harga rata-rata bandeng adalah Rp. 15.000kg dan harga rata-rata udang adalah Rp. 50.000kg. Biaya investasi Rp. 114.666.667ha dan biaya operasional Rp. 71.920.000hatahun. Berdasarkan asumsi tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai tempat tambak sebesar Rp. 5.541.196.500 untuk tambak DKP dan Rp. 8.993.565.000 untuk tambak milik rakyat. Dengan demikian estimasi nilai total dari hutan mangrove Muara Angke dari pemanfaatan sebagai lokasi tambak adalah Rp. 14.534.761.500.

5.3.2 Indirect Use Value Nilai Manfaat Tidak Langsung

Manfaat tidak langsung dari hutan mangrove adalah manfaat yang tidak secara langsung dapat memberikan manfaat dalam bentuk uang atau pemenuhan kebutuhan manusia. Manfaat tidak langsung dari hutan mangrove Muara Angke yang diukur atau di nilai manfaat ekonominya adalah: manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi, penahan intrusi air laut, penyerap karbondioksida, penjerap filter limbah, penyedia unsur hara, spawning dan nursery ground, juga manfaat hutan mangrove sebagai penghasil oksigen. Berdasarkan hasil perhitungan estimasi nilai ekonomi manfaat tidak langsung untuk manfaat- manfaat diatas diperoleh nilai sebesar Rp. 79.732.453.719 per tahun. Rekapitulasi estimasi nilai ekonomi untuk masing-masing manfaat tidak langsung yang dihasilkan oleh hutan mangrove Muara Angke disajikan pada Tabel 48-56. Berikut ini adalah penjelasan tentang estimasi nilai ekonomi dari manfaat tidak langsung kawasan hutan mangrove Muara Angke secara terperinci.

a. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Mangrove Muara Angke Sebagai

Penahan Abrasi Kawasan hutan mangrove Muara Angke yang mempunyai nilai manfaat sebagai penahan abrasi berada di lokasi Hutan Lindung Angke, Suaka Margasatwa, TWA dan Cengkareng Drain. Metode yang dipergunakan untuk menduga nilai ekonomi dari manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi adalah replacement cost biaya pengganti berupa biaya pembangunan betontembok penahan gelombang yang setara dengan fungsi mangrove sebagai penahan abrasi. Berdasarkan standar biaya pembuatan tembok pemecah 159 gelombang yang bersumber dari Sub Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Utara tahun 2011, biaya pembuatan tembok penahan gelombang adalah Rp. 1.460.000 meter, biaya pemeliharaan Rp. 1 Milyarkm dan biaya operasional Rp. 500. Jutatahun. Berdasarkan hasil pengukuran, panjang garis pantaisungai yang ditumbuhi mangrove di hutan lindung adalah sepanjang 5 km, di TWA sepanjang 2 km, di Suaka Margasatwa sepanjang 1 km dan di Cengkareng Drain sepanjang 3 km. Dengan demikian, total nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke setara dengan biaya pembangunan, biaya pemeliharaan dan biaya operasional tembok pemecah gelombang sepanjang 11 km. Asumsi umur pakai tembok penahan gelombang yang digunakan adalah 20 tahun. Dengan perhitungan tersebut diperoleh estimasi nilai ekonomi hutan mangrove Muara Angke sebesar Rp. 4.959.000.000 tahun. Data selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 48. Sedangkan perhitungan secara terperinci bisa dilihat pada Lampiran 7. Tabel 48 Estimasi nilai ekonomi manfaat hutan mangrove Muara Angke sebagai penahan abrasi Komponen Hutan Lindung Suaka Margasatwa TWA Cengkareng Drain Total Luas ha 44,76 25,02 99,82 28,39 Nilai Ekonomi Rpth 1.845.000.000 769.000.000 1.038.000.000 1.307.000.000 4.959.000.000 Rphath 73.800.000 38.450.000 25.950.000 48.407.407 186.607.407

b. Estimasi Nilai Ekonomi Kawasan Mangrove Muara Angke Sebagai