45 NDVI merupakan salah satu indeks vegetasi yang umum digunakan, terutama untuk
mengetahui kandungan biomassa suatu lokasi. NDVI menggunakan band infra merah dekat dan band merah. Adapun rumus yang digunakan adalah:
NIR RED
NDVI NIR
RED
1 Dimana,
NIR : Nilai digital pada band infra merah dekat RED
: Nilai digital pada band merah Nilai NDVI yang dihasilkan berkisar antara -1 hingga +1. Vegetasi lebat
diwakili oleh nilai-nilai yang mendekati 1, badan air memiliki nilai mendekati -1, sedangkan NDVI untuk tanah kosong cenderung mendekati nol.
Klasifikasi indeks tutupan vegetasi ditentukan berdasarkan rentang nilai NDVI hasil perhitungan. Jumlah klasifikasi kerapatan mengacu pada buku Pedoman
Inventarisasi dan Identifikasi Mangrove yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan. Pembagian
klasifikasinya adalah sebagai berikut: a Kerapatan tajuk lebat 0,43
≤ NDVI ≤ 1,00 b Kerapatan tajuk sedang 0,33
≤ NDVI ≤ 0,42 c Kerapatan tajuk jarang -1,00
≤ NDVI ≤ 0,32
2. Keanekaragaman Jenis dan Dominasi Jenis Tumbuhan
Hutan mangrove di lokasi penelitian dibedakan menjadi 5 lokasi, yaitu: Suaka Margasatwa Muara Angke, Hutan Lindung, Hutan Wisata, Kebun Bibit, dan
Lahan dengan Tujuan Istimewa. Kelima lokasi atau daerah tersebut memiliki tingkat kerusakan dan penutupan vegetasi yang berbeda-beda.
Pada jalur-jalur yang telah dibentuk, dibuat petak ukur bertingkat berbentuk bujur sangkar yang dibuat secara berselang seling. Masing-masing berukuran 10 m x
10 m tingkat pohon, 5 m x 5 m tingkat pancang, dan 1 m x 1 m tingkat anakan
46 Kusmana 1995. Bersamaan dengan pengukuran dilakukan pencatatan pada tally
sheet yang meliputi jenis dan jumlah individu masing-masing jenis.
Stadium pertumbuhan vegetasi mangrove, dibedakan dengan menggunakan kriteria Kusmana 1995, yaitu:
a. Anakan : Permudaan mulai kecambah sampai anakan setinggi 1,50 m
b. Pancang : Permudaan dengan tinggi 1,50 m sampai pohon muda berdiameter kurang dari 10 cm
c. Pohon : Berdiameter 10 cm atau lebih. Data yang diperoleh di lapangan digunakan untuk menghitung kerapatan,
frekuensi penyebaran jenis, dominasi penguasaan jenis, dan indeks nilai penting peran jenis. Persamaan-persamaan yang digunakan untuk pengolahan data vegetasi
mangrove adalah sebagai berikut: a. Kerapatan batangha
= Jumlah individu suatu jenis
Luas seluruh petak b. Kerapatan relatif KR
= Kerapatan suatu jenis x 100
Kerapatan seluruh jenis c. Frekuensi Jenis
= Jumlah petak terisi suatu jeins
Jumlah seluruh petak d. Frekuensi Relatif FR
= Frekuensi suatu jenis x 100
Frekuensi seluruh jenis e. Dominasi Jenis
= Luas bidang dasar suatu jenis
Luas seluruh petak f. Dominasi Relatif DR
= Dominasi suatu jenis x 100
Dominasi seluruh Jenis g. Indeks Nilai Penting INP
= KR+FR+DR
2. Satwaliar
Data primer yang berkaitan dengan satwaliar diperoleh dengan penjelajahan atau reconnaisance, yang dilakukan di seluruh hutan mangrove Muara Angke hutan
lindung, suaka margasatwa, hutan wisata, kebun bibit, dan LDTI, baik mengenai
47 kondisi habitat secara umum maupun jenis satwaliar terutama yang dilindungi. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi umum kawasan Muara Angke sebagai habitat satwaliar. Setelah ditemukan jenis satwaliar, dilakukan pengamatan intensif di
tiap tipe vegetasi atau lokasi habitat yang ada. Khusus untuk data burung, pengumpulan data dilakukan dengan metode terkonsentrasi Consentration Count
Method dan metode perjalanan untuk menyusun daftar jenis pada lokasi pengamatan
Alikodra 1990.
3. Valuasi Ekonomi