C. Option Value Policy guidance and strategy for sustainable mangrove management in Muara Angke DKI Jakarta

Lampiran 11 Total nilai ekonomi sumberdaya alam kawasan mangrove Muara Angke per lokasi Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Metode Pendekatan Penilaian Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo TWA Kebun PLN Drain 5 sungai 2 km 3 Luas ha 45 25 96 100 11 24 28 328 Luas Total 327,70 ha Panjang di PantaiSungai 5 2 km 3 8

A. Direct Use Value

1. Cacing 306,600,000 306,600,000 Pasar Aktual 2. Ikan dan Kepiting Tangkap 74,460,000 74,460,000 Pasar Aktual 3. Memancing 387,240,000 387,240,000 TCM 4. Wisata 168,600,000 1,493,200,000 2,138,394,500 3,800,194,500 TCM 5. Bandeng PenangkapanBudidaya bandeng di perairan dekat mangrove tidak ada 6.Benih Bandeng PenangkapanBudidaya benih bandeng di perairan dekat mangrove tidak ada 7.Kayu Bakar Pemungutan kayu bakar dari mangrove dilarang 8.Tambak Budidaya tambak di mangrove tidak ada dan dilarang 9. Kayu Bangunan Pemungutan kayu untuk bahan bangunan dilarang 10. Madu Pemungutan madu tidak ada 381,060,000 168,600,000 1,880,440,000 2,138,394,500 4,568,494,500 B. Indirect Use Value 1. Penahan Abrasi Erosi 1,845,000,000 769,000,000 1,038,000,000 1,307,000,000 4,959,000,000 Replacement Cost Biaya Pengganti 2. Penahan Intrusi Air laut 8,455,589,228 4,726,515,694 18,040,857,267 18,856,946,308 1,985,438,847 4,477,155,154 5,363,140,710 61,905,643,208 Change in Consumption Approach 3. Penyerap Karbondioksida 5,194,085 2,903,396 11,082,107 2,895,853 1,219,612 2,750,219 3,294,461 29,339,732 Benefit Transfer 4. Penjerap Filter Limbah polutan 558,812,961 312,365,958 1,192,284,132 1,246,217,822 131,213,678 295,886,219 354,439,230 4,091,220,000 Change in Productivity Approach 5. Penyedia Unsur Hara Nutrisi 67,161,872 37,542,226 143,296,665 149,778,776 15,770,136 35,561,581 42,598,873 491,710,128 Replacement Cost Biaya Pengganti 6. Spawning dan Nursery Ground 1,676,862,439 937,334,659 3,577,756,289 393,740,530 887,883,045 1,063,586,512 8,537,163,474 Replacement Cost Biaya Pengganti 7. Penghasil Oksigen 2,679,089 1,497,561 5,716,109 5,974,681 629,071 1,418,553 1,699,271 19,614,335 Benefit Transfer 12,611,299,673 6,787,159,494 22,970,992,568 21,299,813,440 2,528,011,873 5,700,654,771 8,135,759,056 80,033,690,876

C. Option Value

Nilai Biodiversitas 6,311,160 3,527,820 13,465,500 14,074,620 1,481,910 3,341,700 4,002,990 46,205,700 Benefit Transfer

D. Non Use Value

1. Existence Value 108,083,915 60,416,880 230,607,996 241,039,688 25,378,953 57,229,419 68,554,566 791,311,418 2. Bequest Value 4,780,592 2,672,261 10,199,878 10,661,276 1,122,521 2,531,279 3,032,194 35,000,000 TOTAL NILAI EKONOMI 13,111,535,341 7,022,376,455 25,105,705,943 23,703,983,524 2,555,995,257 5,763,757,169 8,211,348,806 85,474,702,494 REKAP NILAI EKONOMI Value Jumlah Nilai Persen A. Direct Use Value 4,568,494,500 5.39

B. Indirect Use Value 80,033,690,876

94.51 C. Option Value

46,205,700 0.05

D. Non Use Value 35,000,000

0.04 84,683,391,076

100.00 Lokasi Kawasan Mangrove Lampiran 13 Nilai ekonomi ikan dan kepiting tangkap dengan metode penilaian pasar aktual Jumlah Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo TWA PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

A. Direct Use Value

2. Ikan dan Kepiting Metode: a. Rptahun 74,460,000 74,460,000 Pasar Aktual b. Rphatahun 1,663,539 Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Lokasi pencari kepiting dan menjaring ikan dan berada hanya di dalam dan sekitar hutan lindung angke saja b. Jumlah nelayan menjaring ikan 4 orang, hasil tangkapan 1,5 kghari, frekuensi menjaring tiap hari c. Jumlah pencari kepiting 2 orang, hasil tangkapan 4-8 ekororanghari 1,2 kg, frekuensi tiap hari d. Harga jual ikan Rp 20.000kg, sedangkan harga kepiting Rp 35.000kg e. Nilai ekonomi diperoleh dari jumlah hasil tangkapan ikan dan kepiting per tahun dikalikan harga jual Nilai Ekonomi per Lokasi Lanjutan Lampiran13 Perhitungan: 1. Ikan termasuk udang Jumlah nelayan menjaring ikan 4 orang Frekuensi penangkapan tiap hari Hasil tangkapan 1.5 Kgoranghari Jumlah hasil tangkapan 2,190 Kgtahun Harga rata-rata ikan 20,000 Rpkg Nilai ekonomi ikan tangkap 43,800,000 Rptahun Nilai ekonomi ikan tangkap per ha 978,552 Rphatahun

2. Kepiting

Jumlah nelayan pencari kepiting 2 orang Frekuensi penangkapan tiap hari Hasil tangkapan 6 ekorhariorang 1.2 kghariorang Jumlah hasil tangkapan 876 Kgtahun Harga rata-rata kepiting 35,000 Rpkg Nilai ekonomi kepiting 30,660,000 Rptahun 684,987 Rphatahun Nilai Ekonomi Ikan Kepiting 74,460,000 Rptahun Nilai Ekonomi Ikan Kepiting per ha 1,663,539 Rphatahun Lampiran 14 Nilai ekonomi memancing dengan metode penilaian dengan biaya perjalanan TCM Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo TWA PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

A. Direct Use Value

3. Memancing Metode: TCM a. Rptahun 387,240,000 387,240,000 b. Rphatahun 4,054,869 Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Lokasi memancing hanya ada di kawasan mangrove jalan Tol Sedyatmo. b. Jumlah kolam 10 buah yang dikelola oleh masyarakat c. Jumlah pemancing pada hari biasa 2-4 orangkolamhari, sedangkan pada hari libur 4-8 orangkolamhari d. Pemancing mayoritas berasal dari sekitar Kecamatan Penjaringan, dan transportasi mayoritas menggunakan motor e. Tarif memancing Rp 5.000-15.000orang, biaya makan, minum dan rokok serta transportasi sebesar Rp 18.000orangkunjungan f. Nilai ekonomi diperoleh dari jumlah kunjungan pemancing per tahun dikalikan pengeluaran pulang pergi dan selama di lokasi pemancingan Perhitungan: Jumlah pemancing : Hari Biasa 3 orangkolamhari Hari Libur sabtu + minggu 6 orangkolamhari Jumlah hari biasa 269 hari Jumlah hari libur sabtu + minggu 96 hari Jumlah kolam pemancingan 10 buah Jumlah pemancing total per tahun 13,830 orangtahun Tarif rata-rata memancing 10,000 Rporang Pengeluaran makan,minum,rokok,transportasi 18,000 Rporang Biayapengeluaran pemancing: Tiket 138,300,000 Rptahun makan, minum, rokok transportasi 248,940,000 Rptahun Nilai Ekonomi Mancing 387,240,000 Rptahun Nilai Ekonomi Mancing per ha 4,054,869 Rphatahun Nilai Ekonomi per Lokasi Lampiran 15 Nilai ekonomi wisata dengan metode penilaian dengan biaya perjalanan TCM Komponen Hutan Lindung Suaka Tol TWA Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.70

A. Direct Use Value Metode

4. Wisata TCM a. Rptahun tidak ada 168,600,000 1,493,200,000 - tidak ada tidak ada tidak ada 1,661,800,000 b. Rphatahun tidak ada 6,738,609 15,635,602 - tidak ada tidak ada tidak ada Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Lokasi ekowisata ada di kawasan SM Angke, mangrove jalan Tol Sedyatmo dan TWA b. Jumlah pengunjung di SM. Muara Angke 2735 orangtahun, mangrove Tol Sedyatmo 12.000 orangtahun, dan TWA 16.517 orangtahun c. Rata-rata pengeluaran pengunjung SM Angke selama dan pulang pergi. sebesar Rp 61.645oranghari c. Rata-rata pengeluaran pengunjung TWA selama dan pulang pergi, sebesar Rp 129.239 oranghari d. Rata-rata pengeluaran pengunjung wisata mangrove Jalan Tol Sedyatmo, sebesar Rp 124.433oranghari e. Pengeluaran oleh pengunjung terdiri atas: biaya tiket, transportasi, makan minum, pendamping, dokumentasi, dan biaya menggunakan atraksi wisata khusus TWA. f. Nilai ekonomi diperoleh dari jumlah kunjungan per tahun dikalikan pengeluaran pulang pergi dan selama di lokasi wisata Perhitungan: Lokasi Suaka Margasatwa Asal Pengunjung Jumlah Pengunjung Tiket Transportasi Makanminum Pendamping Tiket masuk Transportasi Makanminum Pendamping Jumlah Jakarta 1,427 3,000 20,000 20,000 50,000 4,281,000 28,540,000 28,540,000 7,135,000 68,496,000 Tangerang 160 3,000 20,000 20,000 50,000 480,000 3,200,000 3,200,000 800,000 7,680,000 BekasiDepok 101 3,000 30,000 20,000 50,000 303,000 3,030,000 2,020,000 505,000 5,858,000 Bogor 1,033 3,000 50,000 20,000 50,000 3,099,000 51,650,000 20,660,000 5,165,000 80,574,000 JatengJogja 14 3,000 400,000 20,000 50,000 42,000 5,600,000 280,000 70,000 5,992,000 2,735 168,600,000 Asumsi:Sekitar 10 dari jumlah keseluruhan pengunjung menggunakan jasa pendamping biaya pendamping Jumlah pengunjung dan harga tiket masuk berasal dari pengeloa Biaya transportasi, makanminum dan transportasi merupakan asumsi Nilai Ekonomi per Lokasi BiayaPengeluaran per orang BiayaPengeluaran per Tahun Lanjutan Lampuran 15 Lokasi Tol Sedyatmo Jumlah Pengunjung 1,000 orangbulan informasi dari pengelola 12,000 orangtahun BiayaPengeluaran pengunjung Terkecil 50,000 Data Kuesioner WTP Terbesar 325,000 Data Kuesioner WTP Rata-rata 124,433.33 Data Kuesioner WTP Nilai Ekonomi TCM 1,493,200,000 Lokasi TWA A. DATA MENTAH Jumlah Pengunjung Dewasa 14,864 orangtahun Anak-anak 1,653 orangtahun Turis Asing 29 orangtahun Jumlah Total 16,546 Jumlah Kendaraan Mobil 3,682 unittahun Motor 2,170 unittahun Rincian Tarif Masuk Tiket Dewasa 10,000 Rporang Tiket Anak-anak 5,000 Rporang Tiket Turis Asing 75,000 Rporang Parkir Mobil 5,000 Rpunit Parkir Motor 2,000 Rpunit Rincian Tarif Masuk Fasilitas Sewa Pondok di Darat 300,000 Sewa Pondok di Rawa 450,000 Sewa Perahu 175,000 Sewa Kano 50,000 Sewa Kayak 50,000 Fotografi 500,000 - Asal Pengunjung Jakarta 60.0 Tangerang 20.0 Bekasi 13.3 Depok 6.7 Tidak cukupnyanya data Jumlah Pengunjung yang menggunakan masing2 fasilitas TWA, sehingga dibuat asumsi sebesar 5 dari seluruh fasilitas tersebut digunakan oleh pengunjung Lampiran 16 Nilai penahan abrasi dengan metode penilaian replacement cost atau biaya pengganti Komponen Hutan Lindung Suaka Tol TWA Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

B. Indirect Use Value

Metode 1. Penahan AbrasiErosi Replacement a. Rptahun 1,845,000,000 769,000,000 1,038,000,000 - - 1,307,000,000 4,959,000,000 Cost b. Rphatahun 73,800,000 38,450,000 25,950,000 - - 48,407,407 Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Nilai manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasierosi didekati dengan replacement cost atau biaya pengganti berupa biaya pembangunan betontembok yang setara dengan fungsi hutan mangrove sebagai penahan abrasierosi b. Standar biaya pembangunan betontembok bersumber dari Sub dinas PU Jakarta Utara c. Biaya pembangunan betontembok terdiri atas: biaya pembuatan Rp 1,46 jutameter, biaya pemeliharaan Rp 1 milyarkm, biaya operasional Rp 500 jutatahun d. Panjang garis pantai yang ditumbuhi mangrove Jalur Hijau: Hutan lindung Angke 5 km, TWA 2 km, Cengkareng drain 3 km dan SM Angke 1 km e. Nilai ekonomi penahan abrasierosi per tahun diperoleh dari biaya pembangunan betontembok dibagi umur ekonomis 20 tahun PERHITUNGAN Satuan HL SM TWA CD Biaya Pembuatan Bangunan Beton a. Biaya pembuatan tebal 1 m, tinggi 3m Rpm 1,460,000 1,460,000 1,460,000 1,460,000 b. Biaya pemeliharaan Rpkm 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 c. Biaya operasional bangunan Rptahun 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 Panjang garis pantai m 5,000 1,000 2,000 3,000 Total biaya pembuatan Rp 36,900,000,000 15,380,000,000 20,760,000,000 26,140,000,000 Luas Kawasan Pantai ha 25 20 40 27 Umur Ekonomis tahun 20 20 20 20 Nilai Ekonomi total Rp 36,900,000,000 15,380,000,000 20,760,000,000 26,140,000,000 Nilai Ekonomi pertahun Rptahun 1,845,000,000 769,000,000 1,038,000,000 1,307,000,000 Nilai Ekonomi rata-rata per hektar Rphatahun 73,800,000 38,450,000 25,950,000 48,407,407 Nilai Ekonomi per Lokasi Lampiran 17 Nilai penahan intrusi air laut atau pelindung supplai air tawar barrier antara akuifer dan laut Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Sedyatmo TWA PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

B. Indirect Use Value Change in

1. Penahan Intrusi Consumption a. Rptahun 8,455,589,228 4,726,515,694 18,040,857,267 18,856,946,308 1,985,438,847 4,477,155,154 5,363,140,710 61,905,643,208 Approach Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Mangrove berperan menghambatmenekan laju intrusi air laut ke daratan. Kerusakan mangrove merupakan salah satu faktor penyebab masuknya air asin kedalam akuifer, sehingga air tawar dalam tanah menjadi payauasin. Hal ini berdampak pada konsumsi air tanah tawar yang menurun, dan dan berakibat pada masyarakat mengeluarkan biaya tambahan untuk memperoleh air bersih membeli air derigengerobak. b. Kemampuan mangrove dalam menahan intrusi air laut disumsikan sama, tidak mempertimbangkan pengaruh faktor kerapatan tegakan c. Perhitungan nilai manfaat penahan intrusi hanya mencakup di daerah yang terpengaruh yaitu Kecamatan Penjaringan, Cengkareng dan Kalideres. d. Jumlah penduduk Tahun 2010 di Kecamatan Penjaringan, Cengkareng dan Kalideres 655.476 Orang 184.738 KK e. Berdasarkan data neraca air Jakarta tahun 2005, penggunaan air tanah oleh masyarakat 46 sisanya dari PDAM, dan kebutuhan air bersih sebanyak 150 literoranghari f. Akibat air tanah menjadi asin sebagai dampak intrusi air laut mangrove rusak, penggunaan air tanah turun dan beralih membeli air secara gerobak dirijen. g. Skenario penurunan konsumsi air tanah dibuat 2 skenario, yaitu skenario rendah 5, dan skenario tinggi 15. Harga beli air secara gerobak Rp 1.000derigen. h. Nilai ekonomi dihitung dari jumlah penurunan penggunaan air tanah per tahun akibat intrusi setiap tahun dikalikan tingkat harga. PERHITUNGAN Kecamatan Kepala Keluarga Jumlah jiwa Kec. Penjaringan 49,792 176,669 Kec Cengkareng 85,399 303,008 Kec. Kalideres 49,547 175,800 Jumlah 3 Kecamatan 184,738 655,476 Jml pddk 655,476 orang konsumsi 150 literorghari Jml konsumsi air 35,887,329,396 litertahun Jml konsumsi air tanah 16,508,171,522 litertahun Terkena Intrusi, Asumsi: Jml konsumsi air tanah turun 5 825,408,576 litertahun turun 10 1,650,817,152 litertahun konversi ke dirigen turun 5 41,270,429 dirijenthn turun 10 82,540,858 dirijenthn Nilai Ekonomi Akibat konsumsi air tanah turun 5 41,270,428,805 Rpthn Akibat konsumsi air tanah turun 10 82,540,857,611 Rpthn Rata-rata 61,905,643,208 Rpthn Nilai Ekonomi per Lokasi Lampiran 18 Nilai penyerapan karbon dengan metode penilaian benefit transfer Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo TWA PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

B. Indirect Use Value

1. Penyerap Karbon Transfer a. Rptahun 5,194,085 2,903,396 11,082,107 2,895,853 1,219,612 2,750,219 3,294,461 29,339,732 Benefit b. Rphatahun 116,043 116,043 116,043 29,011 116,043 116,043 116,043 Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Dengan pendekatan transfer benefit, potensi karbon di kawasan mangrove Angke diasumsikan sebesar 20 kecuali di TWA sebesar 5 dari potensi karbon di mangrove Batu Ampar, Pontianak b. Potensi karbon di Batu Ampar sebesar 82,30 tonha, harga karbon di tingkat Internasional sebesar US 15ton; Nilai tukar Rp 9.4001 US c. Daur pengelolaan yang digunakan dalam perhitungan sebesar 20 tahun. d. Nilai penyerapan karbon dihitung dari jumlah potensi serapan karbon per tahun dikalikan harga karbon PERHITUNGAN: Nilai penyerapan karbon = Potensi serapan karbon x harga karbon harga karbon US15ton Lokasi Luas ha Nilai tonhatahun tontahun Rptahun HL. Angke 44.76 0.823 36.84 5,194,085 SM. Angke 25.02 0.823 20.59 2,903,396 Tol Sedyatmo 95.5 0.823 78.60 11,082,107 TWA 99.82 0.20575 20.54 2,895,853 Arboretum 10.51 0.823 8.65 1,219,612 Transmisi PLN 23.7 0.823 19.51 2,750,219 Cengkareng Drain 28.39 0.823 23.36 3,294,461 Jumlah 327.70 208.08 29,339,732 Nilai Ekonomi per Lokasi Potensi karbon Lampiran 19 Nilai penjerap limbah atau polutan dengan pendekatan penilaian change in productivity approach Komponen Hutan Lindung Suaka Tol TWA Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

B. Indirect Use Value

1. Penjerap Limbah Change in a. Rptahun 558,812,961 312,365,958 1,192,284,132 1,246,217,822 131,213,678 295,886,219 354,439,230 4,091,220,000 Productivity b. Rphatahun 12,484,651 12,484,651 12,484,651 12,484,651 12,484,651 12,484,651 12,484,651 Approach Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Mangrove yang terjaga dengan baik memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjerap filter polutan atau limbah yang berasal dari daratan. b. Rusaknya mangrove akan berdampak pada menurunnya peran tersebut dan berakibat pada meningkatnya akumulasi limbah zat pencemar di laut sehingga kualitas perairan menurun. c. Menurunnya kualitas perairan berpengaruh negatif pada kelangsungan budidaya perikanan, salah satunya kerang hijau. d. Beberapa hasil kajian ilmiah menyebutkan bahwa kerang hijau di perairan jakarta telah tercemar oleh logam berat dan produktivitasnya juga menurun e. Berkaitan dengna hal tersebut, maka nilai manfaat mangrove sebagai penjerapfilter limbah dapat dihitung dengan pendekatan perubahan produktivitas kerang hijau f. Hasil budidaya kerang hijau di perairan Jakarta ditampung dan diolah kembali oleh pengepul yang tersebar di daerah Angke, Cilincing, Kalibaru dan Dadap g. Jumlah produksi kerang hijau dihitung dari jumlah kerang pada pengepul di Angke, dengan asumsi bahwa kerang hijau pada pengepul di Angke berasal dari hasil panen dari bagan-bagan yang berlokasi dekat dengan perairan mangrove Angke h. Jumlah pengepul di Angke baik pengepul kecil maupun besar sebanyak 30 orang, produksi dalam bentuk daging kerang pada pengepul kecil 155 kghari, dan pengepul besar 1200 kghari i. Pada saat terkena limbah ,produksi turun 85 dan terjadi 2 kali per bulan. j. Biaya produksi sebesar Rp 3.333 kg terdiri dari biaya merebus, mengupas, kayu, es dan tawas. Harga jual kerang Rp 15.000kg k. Nilai ekonomi manfaat mangrove sebagai penjerap limbah dihitung dari jumlah volume produksi dan tingkat harga dikurangi biaya Nilai Ekonomi per Lokasi Lanjutan Lampiran 19 PERHITUNGAN Kondisi Produksi Kerang di tingkat Pengepul Jumlah Pengepul kerang hijau di Angke: 1. Pengepul Besar = 12 orang; 100-1500 emberhari 150-2250 kg dagingorghr 2. Pengepul Kecil, = 18 orang; 50 - 200 emberhari 60-250 kg dagingorghr 1 Ember kerang belum kupas = 5 kg kerang belum kupas 1 ember 5 kg kerang belum dikupas = menghasilkan 1-2 kg daging kerang Harga beli di tingkat nelayan pengangkut = Rp 10.000 - 20.000ember, tergantung isi besar kecil Harga jual di tingkat pasar Angke = Rp 12.000 - 17.500kg daging, tergantung jumlah barang Rantai pemasaran kerang hijau 1. Nelayan pemilik usaha budidaya kerang hijau, biasanya orang Bugis 2. Nelayan Pemborong pemanen dan penangkut, biasanya orang Jawa dan punya perahu sistem borongan Rp 10.000ember, atau menurut kesepakatan dengan peternak kerang 3. Pengepul 4. Penjual di Pasar Angke Rp per kg daging Biaya produksi di tingkat pengepul = Rp 5.000ember, terdiri atas; 3,333 a. upah kupas = Rp 3.000ember 2,000 b. upah rebus = Rp 600ember 400 c. Kayu, es, tawas = Rp 1.400ember 933 Analisis Nilai mangrove dalam menyerap limbah Jumlah produksi kerang: Pengepul besar tahun 5,256,000 kg daging kerang Pengepul kecil 1,018,350 kg daging kerang rata-rata 6,274,350 Jumlah penurunan produksi kerang karena limbah Jumlah penurunan produksi 350,676 kg daging kerang per tahun Nilai penurunan Rptahun 5,260,140,000 Biaya Produksi Rptahun 1,168,920,000 Nilai Ekonomi Rptahun 4,091,220,000 Lampiran 20 Nilai penyedia unsur hara atau nutrisi dengan pendekatan metode biaya pengganti replacement cost Komponen Hutan Lindung Suaka Tol TWA Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

B. Indirect Use Value

1. Penyedia Nutrisi Biaya a. Rptahun 67,161,872 37,542,226 143,296,665 149,778,776 15,770,136 35,561,581 42,598,873 491,710,128 Pengganti b. Rphatahun 1,500,489 1,500,489 1,500,489 1,500,489 1,500,489 1,500,489 1,500,489 Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Mangrove menyediakan unsur hara nutrisi yang berguna bagi stabilitas siklus makanan dalam perairan sekitarnya b. Nilai Manfaat penyedia hara dihitung dengan pendekatan Biaya pengganti yaitu kandungan unsur Nitrogen dan Phospor yang setara dengan nilai pupuk. c. Hasil kajian Soekarjo 1995 menyebutkan bahwa guguran serasah di kawasan mangrove Muara Angke sebesar 13,08 tonhath, yang setara dengan Nilai Phospor 2 kghath dan Nitrogen 148 kghath d. Nilai manfaat ekonomi penyedia unsur hara dihitung dalam bentuk pupuk urea dan pupuk SP-36 e. Faktor konversi Nitrogen menjadi pupuk Urea sebesar 2,221714; sedangkan faktor konversi Phospor menjadi pupuk SP-36 sebesar 2,776949 f. Harga non subsidi pupuk Urea dan SP-36 masing-masing Rp4.000,-kg dan Rp 3.750,-kg PERHITUNGAN: ha 327.70 tonhatahun 13.08 kgha 148 kgha 2 kgha 328.81 kgha 5.55 Rpkg 4,500 Rpkg 3,750 Rpha 1,479,662 Rpha 20,827 Rphatahun 1,500,489 Rptahun 491,710,128 Referensi: Sukardjo, S. 1995. Gugur Daun dan Unsur Hara di Hutan Mangrove Muara Angke-Kapuk, Jakarta. Prosidings Seminar V: Ekosistem Mangrove, Jember, 3-6 Agustus 1994: 128-134. Kontribusi MAB Indonesia No. 72-LIPI, Jakarta. Nilai Ekonomi per Lokasi Luas Mangrove Potensi Serasah Kandungan N Kandungan P Penerimaan per hektar dari Pupuk SP-36 Penerimaan per hektar dari Pupuk Penerimaan Total Konversi menjadi Pupuk Urea Konversi menjadi Pupuk SP-36 Harga Pupuk Urea Harga Pupuk SP-36 Penerimaan per hektar dari Pupuk Urea Lampiran 21 Nilai ekonomi mangrove sebagai daerah pemijahan spawning dan asuhan nursery dengan pendekatan metode biaya pengganti replacement cost Komponen Hutan Lindung Suaka Tol TWA Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

B. Indirect Use Value

1. Daerah Pemijahan dan Asuhan Biaya a. Rptahun 1,676,862,439 937,334,659 3,577,756,289 3,739,598,348 393,740,530 887,883,045 1,063,586,512 12,276,761,822 Pengganti b. Rphatahun 37,463,415 37,463,416 37,463,417 37,463,418 37,463,419 37,463,420 37,463,421 Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Nilai ekonomi mangrove sebagai daerah pemijahan dan asuhan dilakukan dengan pendekatan biaya pengganti, yaitu dihitung berdasarkan nilai pembuatan dan pemeliharaan budidaya perikanan tambah. b. Asumsinya bahwa tambak seluas 1 hektar memiliki fungsi untuk pemijahan dan asuhan biota laut yang setara nilainya dengan 1 hektar lahan hutan mangrove. c. Biaya pembuatan dan pemeliharaan tambak sebesar Rp 22,4 juta, mencakup biaya perbaikan tambak, pembangunan pintu air, pembuatan rumah jaga, dan biaya peralatan budidaya. d. Pembuatan 1 hektar tambak di hutan mangrove akan menghasilkan 287 kgtahun ikanudang, namun hilangnya 1 hektar mangrove menyebabkan kerugian 480 kgtahun ikanudang Turner, 1977. PERHITUNGAN: 1. Pembangunan Sarana Prasarana dan Peralatan 8,000,000 Rphatahun 2. Biaya Perbaikan Tambak 14,400,000 Rphatahun Jumlah Biaya Pembangunan Tambak 22,400,000 Rphatahun Ukuran Tambak : 1 ha; ukuran galian lebar 4 m dalam 2 m Perhitungan nilai ekonomi hutan mangrove sebagai daerah pemijahan: Nilai Rata-rata per ha 37,463,415 Rphatahun Luas mangrove 327.7 ha Total Nilai 12,276,760,976 Rptahun Nilai Ekonomi per Lokasi Lampiran 22 Nilai manfaat penghasil oksigen dengan metode pendekatan substitution cost Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo TWA PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

B. Indirect Use Value

1. Penghasil Oksigen a. Rptahun 2,679,089 1,497,561 5,716,109 5,974,681 629,071 1,418,553 1,699,271 19,614,335 Transfer b. Rphatahun 59,855 59,855 59,855 59,855 59,855 59,855 59,855 Benefit Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: d. Nilai ekonomi dihitung dari oksigen yang dihasikan dengan tingkat harga PERHITUNGAN: Luas Mangrove ha 327.7 Massa Atom Relatif Senyawa CO2 44 Massa Atom Relatif Unsur O2 32 Potensi Berat Karbondioksida di Batu Ampar tonha 82.3 Potensi Berat Karbondioksida di Angke tonha 16.46 Potensi Volume Karbondioksida di Angke m3ha 13.72 Potensi Volume Oksigen O2 m3ha 9.98 Potensi Total Oksigen m3 3,269 Lama Pengelolaan hutan mangrove tahun 20 Potensi Rata-rata Oksigen pertahun m3tahun 163 Harga Oksigen O2 Rpm3 120,000 Nilai Penerimaan Kotor Total Rptahun 19,614,335 Nilai Penerimaan Bersih per hektar Rphatahun 59,952 Nilai Ekonomi per Lokasi a. Estimasi nilai ekonomi mangrove sebagai penghasil oksigen didekati dengan potensi Oksigen yang diproduksi mangrove melalui fotosintesis b. Pendugaan potensi oksigen didekati melalui persamaan kimia fotosintesis, berdasarkan pada potensi kandungan Karbondioksida mangrove c. Harga Oksigen didekati dengan harga Oksigen untuk membantu bernafas bagi pasien di rumah sakit yaitu sebsar Rp 120.000m3. Lampiran 23 Nilai pilihan dengan menggunakan metode benefit transfer Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Soedyatmo TWA PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

C. Option Value

1. Nilai Biodiversitas a. Rptahun 6,311,160 3,527,820 13,465,500 14,074,620 1,481,910 3,341,700 4,002,990 46,205,700 Transfer b. Rphatahun 141,000 141,000 141,000 141,000 141,000 141,000 141,000 Benefit Keterangan: Perhitungan nilai ekonomi di atas menggunakan ketentuan sbb.: a. Manfaat pilihan pada kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai biodiversity. b. Nilai biodiversity dihitung menggunakan hasil kajian Ruitenbeek 1992 yang menghitung nilai biodiversity di Papua US 1.500Km2 atau sekitar US 15Ha. Nilai kurs dolar saat ini diasumsikan Rp.9.400,-. PERHITUNGAN: Luas Mangrove 327.7 ha Nilai Pilihan 141,000 Rphatahun Nilai Ekonomi per Lokasi Lampiran 24 Nilai manfaat keberadaan Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Sedyatmo TWA PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

D. Non Use Value

5. Nilai Keberadaan a. Rptahun 108,083,915 60,416,880 230,607,996 241,039,688 25,378,953 57,229,419 68,554,566 791,311,418 b. Rphatahun 2,414,743 2,414,743 2,414,743 2,414,743 2,414,743 2,414,743 2,414,743 Nilai Manfaat Keberadaaan Rptahun Sumber: Pengolahan Data Kuesioner Nilai Ekonomi per Lokasi 791,311,418.20 Lampiran 25 Nilai pewarisan bequest value Komponen Hutan Lindung Suaka Tol Arboretum Transmisi Cengkareng Jumlah Keterangan Nilai Ekonomi Angke Margasatwa Sedyatmo TWA PLN Drain Luas ha 44.76 25.02 95.5 99.82 10.51 23.7 28.39 327.7

D. Non Use Value

1. Nilai Warisan a. Rptahun 4,780,592 2,672,261 10,199,878 10,661,276 1,122,521 2,531,279 3,032,194 35,000,000 b. Rphatahun 106,805 106,805 106,805 106,805 106,805 106,805 106,805 •Nilai pewarisan yang dihasilkan adalah Rp. 35.000.000 per tahunRp. 780.500 per hatahun. Asumsi: Jumlah bibit yang dapat dihasilkan adalah 10.000 bibittahun, harga bibit Rp. 3.500batang. PERHITUNGAN: Jumlah produksi bibit asumsi 10,000 batangtahun Harga 3,500 Rpbatang Nilai pewarisan 35,000,000 Rptahun 106,805 Rphatahun Nilai Ekonomi per Lokasi Lampiran 26 Budidaya tambak Ukuran Tambak : 50 x 150 m2 0,75 ha; lebar 4 m kedalaman 2 m Luas Tambak BRKP DKP 57,3 ha 20 orang Luas Tambak Rakyat 93 ha 45 orang Uraian Periode Nilai Nilai Nilai Rp0,75 ha Rpha Rphathn A INVESTASI 1. Pembukaan lahan Rp 50.000m 1 kali 80,000,000 106,666,667 50 x 150 m2 0,75 ha; lebar 4 m kedalaman 2 m 2. Perlengkapan dan Peralatan 5 tahun 6,000,000 8,000,000 Jumlah investasi 86,000,000 114,666,667 B BIAYA OPERASIONAL 4 bln1xpanen 1. Bibit bandeng 23 rb bibit 4 bulan 3,680,000 4,906,667 14,720,000 2. Upah Tenaga Kerja Penjaga 4 bulan 6,000,000 6,000,000 18,000,000 3. Es dan upah Peng es 4 bulan 200,000 266,667 800,000 4. Pengeringan tambak 2 org, 1bln, Rp 60rb 4 bulan 3,600,000 4,800,000 14,400,000 5. Biaya pemanenan Rp 3 rbkg 4 bulan 6,000,000 8,000,000 24,000,000 Jumlah Biaya Operasional 19,480,000 23,973,333 71,920,000 C PENERIMAAN 1. Udang Alam 4 kg0,75 hahari, harga Rp 25 rbkg 12,000,000 16,000,000 48,000,000 2.Bandeng 8 tontahun, harga Rp 15000kg 30,000,000 40,000,000 120,000,000 Jumlah Penerimaan 42,000,000 56,000,000 168,000,000 ALIRAN KAS CASH FLOW PENGELOLAAN TAMBAK TRADISIONAL RPHA URAIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A INVESTASI 1. Pembukaan lahan 106,666,667 2. Perlengkapan dan Peralatan 8,000,000 8,000,000 B BIAYA OPERASIONAL 1. Bibit bandeng 23 rb bibit 14,720,000 14,720,000 14,720,000 14,720,000 14,720,000 14,720,000 14,720,000 14,720,000 14,720,000 14,720,000 2. Upah Tenaga Kerja Penjaga 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 3. Es dan upah Peng es 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 4. Pengeringan tambak 2 org, 1bln, Rp 60rb 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 14,400,000 5. Biaya pemanenan Rp 3 rbkg 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 Jumlah Biaya Operasional 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 JUMLAH 186,586,667 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 79,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 71,920,000 C PENERIMAAN 168,000,000 168,000,000 168,000,000 168,000,000 168,000,000 168,000,000 168,000,000 168,000,000 168,000,000 168,000,000 KEUNTUNGAN BERSIH 18,586,667 96,080,000 96,080,000 96,080,000 96,080,000 88,080,000 96,080,000 96,080,000 96,080,000 96,080,000 TAHUN PROYEK Lanjutan lampiran 26 PENERIMAAN Tahun Nilai konstant 1+It Nilai Sekarang t Tahun ke-t PV tahun ke-t tk diskonto 10 Rphathn Rphathn 1 168,000,000 1.100 152,727,273 2 168,000,000 1.210 138,842,975 3 168,000,000 1.331 126,220,887 4 168,000,000 1.464 114,746,261 5 168,000,000 1.611 104,314,782 6 168,000,000 1.772 94,831,620 7 168,000,000 1.949 86,210,564 8 168,000,000 2.144 78,373,240 9 168,000,000 2.358 71,248,400 10 168,000,000 2.594 64,771,273 1,032,287,274 BIAYA Tahun Nilai konstant 1+It Nilai Sekarang t Tahun ke-t PV tahun ke- tk diskonto 10 Rphathn Rphathn 1 186,586,666.67 1.100 169,624,242 2 71,920,000.00 1.210 59,438,017 3 71,920,000.00 1.331 54,034,560 4 71,920,000.00 1.464 49,122,328 5 71,920,000.00 1.611 44,656,662 6 79,920,000.00 1.772 45,112,756 7 71,920,000.00 1.949 36,906,332 8 71,920,000.00 2.144 33,551,211 9 71,920,000.00 2.358 30,501,101 10 71,920,000.00 2.594 27,728,273 550,675,482 NET PRESENT VALUE NPV Komponen Nilai Konstant Nilai Sekarang Per ha per thn PV 10 tahun per ha, DR 10 Rpha Rpha Penerimaan 168,000,000 1,032,287,274 Biaya Produksi rata-rata 84,186,667 550,675,482 Nilai Bersih Sekarang 83,813,333 481,611,792 Jumlah Jumlah Lanjutan lampiran 26 PERHITUNGAN NILAI EKONOMI TAMBAK Rincian Satuan Tambak DKP Tambak Rakyat Jumlah Jumlah Luas Tambak ha 57.30 93.00 150.3 Periode panen kalitahun 3 3 Produksi rata-rata bandeng per ha per tahun tonhatahun 8 8 16 Jumlah Produksi bandeng per tahun tontahun 458.40 744.00 1,202.4 Produksi rata-rata Udang Alam per ha per tahun tonhatahun 1.95 1.95 3.89 Jumlah Produksi Udang Alam per tahun tontahun 111.45 180.89 292.33 Harga Bandeng Rpkg 15,000 15,000 30,000 Harga Udang Alam Rpkg 25,000 25,000 50,000 Investasi Rpha 114,666,667 114,666,667 Penerimaan dari Bandeng Rptahun 6,876,000,000 11,160,000,000 18,036,000,000 Penerimaan dari Udang Alam Rptahun 2,786,212,500 4,522,125,000 7,308,337,500 Jumlah Penerimaan Total Rptahun 9,662,212,500 15,682,125,000 25,344,337,500 Jumlah Biaya Produksi per ha Rphatahun 71,920,000 71,920,000 Jumlah Biaya Produksi per tahun Rptahun 4,121,016,000.00 6,688,560,000.00 10,809,576,000 Nilai Ekonomi Tambak Rptahun 5,541,196,500.00 8,993,565,000.00 14,534,761,500 NPV 10 tahun, DR 10 per ha Rpha 481,611,792 481,611,792 NPV 10 tahun, DR 10 Rp 27,596,355,672 44,789,896,640 Model Name: Nyoto Treeview Goal: Pengelolaan Mangrove Muara Angke Kekuatan Nilai keberadaan Nilai ekonomi Aksesibilitas Legalitas kawasan Kelemahan Kerusakan habitat Koordinasi kelembagaan Kesadaran masyarakat Komitmen pemda Peluang Permintaan wisata Potensi CSR Perhatian peneliti Ancaman Abrasi dan Intrusi Kebutuhan lahan Pencemaran Alternatives Konservasi mangrove 0,226 Penguatan kelembagaan 0,335 Partisipasi masyarakat 0,326 Teknologi pengelolaan 0,113 Ideal mode Page 1 of 3 24012012 8:15:10 Suaedi Lampiran 27 Hasil Analisis A’WOT Terhadap Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Pengelolaan Kawasan Mangrove Muara Angke Model Name: Nyoto Data Grid Pairwise Pairwise Pairwise Pairwise Alternative Kekuatan Nilai keberadaan L: 0,565 Kekuatan Nilai ekonomi L: 0,118 Kekuatan Aksesibilitas L: 0,055 Kekuatan Legalitas kawasan L: 0,262 Konservasi mangrove 1,000 ,519 ,593 ,578 Penguatan kelembagaan ,593 1,000 1,000 ,781 Partisipasi masyarakat ,343 ,317 ,343 1,000 Teknologi pengelolaan ,204 ,155 ,204 ,217 Pairwise Pairwise Alternative Kelemahan Kerusakan habitat L: 0,118 Kelemahan Koordinasi kelembagaan L: 0,565 Konservasi mangrove 1,000 ,443 Penguatan kelembagaan ,331 1,000 Partisipasi masyarakat ,698 ,666 Teknologi pengelolaan ,453 ,259 Pairwise Pairwise Pairwise Alternative Kelemahan Kesadaran masyarakat L: 0,262 Kelemahan Komitmen pemda L: 0,055 Peluang Permintaan wisata L: 0,637 Konservasi mangrove ,400 ,516 ,471 Penguatan kelembagaan ,689 1,000 ,973 Partisipasi masyarakat 1,000 ,722 1,000 Teknologi pengelolaan ,294 ,168 ,256 Pairwise Pairwise Pairwise Alternative Peluang Potensi CSR L: 0,258 Peluang Perhatian peneliti L: 0,105 Ancaman Abrasi dan Intrusi L: 0,637 Konservasi mangrove ,345 ,343 1,000 Penguatan kelembagaan ,896 ,593 ,593 Partisipasi masyarakat 1,000 1,000 ,204 Teknologi pengelolaan ,457 ,204 ,343 Page 2 of 3 24012012 8:15:10 Suaedi Pairwise Pairwise Alternative Ancaman Kebutuhan lahan L: 0,105 Ancaman Pencemaran L: 0,258 Konservasi mangrove ,419 1,000 Penguatan kelembagaan ,659 ,508 Partisipasi masyarakat 1,000 ,721 Teknologi pengelolaan ,223 ,812 Priority Graphs Priorities with respect to: Goal: Pengelolaan Mangrove Mu... Kekuatan ,262 Kelemahan ,118 Peluang ,565 Ancaman ,055 Inconsistency = 0,04 with 0 missing judgments. Synthesis: Summary Synthesis with respect to: Goal: Pengelolaan Mangrove Muara Angke Overall Inconsistency = ,03 Konservasi mangrove ,226 Penguatan kelembagaan ,335 Partisipasi masyarakat ,326 Teknologi pengelolaan ,113 Page 3 of 3 24012012 8:15:10 Suaedi 275 276 Lampiran 28 Kuesioner Penentuan Status Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Mangrove Muara Angke Jakarta Kuesioner PENENTUAN STATUS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN KAWASAN MANGROVE MUARA ANGKE JAKARTA Identitas Responden Nama : Pekerjaan Instansi : TelpHP : Tanggal Wawancara : Paraf : Oleh: NYOTO SANTOSO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 277 No Kuesioner: .......... Nama Responden : ……………………………………………………. Alamat : ……………………………………………………. No. HP : ……………………………………………………. Pekerjaan : ……………………………………………………. Tanggal pengisian : ……………………………………………………. Dimohon kesediaan BapakIbuSdr untuk mengisi kuesioner penelitian ini sebagai berikut; 1. Kuesioner penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai kondisi eksisting pembangunan kawasan mangrove Muara Angke Jakarta secara umum. 2. Penilaian kondisi eksisiting pembangunan kawasan mangrove Muara Angke Jakarta umum ini ditinjau dari 5 lima dimensi, yaitu: dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial budaya, dimensi teknologi, dan dimensi kelembagaan. 3. BapakIbuSdr silahkan memilih satu pilihan dengan memberikan tanda lingkaran pada keterangan pilihan kolom nilai yang telah tersedia. 4. Data dan informasi tersebut akan saya pergunakan sebagai bahan untuk penulisan disertasi. 5. Data dan semua informasi yang diberikan akan saya jamin kerahasiaannya. 6. Atas kesediaan dan partisipasi BapakIbuSdr saya ucapkan terima kasih. 278

1. Dimensi Ekologi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai 1 Tekanan lahan mangrove Kecendrungan perubahan lahan mangrove yang dikonversi untuk kegiatan budidaya atau pembangunan infrastruktur  Luas lahan mangrove yang dikonversi menjadi peruntukan lainnya  Luas kawasan mangrove yang potensial mengalami alih fungsi  Laju perubahan lahan mangrove 0 Tidak terjadi perubahan luas lahan mangrove 1 Perubahan luas lahan mangrove secara alami 2 Terjadi alih fungsi lahan mangrove tanpa memperhatikan fungsi lingkungan 2 Sedimentasi pantai Proses pengendapan material yang diangkut oleh media air sungai. Sedimentasi mengakibatkan pendangkalan dan terbentuknya delta serta pencemaran perairan  Volume bahan endapan di muara sungai  Perubahan kedalaman air laut dan muara sungai  Perubahan komposisi zat pada dasar perairan 0 Sedimentasi tidak mengalami peningkatan yang signifikan 1 Sedimentasi mengalami peningkatan namun tidak signifikan mempengaruhi kondisi perairan 2 Sedimentasi telah mempengaruhi kondisi perairan berupa terbentuknya delta dan pendangkalan 3 Abrasi pantai Proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai dan faktor lainya reklamasi, SLR.  Luas lahan yang terabrasi  Perubahan panjang garis pantai 0 Tidak terjadi abrasi pantai 1 Terjadi abrasi pantai namun tidak signifikan mempengaruhi garis pantai 2 Terjadi abrasi pantai dan telah mempengaruhi garis pantai 4 Pencemaran perairan Perubahan keadaan di sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia di kawasan Pantura Jakarta yang menyebabkan kualitas perairan menjadi menurun  Perubahan kondisi beberapa parameter kualitas air  Perubahan warna dan bau air  Banyaknya biota air yang mati akibat penurunan kualitas air 0 Kualitas air golongan I 1 Kualitas air golongan II- III 2 Melampaui baku mutu 279

1. Dimensi Ekologi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai 5 Pemanfaatan lahan tambak Luas lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tambak  Luas lahan yang sesuai untuk budidaya tambak  Luas lahan budidaya yang telah dimanfaatkan 0 Sangat sesuai, 1 Sesuai, 2 Tidak sesuai 6 Pemanfaatan kawasan untuk wisata Pemanfaatan lahan untuk kawasan wisata dalam kaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan  Luas lahan wisata yang digunakan  Daya dukung lahan kawasan wisata  Konservasi sumberdaya alam di kawasan wisata 0 Tidak memperhatikan aspek konservasi 1 Memperhatikan aspek konservasi namun dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung lahan 2 Memperhatikan aspek konservasi dan daya dukung kawasan 7 Pemanfaatan air tanah Pemanfaatan air tanah oleh penduduk dan industri melalui penggunaan sumur dalam  Jumlah penduduk yang menggunakan air tanah  Jumlah industri yang menggunakan air tanah 0 Rendah: 5 1 Sedang: 5-10 2 Tinggi: 10 8 Sanitasi lingkungan Status kesehatan lingkungan kawasan Pantura Jakarta yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya  Kebersihan kawasan perumahan  Kebersihan saluran drainase  Ketersediaan air bersih 0 Banyak sampah di lingkungan perumahan, drainase tidak bersih, dan sulit air bersih 1 Lingkungan perumahan dan drainase baik namun sulit air bersih 2 Lingkungan perumahan dan drainase baik serta tersedia air bersih 9 Fungsi konservasi mangrove Adanya manajemen air, tanah, dan mineral di dalam kawasan mangrove Jakarta mencakup kegiatan survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan  Luas lahan konservasi  Lembaga yang menangani kawasan konservasi  Kegiatan pada kawasan konservasi 0 Tidak ada konservasi, 1 Ada konservasi namun tidak dikelola dengan baik 2 Ada konservasi dan dikelola dengan baik 10 Potensi Karbon Adanya potensi kawasan mangrove sebagai penyimpan karbon dan penghasil  Data lahan yang bervegetasi mangrove dan non mangrove 1 Rendah: potensi karbon tonha 2 Sedang : potensi karbon antara .... tonha 280

1. Dimensi Ekologi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai oksigen yang dapat diperjualbelikan dalam perdagangan karbon  Potensi biomasa  Potensi karbon 3 Tinggi: potensi karbon tonha 11 Penjerap dan pengurai polutan Adanya fungsi yang dijalankan oleh kawasan mangrove dalam menurunkan kadar polutan  Data kondisi kualitas air di kawasan mangrove  Data luas dan jenis vegetasi mangrove  Data penelitian bioremediasi mangrove 0 Rendah: Kualitas air semakin buruk, penutupan vegetasi menurun 1 Sedang: Kualitas air tidak berubah, penutupan vegetasi tetap 2 Tinggi: Kualitas air lebih baik, penutupan vegetasi meningkat 281

2. Dimensi Ekonomi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai 1 Aksesibilitas Kawasan Mangrove Tingkat aksesibilitas kawasan mangrove Muara Angke untuk dilakukan pengelolaan dan pemanfaatan  Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan kawasan mangrove untuk dapat diakses dengan sarana transportasi yg ada  Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan terhadap tuntutan untuk kelancaran kegiatan wisata alam 0 Rendah : lokasi termasuk sulit diakses dengan sarana transportasi yang ada dan prasaranasarana pengelolaan kurang sekali 1 Sedang: lokasi dapat diakses dan prasaranasarana pengeolaan belum memadai 2 Tinggi : lokasi mudah diakses dan prasarana sarana pengelolaan sudah baik 2 Manfaat Langsung Mangrove Besarnya nilai manfaat langsung bagi masyarakat  Jumlah komodiitisumberday a yg dimanfaatkan masyarakat 0 Rendah jumlah orang yan memanfaatkan 10 KK 1 Sedang 10 - 30 2 30 3 Daya beli masyarakat Daya beli menunjukkan kemampuan masyarakat dengan sejumlah uang membeli sesuatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Daya beli tergantung pada besarnya pendapatan dan tingkat harga.  Indeks daya beli masyarakat kawasan Pantura Jakarta  Indeks daya beli nasional 0 0,50 kali daya beli nasional 1 0,50 – 1,5 kali daya beli nasional 2 1,5 kali daya beli nasional 4 Jumlah Sektor Informal Jumlah sektor usaha usaha sektor pertanian, perikanan, jasa, dsb yang berkembang atas prakarsa masyarakat  Jumlah pelaku usaha informal  Kesempatan berusaha dalam sektor informal 0 Rendah: Kesempatan kerja dan berusaha tidak berkembang 1 Sedang: kesempatan 282

2. Dimensi Ekonomi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai usaka dan bekerja berkembang 30 2 Tinggi: kesempatan usaka dan bekerja berkembang 30 5 Rerata penghasilan terhadap UMR Rata-rata penghasilan masyarakat dibandingkan dengan Upah Minimum Regional UMR Jakarta Utara  Rata-rata penghasilan masyarakat per bulan  UMR Jakarta Utara 0 Dibawah 1 Sama 2 Lebih tinggi 6 Jumlah penduduk miskin Banyaknya penduduk miskin berdasarkan kriteria BPS jumlah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per bulan di bawah garis kemiskinan  Jumlah penduduk miskin  Garis kemiskinan 0,5 kali penduduk miskin provinsi 1 0,5 – 1,50 kali peduduk miskin provinsi 2 1,5 kali penduduk miskin provinsi 7 Penyerapan tenaga kerja Banyaknya angkatan kerja penduduk berusia di atas 15 tahun yang terserap oleh lapangan kerja di kawasan Pantura Jakarta  Jumlah penduduk di atas 15 tahun  Jumlah penduduk yang bekerja  Penduduk yang bekerja di kawasan Pantura Jakarta 0 10 penduduk bekerja di kawasan mangrove 1 10-30 penduduk bekerja di kawasan mangrove 2 30 penduduk bekerja di kawasan mangrove 8 Anggaran Pemerintah untuk mangrove Jumlah anggaran pemerintah untuk pengelolaan mangrove Muara Angke  Jumlah anggaran pemerintah dan pemerintah daerah untuk pegelolaan mangrove Muara Angke 0 Rendah Jumlah anggaran untuk kegiatan pengelolaan kurang 1 Sedang Jumlah anggaran utk pengelolaan mangrove mencukupi, namun masih 283

2. Dimensi Ekonomi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai kurang 2 Tinggi jumlah anggaran untuk pengelolaan mangrove cukup dan melebihi dari kebutuhan 9 Manfaat Tidak Langsung Nilai ekonomi manfaat tidak langsung mangrove Muara Angke  Tuntutan manfaat tidak langsung sangat tinggi  Persentase nilai manfaat tidak langsung dari TEV mangrove Muara Angke 70 0 Rendah Nilai manfaat tidak langsung 40 dari TEV 1 Sedang Nilai manfaat tidak langsung 40 – 60 dari TEV 2 Tinggi Nilai manfaat tidak langsung 60 10 Persentase Pendapatan SDI Pendapatan masyarakat dari kegiatan dan usaha yang memanfaatkan sumberdaya perikanan relatif terhadap total pendapatan masyarakat dari usaha lainnya  Rata-rata Pendapatan masyarakat  Rata-rata pendapatan masyarakat dari usaha sumberdaya perikanan 0 50 1 50-80 2 80 11 Potensi da jumla kunjungan wisatawan Potensi demand kegiatan wisata alam dan jumlah kunjungan wisata alam pada kawasan mangrove Muara Angke  Jumlah kunjungan wisata alam kawasan mangrove  Potensi kwgiatan wisata alam 0 Rendah : jumlah wisatawan 10.000 orgthn dan potensi kegiatan wisata rendah 1 Sedang : jumlah wisatawan 10.000- 20.000 orgthn dan potensi kegiatan wisata alam sedang 2 Tinggi : jumlah wisatawan 20.000 orgthn dan potensi kegiatan wisatawan tinggi 12 Dukungan Dana Dukungan dana CSR Dana CSR perusahaan 0 Rendah: Tidak 284

2. Dimensi Ekonomi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai CSR dari swasta untuk pengelolaan mangrove rehabilitasi, sarana dan prasarana pengelolaan swasta dan BUMN yang telah dialokasikan untuk kegiatan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke ada dukungan dana CSR untuk pengelolaan mangrove 1 Sedang: ada dukungan dana CSR untuk pengelolaan mangrove, namun jumlahnya sedikit 2 Tinggi: ada dukungan dana CSR untuk pengelolaan mangrove dan jumlahnya banyak 285

3. Dimensi Sosial

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai 1 RT pemanfaat sumberdaya Jumlah rumah tangga RT pekerja yang memanfaatkan sumberdaya pesisir sebagai lahan untuk mata pencaharian utama seperti nelayan, petambak, pengolah perikanan, buruh tani nelayan  Jumlah RT  Jumlah RT nelayan  Jumlah RT petambak  Jumlah RT pengolah perikanan  Jumlah RT buruh tani nelayan 0 30 1 30 – 60 2 60 dari total RT 2 Pengetahuan terhadap lingkungan Pengetahuan masyarakat tentang lingkungan kawasan pesisir baik biologi, fisik, kimia, dan pencemaran lingkungan Persepsi masyarakat tentang lingkungan yang baik 0 Rendah 1 Cukup 2 Baik 3 Tingkat pendidikan f masyarakat Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, PT masyarakat kawasan Pantura Jakarta dibandingkan dengan pendidikan masyarakat di Jakarta Utara  Pendidikan penduduk Jakarta Utara SD, SMP, SMA, PT  Pendidikan penduduk kawasan Pantura Jakarta SD, SMP, SMA, PT 0 SD 1 SMP- SMA 2 PT 4 Partisipasi dalam pengelolaan mangrove Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya pesisir mulai dari pemberian data dan infiormasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pembangunan yang dilakukan secara terpadu dengan pemerintah Keterlibatan masyarakat dalam pemberian data dan infiormasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pembangunan 0 rendah 1 sedang 2 tinggi 5 Konflik sosial Frekuensi konflik terkait pemanfaatan lahan dan lingkungan antar masyarakat baik dalam kawasan maupun dengan masyarakat di luar kawasan pantura Jakarta  Banyaknya kerusuhan antar warga terkait kawasan  Banyaknya kerusuhan dengan warga dari luar 0 Tidak pernah 1 1 kali setahun 2 ≥ 2 kali setahun 286

3. Dimensi Sosial

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai 6 Dampak sosial thd masyarakat Dampak sosial positif bagi kehidupan masyarakat sekitar  Masyarakat sekitar menyadari dan merasakan fungsi dan manfaat kawasan mangrove Muara Angke 0 Rendah: masyarakat tidak merasakan dan tidak menyadari 1 Sedang : masyarakat merasakan, namun masih rendah 2 Tinggi: masyarakat sekitar merasakan manfaat kawasan mangrove dan menyadari sepenuhnya 7 Kesadaran masyarakat Masyarakat sekitar menyadari manfaat dan fungsi kawasan mangrove dan berpartisipasi dalam pengelolaan  Masyarakat sekitar berpartisipasi dalam kegiatan rehabilitasi, dan mengamankan kawasan mangrove  Masyarakat sekitar berpartisipasi dalam pendanaan dan penyebarluasan informasi manfaat dan fungsi mangrove 0 Rendah : masyarakat sekitar yang berpartisipasi 20 1 Sedang : masyarakat sekitar yang berpartisipasi 20 – 50 2 Tinggi : masyarakat sekitar yang berpartisipasi 50 8 Perhatian Peneliti Mangrove Peneliti mangrove Perguruan Tinggi, pelajar, LSM yang melakukan kegiatan penelitian di kawasan mangrove Muara Angke  Jumlah kegiatan penelitian kunjungan peneliti, praktek pengelolaan dan kegiatan penelitian yang telah dilakukan di kawasan mangrove Muara Angke 0 Rendah: jumlah penelitian sedikit sekali 20 kalithn 1 Sedang : jumlah penelitian 20-40 kalithn 2 Tinggi : jumlah penelitian 40 kalithn 9 Frekuensi pertemuan masyarakat Masyarakat aktif menyelenggarakan pertemuan atau ikut dalam pertemuan untuk konservasi mangrove  Kehadiran masyarakat dalam setiap pertemuan pelestarian mangrove tinggi 0 Rendah: kehadiran masyarakat dalam pertemuan 287

3. Dimensi Sosial

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai selalu hadir konservasi mangrove 20 1 Sedang: kehadiran masyarakat 20- 50 2 Tinggi : kehadiran masyarakat : 50 10 Resistensi terhadap kebijakan pemerintah Frekuensi demonstrasi dan protes oleh masyarakat terhadap kebijakan pemerintah terkait pembangunan kawasan pantura Jakarta  Banyaknya demonstrasi terhadap kebijakan  Banyaknya aksi protes masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan 0 Tidak ada demo besar 1 1 kali setahun demo besar 2 ≥ 2 kali setahun 288

4. Dimensi Kelembagaan

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai 1 Ketersediaan peraturan pengelolaan Tersedianya peraturan pengelolaan lingkungan kawasan pantura Jakarta yang disepakati oleh stakeholder dan menjadi dasar dalam pengelolaan lingkungan kawasan  Adanya peraturan pengelolaan lingkungan kawasan  Tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat dan pengusaha terhadap peraturan yang ada  Adanya informasi dan petunjuk tentang pengelolaan lingkungan di lokasi terkait 0 Tidak tersedia peraturan pengelolaan lingkungan 1 Tersedia tapi tidak dipahami oleh masyarakat dan pengusaha dan tidak tersosialisasi dengan baik 2 Ada peraturan dan tersosialisasi dengan baik dan dipahami oleh masyarakat dan pengusaha 2 Keterlibatan lembaga masyarakat Partisipasi aktif masyarakat dan lembaga masyarakat dalam pengawasan dan evaluasi pembangunan kawasan pantura Jakarta  Keterlibatan masyarakat dalam memberikan data informasi pembangunan  Keterlibatan masyarakat dalam proses pengawasan dan evaluasi pembangunan kawasan  Keterlibatan lembaga masyarakat dalam mekanisme pengawasan dan evaluasi serta tindak lanjutnya 0 Masyarakat dan lembaga masyarakat tidak terlibat dalam pengawasan dan evaluasi 1 Masyarakat dan lembaga masyarakat terlibat tetapi hanya secara prosedural 2 Masyarakat dan lembaga masyarakat terlibat aktif dalam meberikan informasi, proses, dan penentuan mekanisme pengawasan dan evaluasi 3 Komitmen Pemda untuk konservasi Komitmen pemda untuk melakukan konservasi sumberdaya alam terkait pelestarian fungsi kawasan pesisir  Konsistensi rencana tata ruang, kebijakan konservasi, dengan kebijakan pemanfaatan ruang kawasan  Bantuan dan fasilitasi pelestarian kawasan konservasi  Penegakan hukum pelestarian kawasan konservasi 0 Rendah: pemda tidak melakukan ketiga hal tersebut 1 Sedang: hanya 1 atau 2 hal yang dilakukan pemda 2 Tinggi: pemda telah melakukan ketiga hal tersebut 4 Sistem pengambilan keputusan Sistem pengambilan keputusan SPK dalam penentuan kebijakan  Penggunaan database dalam perumusan kebijakan  Keterlibatan stakeholder dalam 0 Tidak terdapat SPK 1 Ada tetapi tidak berfungsi sesuai dengan SPK yang disepakati 289

4. Dimensi Kelembagaan

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai pembangunan kawasan pantura Jakarta pengambilan keputusan  Penggunaan sistem pendukung keputusan DSS dalam pengambilan keputusan 2 Ada dan berfungsi sesuai dengan SPK 5 Kemampuan aparat pelaksana Kemampuan aparat pelaksana dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan  Kesesuaian dengan pendidikan  Pengalaman dan masa kerja dalam bidang yang sesuai  Kemampuan menjalin komunikasi dengan pihak lain  0 Rendah 1 Sedang 2 Tinggi 6 Keterpaduan program pengelolaan Keterpaduan pembangunan kawasan Pantura Jakarta dengan sektor terkait di kawasan Pantura Jakarta  Pelibatan sektor terkait dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi  Kerjasama pembangunan kawasan dengan sektor terkait  Sinkronisasi program pembangunan antar sektor terkait 0 Tidak terpadu, tidak melibatkan sektor lainnya 1 Kadang-kadang terpadu, yakni hanya pada beberapa tahap pembangunan melibatkan sektor lainnya 2 Terpadu, melibatkan sektor lainnya dalam semua tahapan pembangunan 7 Legalitas Kawasan Mangrove Status kawasan mangrove menurut Pemerintah Pusat dan Pemda Provinsi DKI Jakarta  Tingkat status pengelolaan kawasan mangrove menurut Pemerintah Pusat  Konsistensi status kawasan mangrove dalam RTRW Provinsi DKI Jakarta 0 Rendah : status kawasan mangrove belum jelas dan tidak ada konsistensi RTRW 1 Sedang : status kawasan mangrove sudah jelas dan ada konsistensi RTRW 2 Tinggi : status kawasan mangrove sudah jelas dan ada konsisten RTRW 8 Hubungan pemerintah pusat Daerah Koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah Kota dan pemerintah pusat dalam pelaksanaan pembangunan di kawasan pantura  Pelibatan pemerintah pusat dalam perencanaan pembangunan  Pelibatan pemerintah pusat dalam evaluasi pembangunan  Kerjasama 0 Tidak melibatkan pemerintah pusat 1 Kadang-kadang melibatkan pemerintah pusat 2 Sering melibatkan pemerintah pusat 290

4. Dimensi Kelembagaan

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai Jakarta operasional 9 Penegakan hukum Tingkat penegakan hukum yang dicapai di kawasan Pantura Jakarta  Banyaknya kasus yang terjadi  Banyaknya kasus yang diselesaikan sesuai dengan prosedur hukum  Banyaknya kasus yang tidak dapat diselesaikan di tingkat lokal 0 Banyak kasus yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif lama 1 Hanya diselesaikan di tingkat lokal 2 Penegakan hukum dilaksanakan dengan baik 291

5. Dimensi Teknologi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai 1 Teknologi budidaya perikanan Tersedianya teknologi usaha budidaya perikanan mencakup konstruksi lahan budidaya, pembenihan, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan  Teknologi konstruksi tambak  Teknologi pembenihan  Pemberian pakan  Pengelolaan kualitas air  Pengendalian hama dan penyakit 0 Tidak ada, 1 Teknologi sederhana tidak semua teknologi diterapkan, 2 Semua teknologi diterapkan 2 Teknologi Rehabilitasi Mangrove Tersedianya teknologi dalam rehabilitasi mangrove, dan manajemennya  Informasi jenis dan musim berbuah  Teknik dan desain kontruksi rehabilitasi  Pengelolaan teknik dan disain kontruksi rehabilitasi 0 Tidak ada, 1 Teknologi sederhana tidak semua teknologi diterapkan, 2 Semua teknologi diterapkan 3 Teknologi pengelolaan limbah Teknologi pengelolaan limbah padat dan cair baik dari limbah domestik maupun limbah industri dalam kawasan maupun dari luar kawasan  Pengelolaan limbah padat  Pengelolaan limbah cair  Kelembagaan dan SDM pengelolaan limbah 0 Tidak ada, 1 Teknologi sederhana tidak semua teknologi diterapkan, 2 Semua teknologi diterapkan 4 Teknologi pengelolaan sumberdaya air Teknologi pengelolaan sumberdaya air baku, air sungai, air laut, dan air limbah di dalam kawasan Pantura Jakarta  Pengelolaan air baku untuk air minum  Pengelolaan daerah aliran sungai di hilir  Pencegahan intrusi air laut  Pengelolaan limbah cair 0 Tidak ada, 1 Teknologi sederhana tidak semua teknologi diterapkan, 2 Semua teknologi diterapkan 5 Teknologi pemantauan kualitas lingkungan Teknologi pemantauan kualitas lingkungan perairan, daratan, dan udara baik yang tetap maupun yang bergerak  Pemantauan kualitas udara  Pemantauan kualitas air  Pemantauan kualitas tanah  Manajemen pemantauan 0 Tidak ada, 1 Teknologi sederhana tidak semua teknologi diterapkan, 2 Semua teknologi diterapkan 6 Teknologi Teknologi untuk  Pembuatan 0 Tidak ada 292

5. Dimensi Teknologi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai Penanggulangan abrasi mencegah abrasi pantai, baik berupa teknik sipil break water maupun vegetatif penanaman mangrove atau gabungan keduanya bangunan pemecah ombak break water dari batu dan kontruksi beton  Bangunan dari bambu untuk memecah ombak dan mengendalikan sampah  Penanaman mangrove dan revitalisasi habitat mangrove  Bangunan pemecah ombak break water dan penanaman mangrove 1 Teknologi sederhana, atau sangat kurang teknik pencegah abrasi 2 Semua teknik pencegahan abrasi dilaksanakan pada sepanjang pantai yg terancam abrasi 7 Teknologi Penanggulangan intrusi Teknologi untukmengurangi dan mencegah terjadinya intrusi masuknya air laut menuju daratan melalui rembesan pori- pori tanah, sehingga air tanah di daratan menjadi asin atau lebih asin  Pembangunan bendungwaduk di tepi pantai  Pemeliharaan ekosistem lahan basah mangrove, rawa, dsb di sepanjang pesisir  Pengendalian pelarangan pengambilan air tanah 0 Tidak ada 1 Teknologi sederhana, atau sangat kurang teknik pencegah intrusii 2 Semua teknik pencegahan intrusi dilaksanakan pada sepanjang pantai yg terancam intrusi 8 Teknologi pencegahan banjirrob Teknologi untuk mencegah terjadinya banjirrob di wilayah pesisir  Pemeliharaan saluran drainase, dan sungai  Pengendalian sampah rumah tanggaindustri  Pembangunan tanggul penahan banjirrob  Pemasangan pompa air 0 Tidak ada 1 Teknologi sederhana, atau sangat kurang teknik pencegah intrusi 2 Semua teknik pencegahan abrasi dilaksanakan pada sepanjang 293

5. Dimensi Teknologi

No Atribut Definisi Data dan informasi Skor Penilaian Nilai pantai yg terancam intrusi 9 Teknologi pencegahan sedimentasi Teknologi struktur dan konstruksi bangunan dan keterpaduannya dengan utilitas bangunan, terkait kondisi lahan pesisir pengaruhnya dalam rancangan tampilan dan estetika bangunan.  Teknologi konstruksi ramah lingkungan  Teknologi konstruksi yang sesuai kondisi lahan  Tampilan dan estetika bangunan 0 Tidak ada 1 Teknologi sederhana, atau sangat kurang teknik pencegah intrusii 2 Semua teknik pencegahan intrusi dilaksanakan pada sepanjang pantai yg terancam intrusi Lampiran 29 Kuesioner nilai ekonomi total kawasan mangrove Muara Angke Jakarta KUESIONER ANALISIS NILAI EKONOMI TOTAL KAWASAN MANGROVE MUARA ANGKE JAKARTA Oleh: NYOTO SANTOSO Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor 2010 IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama 2. Alamat 3. Pendidikan 4. Umur 5. Pekerjaan Utama: Sampingan: 6. Pendapatan Per minggu: Per bulan: Per tahun: 7. Tanggungan 8. Daerah asal 9. Domisili Lama tinggal: Status rumah: Luas rumah: Jarak rumah ke pantai 10. Lahan Luas lahan yg dimiliki: Luas lahan usaha: 11. Air Sumber air minum: Sumber air MCK: Jumlah air yang digunakan per hariminggubulan 12. Infromasi lainnya

1. Nilai Ekowisata Kawasan Mangrove

a. Apakah ada wisatawan yang berkunjung ke kawasan muara angke? b. Berapa biaya perjalanannya? c. Berapa biaya transportasinya? d. Berapa biaya penginapannya? e. Berapa biaya konsumsinya? f. Berapa harga tiket masuk kawasan? g. Berapa biaya dokumentasinya. h. Berapa pengunjungnya per hari? i. Berapa pengunjungnya per minggu? j. Berapa pengunjungnya per bulan?

2. Nilai Ekonomi Hutan Mangrove

a. Luas utuh lahan hektar b. Luas lahan tidak utuh hektar c. Unit rent kayu mangrove Rp

3. Nilai Ekologis Kawasan Mangrove 1. Penahan Intrusi Air Laut:

a. Komponen yang dibiayai dalam mencegah intrusi air laut? Jenis Pengeluaran Rata-rata Biaya Rp Masa Pakai Rata-rata Biaya per tahun Rp Pengadaan Perawatan Operasional b. Pembiayaan air bersih oleh penduduk  Jumlah KK pengguna air?  Pemakaian air per hari?  Harga air per kubik?

2. Pelindung abrasi

a. Ketebalan hutan mangrove? b. Tinggi tembok pelindung abrasi? c. Biaya pembuatan tembok pelindung abrasi Rpm 2 d. Berapa nilai kerugian akibat abrasi?

3. Penghasil Karbon Dioksida

a. Tingkat keragamanan mangrovenya? b. Tingkat kerapatan mangrovenya? c. Jumlah carbon dioksida CO 2 yang dihasilkan? d. Kemampuan menyimpan CO 2 ? e. Harga per ton CO 2 ?

4. Nursery Ground

Berapa Biaya pembuatan tambak per hektar?

4. Nilai Keberadaan Kawasan Mangrove

1. Apakah perlu dipertahankan kawasan mangrove muara angke Jakarta? Jika ya, alasannya? Berapa lama harus dipertahankan? Jika tidak, alasannya? 2. Apakah bersedia membayar untuk mempertahankan keberadaan kawasan mangrove muara angke Jakarta? Jika ya, berapa rupiah per hektar? Alasannya? Jika tidak, alasannya? 3. Apakah Saudara setuju bahwa bahwa hutan mangrove memiliki fungsi sebagai pelindung pantai ? Jika ya, alasannya? Jika tidak, alasannya? 4. Apakah Saudara sependapat bahwa masyarakat sekitar hutan berhak atas pembayaran jasa lingkungan hutan Jika ya, alasannya? Jika tidak, alasannya? 5. Apakah Saudara sependapat bahwa masyarakat pemanfaat hutan yang merasakan manfaat jasa lingkungan hutan mangrove dan oleh karena itu mereka seharusnya bersedia membayar jasa lingkungan tersebut bagi masyarakat sekitar hutan ? Jika ya, alasannya? Jika tidak, alasannya? 6. Apakah Saudara sependapat bahwa konversi hutan mangrove di wilayah pesisir seharusnya dilarang atau dikendalikan dan hutan mangrove dijadikan daerah konservasi ? Jika ya, alasannya? Jika tidak, alasannya? Terima kasih atas partisipasi Saudara ABSTRACT Nyoto Santoso . Policy Guidance and Strategy for Sustainable Mangrove Management in Muara Angke DKI Jakarta. Guided by: Cecep Kusmana, Dedi Soedharma, and Rinekso Soekmadi. Mangrove area in Muara Angke DKI Jakarta is about 477.7 ha, having values and potencies for lives supporting around. Objectives of this study: 1 to identify biophysical environment condition of mangrove, 2 to study social condition of the community around mangrove area, 3 to analyze economical values of mangrove area in Muara Angke, 4 to analyze sustainability status of mangrove area management, 5 to establish the guide of policy and strategy of sustainable management of mangrove area in Muara Angke. Methods of data analysis were description, quantitative TEV, sustainability MDS, and A’WOT analysis. Results showed: 1 land cover vegetation in mangrove area was increasing with rehabilitation activity, 2 diversity of plants mangrove associated increased, 3 variation of fauna bird, mammals, reptile, and fish decreased, 4 estimation of economical value in the area was about Rp. 100.009.463.994,-year, 5 the condition of mangrove management in Muara Angke DKI Jakarta was not sustainable yet, 6 Leveraging sustainable factors needed to be encouraged were reducing beach abration, water contamination, increasing participation management, application of mangrove rehabilitation technology, rob technology, keeping and improving Local Government commitment, integrated programs, in building and application of laws in mangrove management, provide regulation and law enforcement in mangrove management area, 7 goals of sustainable mangrove management based on priorities were 1 Empowering of institution, 2 Improving of community stakeholders participation in mangrove management, 3 Improving of mangrove conservation, and 4 Utilizing of technology on mangrove management. Keywords : mangrove, economic valuation , management strategy, sustainable. 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang