Penilaian Masyarakat Terhadap SMMA

menyatakan bersedia turut memasyarakatkan pentingnya hutan lindung cukup besar yaitu berkisar antara 62,5 hingga 90 pada masing-masing kategori masyarakat. Akan tetapi masyarakat nelayan dan petambak relatif lebih baik motivasinya dibanding masyarakat Non-PIK dan PIK. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat nelayan dan petambak relatif intensif dalam menggunakan sumberdaya hutan lindung, sehingga merasa bertanggung jawab pula atas kelestariannya.

e. Penilaian Masyarakat Terhadap SMMA

Masyarakat di sekitar SMMA adalah masyarakat yang heterogen yang terdiri dari beberapa suku dan agama. Menurut kedudukan dan aktivitasnya, masyarakat sekitar SMMA terdiri atas: 1 masyarakat bantaran sungai, 2 masyarakat di kampung nelayan, 3 masyarakat umum, dan 4 masyarakat perumahan. Masyarakat di bantaran S. Angke terdiri atas masyarakat dari daerah Indramayu, Brebes, Demak, Surabaya, Kulon, dan Tangerang. Menurut informasi dari aparat kelurahan kawasan tersebut adalah pemukiman liar karena merupakan kawasan bantaran sungai. Khusus di dekat Muara S. Angke terdapat usaha peengolahan kerang hijau yang sudah berjalan sejak tahun 1993. Pengusahaan kerang hijau ini di satu sisi merupakan sumber penghasilan masyarakat, namun di lain pihak ikut memberikan sumbangan yang besar dalam penyempitan S. Angke melalui pembuangan cangkang kerang hijau di sepanjang pinggiran badan sungai. Permasalahan ini apabila tidak ditangani secara serius akan dapat mengakibatkan penyempitan terus-menerus pada S. Angke dan pada akhirnya dapat mendorong terjadinya banjir. Masyarakat di kampung nelayan merupakan komponen masyarakat yang bermatapencaharian utama sebagai nelayan. Pembangunan Kampung Nelayan ini sekitar tahun 1977-1979. Sedangkan status lahannya adalah pinjam pakai. Pembangunan perumahan di Kampung Nelayan sudah berlangsung 3 kali dan masyarakat terus mempertanyakan status lahan dan status kepemilikan. Penduduk di Kampung Nelayan sama dengan penduduk di bantaran sungai, mempunyai tingkat heterogenitas yang tinggi. Kegiatan pengasinan dilakukan oleh kelompok masyarakat yang berasal dari Indramayu, kegiatan nelayan didominasi oleh Pesisir Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan kegiatan berdagang dilakukan oleh penduduk dari Jawa, Makassar, dan Tangerang. Kelompok masyarakat di perumahan dapat dijelaskan bahwa bentuk kegiatannya adalah sebagai pemerhati satwaliar monyet ekor panjang dan burung, sifatnya untuk rekreasi dan santai. Di samping itu kawasan SMMA juga dijadikan oleh kelompok-kelompok masyarakat sebagai tempat melepas burung dan kura-kura yang tujuannya di samping konservasi juga ibadah kepercayaan Agama Budha. Untuk lebih mengetahui pandangan, persepsi dan keinginan masyarakat terhadap SMMA dapat dijelaskan sebagai berikut:

e.1. Mengerti Tentang SMMA