Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Mangrove Muara Angke Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolan Mangrove

7.3.4 Strategi Pengelolaan Kawasan Mangrove Muara Angke

Untuk menjalankan berbagai kebijakan berdasarkan prioritasnya, maka diperlukan strategi yang saling mendukung guna efektivitas dan efisiensi kebijakan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke. Penentuan strategi pengelolaan didasarkan atas berbagai faktor yang telah diidentifikasi tersebut dan disesuaikan dengan kondisi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat setempat.

1. Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Mangrove Muara Angke

Penguatan kelembagaan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke akan efektif jika dilakukan juga perubahan status kawasan pengelolaan menjadi Taman Hutan Raya. Oleh karena itu untuk mewujudkan strategi penguatan kelembagaan pengelolaan perlu dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut: 1 Penyusunan konsep rencana pengelolaan Taman Hutan Raya, yang di dalamnya terdapat blok perlindungan, blok pemanfaatan, blok lainnya , berikut dengan program dan kegiatan pengelolaan. Konsep pengelolaan Taman Hutan Raya dinilai mampu menyatukan kelembagaan pengelolaan, keterpaduan program, dan kegiatan pengelolaan, serta sinergitas pengelolaan mangrove Muara Angke dengan pengelolaan pemukiman Pantai Indah Kapuk, termasuk antisipasi terhadap reklamasi pantai dan pengelolaan hutan konservasi yang berada di Kepulauan Seribu Cagar Alam Pulau Bokor dan Suaka Margasatwa Pulau Rambut, mengingat keberadaan jenis-jenis burung air menggunakan Pulau Rambut dan Muara Angke sebagai habitat pendukung kehidupannya 2 Kelembagaan dan sarana pendukung pengelolaan insitu di Muara Angke, agar mudah dan cepat dalam implentasi pengelolaan 3 Sosialisasi dan penggalangan dukungan dari para pihak stakeholders yang berkaitan dengan pengelolaan mangrove Muara Angke dalam kelembagaan Taman Hutan Raya, nama Taman Hutan Raya 4 Menyiapkan usulan status pengelolaan Taman Hutan Raya kepada pengambil kebijakan di tingkat pemerintah daerah Walikota Jakata Utara, Gubernur DKI Jakarta 5 Membuat proposal usulan pengelolaan kawasan mangrove dalam kerangka kelembagaan Taman Hutan Raya untuk diajukan kepada Menteri Kehutanan 6 Mempresentasikan di hadapan Menteri Kehutanan dan jajarannya.

2. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolan Mangrove

Partisipasi masyarakat, baik masyarakat setempat, swasta, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, peneliti dan pemerhati sangat penting untuk ditingkatkan guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan. Beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: 1 Sosialisasi tujuan, program, dan kegiatan pengelolaan Taman Hutan Raya, berikut manfaat dan keuntungan pengelolaan, serta bentuk partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat 2 Mengidentifikasi peran dan ketersediaan berpartisipasi para pihak dalam pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke 3 Merumuskan program dan kegiatan yang dapat dilakukan para pihak masyarakat, swasta, pemerhati, peneliti, dan LSM dalam rangka pengelolaan kawasan mangrove berkelanjutan 4 Melakukan dialog dengan DPRD Propinsi DKI Jakarta, lembaga internasional yang bergerak di bidang lingkungan dan pembangunan UNEP, UNESCO, WWF, ITTO, JICA, OISCA, KOICA, ISME, dan sebagainya untuk mendapatkan dukungan program dan kegiatan, serta peluang pendanaan pengelolaan 5 Merumuskan program dan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kawasan mangrove Muara Angke penyuluhan, pelatihan, pendampingan, pemasaran, dan penguatan kelembagaan 6 Merumuskan program dan kegiatan wisata alam yang menyatukan obyek di dalam kawasan mangrove Muara Angke dengan obyek wisata di luar kawasan mangrove Muara Angke pasar ikan Kamal Muara dan Kapuk Muara, obyek wisata kota tua, pasar Mangga Dua dan pasar Tanah Abang, serta Taman Impian Jaya Ancol, dan sebagainya dalam satu kesatuan paket wisata alam yang disusun dengan pertimbangan alokasi atau ketersediaan waktu dan keragaman obyek 7 Mengusulkan kelengkapan sarana pendukung pengelolaan kawasan Taman Hutan Raya, seperti: perkantoran, peralatan, lapangan parkir, pintu gerbang, batas kawasan, batas zonasi, papan nama dan papan himbauan, dan papan informasi.

3. Konservasi Mangrove untuk Mempertahankan dan Meningkatkan