meningkatkan keindahan, serta membangun opini pembangunan yang peduli lingkungan, maka perlu disusun Rencana Detail Engineering Design DED
rehabilitasi mangrove. Rencana DED rehabilitasi dan pengelolaan mangrove di tol Soedyatmo ini
sepanjang lebih kurang 5 km pada kanan kiri jalan di mulai dari KM 21- KM 26 yang menjadi kewajiban Dinas Kelautan dan Pertanian Propinsi DKI Jakarta.
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan karena dari KM 26 sampai bandara Soekarno Hatta sudah mempunyai rencana DED yang dikerjakan oleh Dinas
Pertamanan Propinsi DKI Jakarta. Konsep rehabilitasi dan pengelolaan mangrove yang akan dituangkan dalam Dokumen DED adalah tetap mempertahankan hutan
mangrove dan menciptakan pemandangan hutan mangrove yang hijau, menarik dan melestarikan keanekaragaman hayati, serta mendorong terciptanya persepsi
positif masyarakat bahwa Pemerintah DKI Jakarta peduli lingkungan dan pelestarian mangrove.
d. Rencana Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta
Sesuai dengan Peta Rencana Tata Ruang Propinsi DKI Jakarta, kawasan mangrove Angke Kapuk termasuk kawasan Hijau Lindung, yang di dalamnya
terdapat: 1. Kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke 25,02 ha
2. Kawasan Hutan Lindung Mangrove 44,64 ha akan direvitalisasi menjadi 63,68 ha
3. Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove Kamal 99,82 ha 4. LDTI
a. Kebun BibitArboretum 10,51 ha b. Transmisi PLN 23,07 ha
c. Jalan Tol dan Jalur Hijau 95,50 ha sebelum dikurangi untuk penggunaan jalan tol, dan pelebaran jalan tol Sedyatmo
d. Riparian Cengkareng Drain 28,93 ha. Rencana pemerintah daerah menjadikan kawasan Hijau Lindung ini
sebagai obyek wisata, konservasi mangrove dan keanekaragaman jenis burung, daerah resapan air dan paru-paru kota tersebut perlu mendapat dukungan banyak
pihak. Oleh karena itu sudah seharusnya Pemerintah DKI Jakarta beserta stakeholder
yang turut peduli secepatnya merancang ke arah itu. Hal ini perlu dilakukan agar manfaat dan fungsi mangrove kawasan Angke Kapuk tidak
mengalami penurunan.
5 VALUASI NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE MUARA ANGKE
5.1 Pendahuluan
Kawasan pesisir Muara Angke memiliki nilai strategis sebagai kawasan lindung, kawasan permukiman, perkantoran dan wisata di wilayah Jakarta Utara
khususnya dan umumnya wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kebutuhan ruang dan lahan, serta aktivitas pembangunan yang terus meningkat di wilayah
DKI Jakarta mendorong semakin meningkatnya tekanan dan permasalahan bagi pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke. Meningkatnya pencemaran dan
perusakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta yang disebabkan faktor alam dan faktor manusia, telah mempengaruhi manfaat dan fungsi kawasan
mangrove Muara Angke. Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui, memiliki fungsi fisik, ekologi dan sosial ekonomis yang cukup tinggi bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Secara fisik, keberadaan
ekosistem mangrove dapat berfungsi sebagai penahan abrasi dan penjerap sedimen dan penahan angin. Fungsi ekologi yang menonjol dari ekosistem
mangrove adalah sebagai habitat keanekaragaman hayati burung, mamalia, reptilia, amphibia dan biota air, serta jenis-jenis tumbuhan, menciptakan iklim
mikro, memelihara dan memperbaiki kualitas air mereduksi keberadaan polutan atau zat pencemar lainnya, mencegah intrusi air laut, tempat mencari makan
feeding ground, tempat memijah spawning ground, dan tempat berkembangbiak nursery ground bagi jenis biota air. Sedangkan secara sosial
ekonomi, ekosistem mangrove berfungsi sebagai sumber bahan makanan, tempat mencari ikan dan biota air lainya, serta memiliki nilai penting bagi hasil hutan non
kayu obat-obatan, dan wisata alam pendidikan, penelitian dan wisata. Keberadaan kawasan mangrove Muara Angke 478 ha di wilayah pesisir
Pantai Utara Jakarta, semakin penting bagi pendukung keberlanjutan pembangunan DKI Jakarta. Namun demikian kondisi tersebut tidak banyak
disadari oleh parapihak stakeholders, dikarenakan belum tersedianya data informasi kuantitatif tentang nilai-nilai manfaat dan fungsi kawasan mangrove
Muara Angke. Oleh karena itu penilaian terhadap nilai ekonomi total Total
142 Economic Value
kawasan mangrove Muara Angke dapat dipergunakan sebagai masukan bagi pemangku kepentingan dalam mewujudkan pengelolaan mangrove
Muara Angke berkelanjutan. Pengertian nilai atau value, khususnya yang menyangkut barang jasa yang
dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, bisa berbeda, tergantung sudut pandang ilmu yang digunakan. Dari sisi ekologi, nilai dari hutan mangrove bisa
berarti pentingnya hutan mangrove sebagai tempat reproduksi spesies ikan tertentu atau untuk fungsi ekologis lainnya. Dari sisi teknik, nilai hutan mangrove
bisa berarti sebagai pencegah abrasi dan banjir. Perbedaaan konsep nilai tersebut dapat menyulitkan pemahaman mengenai pentingnya suatu ekosistem. Oleh
karena itu diperlukan suatu persepsi yang sama untuk penilaian ekosistem tersebut Fauzi 2004.
Hutan mangrove sebagai suatu ekosistem memiliki multi manfaat yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Manfaat hutan
mangrove dikawasan Muara Angke bisa di kelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu direct use value manfaat langsung, inderect use value manfaat
tidak langsung, option value nilai manfaat pilihan dan bequest value nilai manfaat pewarisan. Kawasan hutan mangrove Muara Angke Jakarta merupakan
kawasan hutan mangrove yang pengelolaannya berada di bawah Kementrian Kehutanan dalam hal ini adalah Balai Konservasi Sumberdaya Alam DKI Jakarta
dan Dinas Kehutanan dan Pertanian DKI Jakarta. Areal Suaka Margasatwa Muara Angke dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk berada dibawah pengelolaan
Kementrian Kehutanan, sedangkan yang masuk kedalam pengelolaan Dinas Kehutanan DKI Jakarta adalah Kawasan Hutan Lindung, Areal Pembibitan,
kawasan Jalur Hijau dan jalan tol. Disamping kawasan hutan mangrove, terdapat areal tambak 150,30 ha
yang terdiri atas tambak BRKP-KKP Balai Riset Kelautan dan Perikanan- Kementrian Kelautan dan Perikanan 57,30 ha dan tambak masyarakat 93,00
ha. Kawasan tambak ini masih aktif dikelola untuk budidaya ikan bandeng Chanos chanos dan hasil ikutan udang alam Penaeus sp dan ikan mujair.
143
5.2 Profil Responden