150 alam yang ditawarkan oleh TWA Angke menarik untuk dikunjungi dan dilihat
lagi. Hal ini didukung oleh pernyataaan responden dalam penelitian ini menunjukkan ketertarikannya untuk mengunjungi lagi pada kesempatan waktu
yang lain.
5.2.4 Ekowisata Tol Soedyatmo
Responden di lokasi wisata ini sebayak 30 orang. Pengunjung lokasi wisata ini yang menjadi responden kebanyakan berasal Jabodetabek dengan
pengunjung dominan berasal dari Jakarta. Umur rata-rata responden adalah 37 tahun. Umur tersebut merupakan usia produktif dan matang dalam berpikir dan
bertindak sehingga dimungkinkan responden akan memberikan jawaban yang cukup rasional dan obyektif.
Ekowisata Mangrove Tol Soedyatmo merupakan salah satu kawasan mangrove yang dikembangkan sebagai salah satu obyek tujuan wisata di beberapa
ruas jalan tol Soedyatmo. Kawasan ini dikelola oleh Dinas Pertanian, Kehutanan, dan DKI Jakarta. Kawasan ini menawarkan atraksi alam berupa vegetasi
mangrove dengan berbagai jenis. Kawasan ini memiliki kondisi yang cukup baik. Salah satu lokasi yang menarik di kawasan wisata ini adalah jembatan
pengamatan mangrove yang mengitari mangrove di sekitar kawasan ini yang bersebelahan dengan tol Soedyatmo. Di kawasan ini vegetasi mangrove tumbuh
dengan sangat baik dengan teknik Guludan yang ditanam di atas air tergenang atau bekas tambak. Sebagian lagi vegetasi mangrove tumbuh dengan baik di
sepanjang jalur pejalan kaki di dalam kawasan ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas dan pengelola Ekowisata
Tol Soedyatmo bahwa para pengunjung Ekowisata Tol Soedyatmo kebanyakan dengan tujuan untuk memancing ikan di sekitar guludan-guludan dan mangrove.
Hampir sedikit sekali wisatawan yang benar-benar melakukan kunjungan dalam rangka menikmati sajian wisata alam mangrove. Namun dalam penelitian ini latar
belakang responden berasal dari kalangan akademisi yang melakukan kunjungan lapangan ke mangrove, sehingga tingkat pendidikan responden dalam penelitian
dengan menggunakan metode TCM kebanyakan dengan latar belakang tingkat pendidikan sarjana Gambar 22.
151
Gambar 22 Tingkat pendidikan responden TCM di Ekowisata Tol Soedyatmo.
Fasilitas dan sarana prasarana penunjang wisata ini kurang memadai dan tidak lengkap seperti TWA Angke Kapuk. Fasilitas dan sarana prasarana di lokasi
ekowisata ini hanya sebatas jembatan pengamatan, WCtoilet dengan jumlah terbatas dan tidak memiliki kantin. Penjaja makanan dan minuman hanya
ditawarkan oleh pedagang kaki lima. Lokasi wisata ini juga menyediakan tempat untuk dijadikan arena outbond dan camping ground, meskipun tidak menyediakan
fasilitas outbond dan camping.
Gambar 23 Persepsi responden terhadap lokasi wisata Ekowisata Tol Soedyatmo.
Persepsi responden terhadap lokasi wisata ini sangat baik. Hal ini dicerminkan dari hasil wawancara dengan respoden sebanyak 14 orang
menyatakan persepsi kawasan wisata ini menarik dan 11 responden menyatakan sangat menarik Gambar 23. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh murahnya
152 harga tiket masuk ke kawasan ini hanya sebesar Rp. 500, tetapi mendapatkan
sajian atraksi alam yang cukup menarik. Selain itu, fasilitas juga cukup tersedia dengan baik. Meskipun sangat berbeda jauh dengan fasilitas sarana prasarana
yang disediakan pengelola TWA Angke Kapuk.
5.2.5 Suaka Margasatwa Muara Angke Suaka Margasatwa Muara Angke merupakan salah satu kawasan lindung
dibawah pengelolaan BKSDA DKI Jakarta. Kawasan ini tidak banyak pengunjung yang datang karena kondisi dan fasilitas penunjang kegiatan pariwisata sangat
terbatas. Kawasan ini juga dalam kondisi yang sangat buruk dimana membutuhkan rekonstruksi dan rehabilitasi bangunan.
Lokasi kawasan ini yang berhadapan langsung dengan jalan raya menjadikan kawasan ini kurang diminati oleh pengunjung. Kawasan ini juga tidak
memiliki lokasi parkir kendaraan bermotor bagi pengunjungnya sehingga mampu mempengaruhi persepsi dan motivasi masyarakat untuk mengunjunginya. Selain
itu, kawasan suaka margasatwa Angke Kapuk yang bersebelahan dengan sungai Angke juga tercium bau tidak sedap. Polusi udara di sekitar kawasan ini juga
mempengaruhi masyarakat untuk datang mengunjunginya.
Gambar 24 Tingkat pendidikan responden TCM Suaka Margasatwa Muara Angke.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas dan pengelola Suaka Margasatwa Muara Angke bahwa pengunjung dalam 3 tahun terakhir semakin
menurun jumlahnya. Hal ini disebabkan oleh semakin rendahnya kualitas wisata
153 Suaka Margasatwa Muara Angke. Minimnya dana pemeliharaan dan pengelolaan
menjadikan kawasan ini kondisinya semakin memburuk. Banyak bangunan yang sudah rusak dan rapuh. Pada beberapa titik juga
membahayakan para pengunjung untuk menikmati lokasi wisata ini. Apalagi ditambah kondisi lingkungan sekitar. Hal yang sangat menganggu kenyamanan
pegunjung lokasi ini adalah polusi udara yang ditandai dengan bau tidak sedap dari Sungai Kali Angke. Sungai Angke yang berwarna hitam dan ditutupi oleh
sampah pada permukaannya mengurangi nilai estetika dari lokasi ini. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi persepsi pengunjung terhadap lokasi ini.
Gambar 25 Persepsi responden terhadap lokasi wisata Suaka Margasatwa Muara Angke.
Hasil wawancara dengan petugas dan pengelola kawasan wisata ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan responden dalam penelitian ini yang
tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Gambar 24. Responden di kawasan wisata ini memberikan penilaian yang relatif rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
jawaban persepsi responden yang menyatakan lokasi wisata ini hanya “biasa saja”, sebaliknya responden tidak ada satupun yang menyatakan ketertarikannya
terhadap lokasi wisata ini Gambar 25.
5.3 Analisis Nilai Ekonomi Total