mencerminkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke.
Kompleksitas permasalahan, potensi kawasan, adanya kebijakan yang bersifat sektoral dan top down dan banyaknya pihak stakeholders yang terlibat
dalam pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke memerlukan penelitian tentang
bagaimana merumuskan
arahan kebijakan
pengelolaan yang
berkelanjutan. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memahami keterkaitan antara faktor-faktor keberlanjutan pengelolaan, sistem pengelolaan kawasan dan
arahan kebijakan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke yang dapat mengakomodir berbagai kepentingan dan permasalahan secara optimal.
7.2 Kebutuhan
Stakeholder
Kajian penentuan arahan kebijakan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke dalam meningkatkan nilai keberadaan dan manfaat dimulai dengan
identifikasi faktor-faktor SWOT kemudian menganalisis kemungkinan kebijakan pengelolaan. Penentuan prioritas dari setiap faktor SWOT sampai dengan
penentuan kebijakan pengelolaan, dilakukan oleh stakeholder yang terkait agar diperoleh hasil yang partisipatif, integratif, dan akomodatif. Berdasarkan hasil
analisis stakeholders, maka stakeholders yang terkait dengan penentuan kebijakan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke tertera pada Tabel 62. Dari semua
stakeholders yang telah diidentifikasi tersebut, belum semua dapat menyampaikan
ketertarikannya mengenai kebijakan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke dalam meningkatkan nilai keberadaan dan manfaat bagi masyarakat. Di
samping itu, dari semua stakeholders yang diharapkan memberikan masukan dan keinginan mereka mengenai kebijakan pengelolaan, belum semuanya dapat
terealisasi. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kurangnya partisipasi
stakeholder dalam hal ini antara lain: 1 sulitnya mengakomodasi kepentingan
dari berbagai bidang, atau bagian dari masing-masing kelompok responden khususnya pada setiap dinas dan 2 sebagian responden belum dapat sepenuhnya
mengkaitkan antara maksud dari kebijakan pengelolaan dengan program di bidangnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dilakukan pendekatan lain melalui
wawancara dengan pengambil kebijakan baik secara langsung maupun dengan kuesioner terbuka, di
samping pengisian kuesioner A’WOT.
Tabel 62 Stakeholder yang terkait dengan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke
Tingkat Stakeholder
Kepentingan Utama
Nasional dan Internasional
Kementrian Kehutanan Pengembangan manajemen hutan dan kelestarian kawasan hutan
hutan lindung, hutan konservasi Kementrian Lingkungan Hidup
Koordinasi nasional manajemen lingkungan dan konservasi Kementrian kelautan dan
Perikanan Koordinasi pengelolaan wilayah pesisir dan pengembangan budidaya
perikanan Lembaga donor
Konservasi dan advokasi publik Regional:
Propinsi DKI Jakarta
Bappeda Koordinasi Perencanaan pembangunan wilayah
Dinas Kelautan dan Pertanian Pengembangan manajemen hutan, wilayah pesisir dan pertanian
BPLHD Pengembangan manajemen lingkungan
Dinas Kebersihan Pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga dan pasar
Dinas Pekerjaan Umum Pengelolaan sungai, sistem drainase dan aliranya
BKSDA Manajemen kawasan hutan konservasi, konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya DPRD
Legislasi, anggaran, pengawasan, pengemban aspirasi masyarakat Peneliti
Konservasi, pendidikan publik dan publikasi BP Pantura
Koordinasi dan pengembangan reklamasi Teluk Jakarta PT. Murindra Karya Lestari
Mengembangkan pengelolaan wisata alam, memperoleh keuntungan dan keberlanjutan usaha
PT. Kapuk Naga Indah dan Group
Mengembangkan pemukiman, memperoleh keuntungan dan keberlanjutan usaha
Regional: Kota Jakarta
Utara Bappeda
Koordinasi pembangunan wilayah Suku Dinas Lingkungan
Pengembangan manajemen lingkungan dan konservasi Suku Dinas Pertanian,
Perikanan dan peternakan Pengembangan manajemen pertanian, perikanan dan peternakan
Suku Dinas Pekerjaan Umum Pengembangan manajemen sungai dan sistem drainase
Suku Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
Pengembangan manajemen pariwisata Suku Dinas Kebersihan
Pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga dan pasar DPRD
Legislasi, anggaran, pengawasan, pengemban aspirasi masyarakat Lokal
Camat Koordinator Pemerintahan tingkat Kecamatan, PAD, kesejahteraan
masyarakat, dan ketentraman Lurah
Koordinator Pemerintahan tingkat Kelurahan Pedagang sektor informal
Pendapatan Nelayan
Pendapatan dan kelestarian Wisatawan
Keindahan alam dan keamanan LSM lokal
Pemberdayaan masyarakat Kontak Tani Nelayan
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat Masyarakat
Pemanfaatan sumberdaya alam disekitar lawasan mangrove
7.3 Kebijakan Pengelolaan Kawasan Mangrove Muara Angke