3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian dilakukan di kawasan mangrove Muara Angke yang termasuk Kelurahan Kamal Muara, Kelurahan Kapuk, dan Keluarahan Muara Angke,
wilayah Kecamatan Penjaringan, Kota Madya Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Wilayah kajian juga meliputi Sub DAS Sungai Angke, Sub DAS Sungai
Cengkareng, dan Sub DAS Sungai Kamal. Waktu penelitian dilakukan sejak bulan Desember 2010 sampai dengan bulan
Juni 2011. Data sekunder yang dihimpun dari berbagai pihak di antaranya: laporan penelitian Fakultas Kehutanan IPB, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB,
Universitas Indonesia, dan LPP Mangrove, instansi terkait PT. Mandara Permai, PT. Murindra Karya Lestari, Dinas Pertanian dan Kelautan Perikanan, Balai
Konservasi Sumberdaya Alam Jakarta atau BKSDA, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah atau BPLHD, dan Badan Pengelola Reklamasi Pantura atau BP
Pantura, pemerintah daerah Kelurahan Kamal Muara, Kelurahan Kapuk, Kelurahan Muara Angke, Kecamatan Penjaringan-Kodya Jakarta Utara, dan Daerah Khusus
Ibukota Jakarta dan pemerintah pusat Ditjen RLPS dan Ditjen PHKA Kementrian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementrian Kelautan dan
Perikanan.
3.2 Ruang Lingkup, Tahapan Penelitian dan Variabel yang Diamati
3.2.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini meliputi serangkaian kegiatan sebagai berikut: a. Mengkaji kondisi biofisik kawasan mangrove Muara Angke yang meliputi:
kondisi geologi dan tanah, hidrologi, iklim, kualitas air, flora dan fauna, dan biota air
b. Survei kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat sekitarnya, harapan dan keinginan, potensi permintaan pemanfaatan mangrove, persepsi masyarakat dan
swasta terhadap pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke, dan kebijakan
39 pengelolaan pemerintah pemerintah daerah kota atau propinsi, pemerintah pusat
tentang penyelamatan hutan mangrove Muara Angke c. Valuasi ekonomi sumberdaya mangrove yang dimanfaatkan masyarakat wisata
terbatas, pendidikan, penelitian, budidaya tambak, tegakan hutan, biota air, fauna darat, dan jasa lingkungan
d. Menganalisis status keberlanjutan pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke DKI Jakarta
e. Merumuskan arahan kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan mangrove Muara Angke yang berkelanjutan .
3.2.2 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian dimulai dengan inventarisasi yang bertujuan untuk mengetahui aspek biofisik kawasan mangrove Muara Angke kondisi fisik kimia dan
biologi kawasan, aspek sosial ekonomi dan budaya penduduk, pendidikan, mata pencaharian, dan persepsi masyarakat terhadap kondisi kawasan mangrove Muara
Angke, serta kondisi pengelolaan saat ini potensi kawasan, kegiatan yang telah dilakukan, rencana program pengelolaan setiap sektor atau instansi serta kondisi, dan
rencana pengembangan infrastruktur. Kajian kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan mangrove Muara
Angke dan valuasi ekonomi sumberdaya mangrove Muara Angke dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini masyarakat penduduk, pendidikan, mata pencaharian,
pendapatan, harapan dan keinginan, dan interaksi dengan kawasan mangrove serta nilai sumberdaya kawasan mangrove. Status keberlanjutan pengelolaan kawasan
mangrove Muara Angke dimaksudkan untuk mengetahui status terkini dan faktor pengungkit yang perlu didorong untuk mewujudkan pengelolaan kawasan mangrove
Muara Angke berkelanjutan. Sintesis bertujuan untuk merumuskan
“Arahan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Kawasan Mangrove Muara Angke yang B
erkelanjutan” yang didukung semua pihak, paling optimal bagi pengembangan kawasan mangrove Muara Angke
DKI Jakarta. Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3.
40
Gambar 3 Tahapan penelitian.
3.2.3 Jenis Data yang Dikumpulkan